76.Mark Ahjussi - (Haechan Uke!!)

1.6K 32 18
                                    

Karena yang request bilang terserah siapa semenya yang penting ukenya Haechan... maka semenya biarkan yang mainstream yaitu Mark.... ehehehehehe... yang belum baca ff Series MarkHyuck silahkan mampir...

https://www.wattpad.com/myworks/263029848/write/1045327640

Haechan menunggu dengan gelisah di depan gerbang sekolahnya karena papanya belum juga datang menjemput

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan menunggu dengan gelisah di depan gerbang sekolahnya karena papanya belum juga datang menjemput. Disaat hatinya sedang gelisah menunggu jemputan yang belum juga datang tiba - tiba saja sebuah mobil berwarna merah dengan simbol kuda jantan berhenti di hadapannya. Dan ketika jendela mobil terbuka perlahan, wajah paling menyebalkan yang tidak diinginkan oleh Haechan justru yang muncul. 

"Ayo masuk, ayahmu tidak bisa mengirim orang untuk mengantarmu pulang, jadi buruan masuk..."

"Enggak mau ah... Mark ahjussi galak, gak mau aku masuk kedalam mobil, nanti aku yang semok bahenol dan mempesona ini di apa - apakan lagi," omel Haechan. 

"Ya sudah.. sana naik bis biar di lecehkan om - om jelek dan bau," Mark menutup jendela mobilnya dan benar - benar melaju meninggalkan Haechan. 

"Ya!!!! Ahjussi!!!" Haechan berlari mengejar mobil Mark, niatnya biar seperti di film - film yang dramatis tetapi dia malah tersandung dan sukses jatuh tengkurap dengan wajah menghantam tanah cukup keras. Haechan bangun duduk, menatap pada tangannya yang kotor dan... "Huwaaaaaaa......... sakit!!!!!"

Di dalam mobil Mark menghela nafas panjang, dia keluar dari mobil dan mendekat pada Haechan yang masih menangis keras, "Ck ck ck ck jangan menangis bocah... kan cuma jatuh sedikit..."

Haechan mendongakkan kepalanya dan sontak...

"Astaga... hidungmu berdarah!!!! Ya Tuhan... bagaimana ini??? Ambulan!!!!! PMI!!!! PSSI!!! PBB!!! UNICEF!!!!" teriak Mark panik. 

"Ahjussi santai... ini sudah enggak sakit kok..." Haechan mengusap hidungnya yang berdarah dengan sapu tangan di sakunya, sementara itu Mark masih panik menelepon ambulan. Haechan bangkit berdiri dan buru - buru merebut handphone dari tangan Mark, kalau tidak begitu bisa - bisa Mark benar - benar akan menelepon PBB.

Mark menatap khawatir pada Haechan, ia menangkup wajah Haechan dan mengamati dengan seksama kondisi tubuh Haechan, "Sudah tidak apa - apa, beneran sudah tidak sakit?"

"Iya sudah tidak sakit... ini sudah tidak ngalir lagi kok darahnya," kata Haechan. 

"Aku takut kalau kau sampai terluka parah," Mark mengusap lembut pada pipi Haechan. 

"Iya ahjussi beneran sudah tidak sakit, tadi aku kaget saja jatuh jadinya nangis keras," kata Haechan. 

"Jangan jatuh - jatuh lagi ya.." Mark mengecup lembut pada bekas luka di wajah Haechan. 

Haechan tersenyum lebar, ia kemudian menunjuk pada pipinya yang juga sedikit terluka, "Yang ini juga dicium dong."

Mark tersenyum lebar, kemudian mencium lembut pada pipi yang ditunjuk oleh Haechan. Mark mengelus lembut pada bibir Haechan, "Sepertinya yang ini juga terluka."

"Cium dong..." Haechan memonyongkan bibirnya.

Dan tentu saja Mark tidak menolak dan mencium lembut pada bibir Haechan, kekasihnya ini memang suka jual mahal, suka membuat drama dahulu baru mereka bermesraan seperti ini. 

Mark awalnya ingin mencium lembut saja pada bibir Haechan, tetapi kekasihnya ini malah memperdalam ciuman mereka hingga akhirnya Mark terpaksa membalas ciuman Haechan dengan lebih hangat. Hingga keduanya tidak sadar jika ambulan dan ambulan dari PMI sudah datang dari dua penjuru yang berbeda dan menatap pada dua orang yang sedang berciuman. 

Salah satu petugas kesehatan yang menatap penuh iri dengki mengambil teleponnya dan, "Lapor... ada tindak pedofilia disini."

Mendengar ucapan si petugas kesehatan, Mark dan Haechan melepaskan ciuman mereka dan menatap kearah si petugas kesehatan yang segera menurunkan handphonenya. 

"Ya... kau...." dan tanpa bisa di cegah, Haechan sudah berlari menuju si petugas kesehatan dan menendang keras si petugas kesehatan. 

"Aduh bocah...." Mark menepuk jidatnya sendiri cukup keras, susah memang punya kekasih yang terlalu hiperaktif seperti Haechan. 


Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang