79. With You - (Ten Uke!!)

1.1K 24 35
                                    

Yang belum tahu atau belum pernah baca ff ku dan langsung loncat ke ff ini, biar aku jelaskan. Aku sebagai author punya nama korea yaitu Shin Hyunbin dan itu kadang jadi cewek kadang jadi cowok... nah di ff ini aku mau nulis perdana sama Ten.... kalau ada yang protes kemarin sama Shotaro.. ini kok sama Ten.. biar aku jelaskan lagi. Di Islam kan boleh ya punya istri sampai 4.. jadi di NCT istriku adalah :

Ten

Chenle

Haechan

Shotaro

4 kan... aku adil kok... mana beda kewarganegaraan lagi ya wahahahahahahahahaha #plak #dihajar-Daehwi

WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAK

Selamat membaca


Ten berkacak pinggang didalam wardrobe nya yang seluas dua ruangan dengan dua lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ten berkacak pinggang didalam wardrobe nya yang seluas dua ruangan dengan dua lantai. Sementara sang suami - Hyunbin hanya menatap kebingungan. Mau apa lagi Ten ini, isi wardrobe sudah penuh masa iya...

"Tidak ada baju yang pas untuk pesta minum teh dengan nenekmu," ucap Ten yang sudah diprediksi oleh Hyunbin. 

"Hanya minum teh saja kan, pakai pakaian apapun juga tidak masalah, yang penting jangan pakai lingerie sih," celetuk Hyunbin yang dikejutkan karena Ten membalikkan badan dan melotot padanya, "Iya... ayo kalau mau beli... ayo..."

Hyunbin bangkit berdiri sebelum kena amuk istrinya, lebih parahnya lagi kalau dia sampai tidak dapat jatah sampai berbulan - bulan, padahal hanya perkara baju saja dan sudah sangat banyak pakaian di dalam wardrobe. Tapi melihat istrinya yang tersenyum senang dan bergegas menggerakkan tubuh untuk belanja, Hyunbin sih ikut tersenyum saja. 

@@@@@

Hyunbin sangat memahami istrinya yang tidak mau diganggu ketika berbelanja jadi biasanya dia akan mengosongkan mall untuk berbelanja istrinya tercinta yang semok bohai aduhai ini, tetapi karena ini mendadak Hyunbin tidak bisa melakukannya. Dia bukan orang kaya yang otoriter. 

"Aku tunggu di kafe biasanya ya," ucap Hyunbin. 

"Tidak boleh, bantu aku memilih pakaian," kata Ten dengan tegas. 

Hyunbin menghela nafas panjang, "Baiklah... baiklah...."

Ten mulai memilih - milih pakaian untuknya, sementara Hyunbin mulai beranjak ke bagian celana. 

Tangan Ten terjulur, menyentuh pada sebuah pakaian yang sudah menarik perhatiannya ketika tiba - tiba saja seorang perempuan mengambil pakaian dari tangannya dan menatap sinis kearahnya. Ten menatap pada si perempuan  yang tidak lain adalah mantan kekasih suaminya ketika SMA - Irene. 

"Bahagia sekali wajahmu, dari orang miskin yang tidak punya apa - apa sekarang hidup bagaikan ratu ya," kata Irene. 

"Apa urusannya denganmu, jangan mengangguku," Ten yang tidak mau menanggapi lebih lanjut melangkahkan kakinya untuk pergi tetapi Irene dengan kasar menarik tubuhnya hingga rak pakaian terjatuh, namun yang membuat Ten heran justru Irene yang berpura - pura jatuh sembari berteriak histeris. 

"Ada apa?" tanya Hyunbin yang muncul dengan wajah keheranan. 

Irene yang bangun berdiri setelah dibantu beberapa orang kemudian menunjuk pada Ten, "Dia mendorongku sampai aku terjatuh."

"Ya.. jangan sembarangan bicara, aku tidak mendorongmu," ucap Ten. 

"Kau lihat sendiri kan, aku yang bertubuh ramping ini sangat mudah di jatuhkan begitu saja oleh Ten... dia yang men...akkkh..."

Mata Ten terbelalak lebar dan cukup terkejut ketika Hyunbin tiba - tiba saja melangkah maju dan mencekik leher Irene. Tidak hanya Ten yang terkejut tentu saja, tetapi juga para pegawai toko pakaian. 

"Sudah kubilang berkali - kali untuk tidak menganggu keluargaku lagi," kata Hyunbin, "Aku meninggalkanmu karena tahu betapa busuknya kau, bukan karena Ten menggodaku agar mendapatkan hartaku seperti yang selalu kau katakan di hadapan semua teman - teman SMA kita bahkan pada keluargaku."

"Aakkhh.. sakit Hyunbin... lepaskan..." 

Hyunbin mendorong tubuh Irene hingga terjatuh kembali, "Aku akan benar - benar menghancurkanmu jika aku tahu kau menganggu lagi."

"Sudah sayang... sudah..." Ten mengelus lembut pada bahu Hyunbin. 

Hyunbin menolehkan kepala, menatap pada Ten yang tersenyum lembut. 

"Aku sudah baik - baik saja kok, tidak terluka sama sekali," kata Ten, "Jadi sudah ya jangan marah - marah lagi. Ayo kita pulang saja."

Ten melingkarkan tangannya pada lengan Hyunbin dan melangkahkan kaki meninggalkan Irene yang tengah dibantu berdiri - untuk kedua kalinya. 

"Tapi kau belum dapat bajunya," kata Hyunbin. 

"Di rumah sudah banyak, aku pakai yang ada dirumah saja," kata Ten, "Maaf ya.. gara - gara aku ingin beli baju."

"Tidak apa - apa... maafkan aku juga karena sudah emosi dan membuatmu takut," Hyunbin menghentikan langkah kakinya "Maaf ya..."

Ten tersenyum lebar, "Aku tidak takut kok.... terima kasih karena sudah melindungiku dan tetap percaya padaku."

Hyunbin balas tersenyum, ia mengecup lembut pada kening Ten, "Karena inilah aku memilihmu untuk menjadi pendampingku hingga akhir hayatku nanti."

Ten menjadi tersenyum malu - malu, bukan hanya Hyunbin yang mendapatkan pendamping yang sesuai tetapi Ten juga mendapatkan yang sesuai. 

Yang sempurna dan akan menemani hingga akhir hayat. 


Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang