147. Pure?-(Jeno X Yangyang X Jaemin NCT)

565 40 21
                                    

Diantara semua murid - murid populer di sekolah, Yangyang paling berharap bisa dekat dengan Jeno dan Jaemin. Dua murid kelas 3 - 2 yang sangat tampan, kapten klub basket dan klub musik, anak dari pengusaha dan politisi terkenal, dikenal sangat baik sementara Yangyang hanya anak pindahan dari China yang terasingkan. Tidak memiliki teman bahkan, dan dia berharap bisa dekat dengan orang yang justru paling populer. Keinginan yang aneh.

Tetapi lebih aneh, Yangyang terus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Seperti hari ini dia datang diam - diam ke lapangan basket, mengintip kegiatan latihan yang biasanya dilakukan oleh Jeno dan timnya. Yangyang yang sudah bersembunyi dibelakang pohon, tidak melihat ada satu orangpun di lapangan basket.

"Kok tidak ada orang, apa hari ini tidak latihan..." ucap Yangyang seorang diri.

"Iya, hari ini tidak latihan..."

Mendengar suara seseorang dibelakangnya, Yangyang langsung membalikkan badan dan ia terkejut luar biasa tidak menyangka sama sekali jika dihadapannya sudah berdiri Jeno dan Jaemin yang tersenyum lebar kearahnya.

"Aku memperhatikanmu belakangan ini," Jaemin melangkah maju mendekat pada Yangyang.

Yangyang yang semakin terpojok antara pohon dibelakangnya dengan Jeno dan Jaemin dihadapannya, hanya bisa pasrah saja.

"Kau juga diam - diam melihat latihanku di ruang musik kan," kata Jaemin.

Lidah Yangyang terasa kelu, dia pikir selama ini penyamaran dan kegiatannya yang melihat diam - diam latihan Jaemin dan Jeno tidak ketahuan, ternyata.

"Mau ikut main dengan kami," ajak Jeno secara tiba - tiba.

Yangyang yang masih bingung hanya menatap kearah Jeno.

"Ayo, kami ingin berteman denganmu," Jaemin mengambil tangan Yangyang dan menarik adik kelasnya itu untuk ikut dengannya.

Yangyang menurut saja, hatinya saat ini benar - benar bahagia karena perjuangannya akhirnya mendapatkan hasil.

@@@@@

Langkah kaki Yangyang memasuki apartemen mewah yang entah milik siapa. Dia masuk saja dan duduk dengan canggung di ruang santai sementara Jaemin dan Jeno sibuk menyiapkan camilan dan minuman.

"Kau mau menonton film atau karaoke atau main game?" tanya Jaemin.

"Terserah kalian saja hyung," kata Yangyang.

"Kalau begitu kita lihat film saja," Jeno mengeluarkan sebuah kaset cd, "Yang ini sepertinya bagus."

Yangyang menganggukkan kepala dengan begitu sopan ketika Jaemin menuangkan minuman untuknya, "Terima kasih hyung."

Film mulai terputar, Yangyang sudah mulai curiga ketika film yang dia lihat tidak seperti film pada umumnya. Dan ternyata memang benar, film yang dicurigai mendadak masuk adegan dua laki - laki berciuman. Yangyang semakin terkejut ketika Jeno mendekat padanya, mengelus lembut pada pahanya.

Yangyang mulai merasa tidak nyaman ketika tangan Jeno bergerak mengelus paha atasnya. Yangyang masih terdiam ketika dagunganya dipegang lembut oleh Jaemin dan kepalanya menoleh kearah Jaemin.

Bibir Yangyang segera dilumat oleh Jaemin, sementara tangan Jeno bergerak membuka risleting celana milik Yangyang.

Yangyang merasa semakin tidak nyaman, dia mendorong cukup keras pada tubuh Jaemin hingga ciuman mereka terlepas.

Jaemin menatap terkejut dengan tatapan tidak suka pada Yangyang. Dan anehnya Yangyang seperti terintimidasi dengan tatapan mengerikan dari Jaemin, ia menolehkan kepala kearah Jeno dan sama saja ternyata Jeno juga menatap tajam kearahnya.

"Kau bukankah ingin bersama dengan kami," kata Jeno yang tangannya bergerak mengelus pada dada Jaemin, "Jika kau merasa keberatan dengan apa yang kami lakukan, pergi saja dari sini. Tapi... jangan harap kami akan berbuat baik padamu di sekolah."

Yangyang terdiam, ia menatap pada Jaemin yang justru menyeringai lebar sembari meminum anggur yang memang disediakan. Setelah beberapa detik Yangyang berfikir, ia kemudian bangkit berdiri.

"Tidak ada jaminan kalian berbuat baik padaku setelah aku memberikan tubuhku pada kalian," kata Yangyang.

Yangyang benar - benar melangkah pergi dari hadapan Jeno dan Jaemin. Dia memang mencintai dua laki - laki yang kini tengah menatap kepergiannya, tetapi dia tidak bodoh untuk memberikan seluruh tubuhnya untuk mereka.

@@@@@

Di tengah - tengah latihan, Jeno mendadak berhenti di pinggir lapangan basket. Suara hiruk pikuk teriakan dari penggemarnya memang terdengar memekakkan telinga tetapi sosok yang dia cari tidak ada sama sekali. Biasanya Yangyang akan berada di jarak yang cukup jauh, menatap kearah lapangan basket dengan wajah memerah karena malu. Kini anak laki - laki siswa kelas 2 itu tidak terlihat dimanapun.

Jeno kembali tersadar setelah mendengar teriakan marah dari Mark. Namun alih - alih melanjutkan latihannya, dia justru berlari keluar lapangan. Menyadari kesalahan yang dilakukannya beberapa hari lalu pada Yangyang. Jika dia meminta maaf sekarang, mungkinkah masih ada kesempatan?

@@@@@

Jaemin mendadak berhenti bernyanyi, tatapan matanya menyapu gedung pertunjukan yang memang sering digunakan untuk berlatih klub musiknya. Di bagian bangku penonton banyak murid laki - laki atau perempuan yang menonton latihannya, tetapi dia tidak melihat sosok Yangyang sama sekali. Biasanya anak laki - laki itu duduk dibagian pinggir dan agak dibelakang, mungkin belum cukup percaya diri untuk bergabung dengan yang lain. Seharusnya Jaemin tidak perlu memikirkan satu orang diantara puluhan ornag yang juga mengaguminya, tetapi ternyata dia terjebak dengan sosok Yangyang yang membuat hatinya terus merasa merindu.

Tangan Jaemin menjatuhkan mic yang ada ditangannya, ia melompat turun dari panggung dan berlari menuju luar gedung pertunjukan. Menyadari kebodohan yang dilakukannya beberapa hari lalu pada Yangyang. Jika dia meminta maaf sekarang, mungkinkah masih ada kesempatan?

@@@@@

Yangyang tengah mengaruk - garuk kepala bagian belakangnya karena merasa pusing dengan tugas matematikanya ketika dia dikejutkan dengan kedatangan Jeno dan Jaemin. Ia menatap pada dua kakak kelasnya yang berdiri dihadapannya dengan nafas terengah - engah.

"Maaf..." ucap Jeno dan Jaemin nyaris bersamaan.

Yangyang terdiam, mengamati dua sosok yang menatapnya dengan tatap mata jauh lebih halus dan lembut. Senyuman Yangyang tercipta, ia menganggukkan kepala.

"Iya hyung, sudah dimaafkan..." kata Yangyang.

Suara lembut Yangyang yang masuk kedalam telinga Jeno dan Jaemin seketika memberikan ketenangan dan kehangatan pada keduanya. Kaki Jeno dan Jaemin melangkah duduk dihadapan Yangyang, mereka yang benar - benar sudah bertekad untuk tidak menuntut sex atau yang melibatkan hawa nafsu menatap penuh kelembutan dan cinta kasih pada Yangyang.

"Hyung... soal yang ini sulit sekali..."

Jeno dan Jaemin saling tatap, keduanya kemudian tertawa lirih. Ya, mereka yang terbiasa mendapatkan sex dari penggemar mereka, kini justru mendapatkan soal matematika dari Yangyang. Memang ketika bertemu yang berbeda, akan jauh lebih menyenangkan.

Jeno dan Jaemin tidak berani berjanji apapun pada Yangyang, tetapi sepertinya mereka akan mencintai Yangyang dalam waktu cukup lama.

Atau mungkin

Mencintai Yangyang untuk selamanya.

Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang