107. Pay - (Jay X Jungwon Enhypen)

731 26 12
                                    

Jangan tanyakan pada Jungwon berapa harga semalam untuk kamar hotel dibawah laut tempat dia berdiri saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan tanyakan pada Jungwon berapa harga semalam untuk kamar hotel dibawah laut tempat dia berdiri saat ini. Kantong orang miskin yang masih berpikir 3 kali untuk membayar kuota sebulan, tidak akan sanggup membayangkan bisa menginap di kamar hotel ini. Langkah kaki Jungwon mendekat pada jendela, menatap pada ikan yang berenang kesana kemari seolah - olah ingin menghiburnya. Seolah - olah tahu kesedihannya. 

Jungwon tersenyum lebar, melambaikan tangan dengan penuh semangat pada sosok laki - laki yang sangat disukainya - Jay yang melangkah mendekat padanya dengan wajah cemberut. Jungwon segera mendekat, melingkarkan tangannya pada lengan Jay. 

"Kau kenapa sayang?? cemberut  begini... jadi jelek tahu..." goda Jungwon sembari mencubit gemas pada pipi kekasihnya. Jungwon menatap cukup kesal ketik Jay menampik tangannya dan melangkah pergi dengan wajah yang masih ditekuk, "Ih... sayang ada apa sih???? cerita dong!!!!"

Jay menghentikan langkah kakinya, membuat Jungwon yang sedang mengejarnya juga ikut berhenti. 

"Aku kesal... Suno dan Jake mengejekku tadi," kata Jay yang akhirnya membuka mulutnya. 

Jungwon mengerutkan kening, "Kenapa lagi dua orang itu?"

"Tidak sih.. salahku sih sebenarnya.." kata Jay yang kali ini mengelus lembut pada rambut Jungwon dan tersenyum lebar, "Pergi makan yuk... aku traktir."

Jungwon menganggukkan kepala dengan penuh semangat. 

@@@@@

Jungwon menatap pada semangkuk ramen murah seharga 3000 won dan sepiring kecil kimchi lobak yang ada dihadapannya. 

"Makan ini saja ya..." kata Jay dengan senyuman lebar. 

"Aku belikan da..."

"Tidak.. tidak... kan aku sudah janji mau membelikanmu makan, tapi aku cuma bisa membelikan ini, jadi makan ini saja dulu ya. Nanti kalau aku sudah dapat bayaran dari kerja sambilanku aku belikan makanan yang lebih mahal," kata Jay. 

Jungwon menganggukkan kepalanya, "Tapi... kita jadi liburan kan.."

"Iya jadi... kan aku sudah menabung juga," kata Jay. 

Jungwon bertepuk tangan dengan sangat semangat. Dia sudah membayangkan pergi jalan - jalan dengan kekasihnya. Dan... ia kembali menatap pada Jay, "Sayang..."

Jay menatap pada Jungwon yang memegang lembut pada tangannya. 

"Aku sudah mencari informasi, kau diejek Suno dan Jake karena sepatu ya..." kata Jungwon, "Aku belikan ya sepatu adidas limited edition."

"Aku kan sudah bilang berkali - kali ka..."

Jungwoon menutup mulut Jay dengan mencium pada bibir kekasihnya itu. Setelah yakin Jay tidak lagi protes, Jungwon melepaskan ciumannya dan tersenyum kearah kekasihnya. 

"Aku tidak bermaksud merendahkan, tetapi... bukankah memberikan sesuatu pada seseorang yang disayangi itu hal yang wajar," kata Jungwon. 

"Nanti aku dianggap matre," kata Jay. 

"Biarkan saja.. mereka itu iri karena tidak bisa memiliki kekasih yang imut, manis dan bohay sepertiku..."

Jay pada akhirnya tertawa karena tingkat kepercayaan diri kekasihnya yang luar biasa ini. 

@@@@@

Mata Jungwon masih menatap kearah lautan lepas dihadapannya. Senyumannya mengembang melihat sepatu adidas yang tenggelam perlahan kedalam lautan. Kepalanya menoleh ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Senyumannya semakin mengembang menatap pada sosok laki - laki berbadan kekar yang juga tersenyum padanya. 

@@@@@

Jungwon menyodorkan sepatu paling mahal pada Jay. Laki - laki dihadapannya ini terlihat tidak yakin atau mungkin lebih tepat tidak enak. Jungwon yang menyadari ketidak enakan kekasihnya itu memeluk lembut pada tubuh Jay. 

"Ayolah sayang... tidak apa - apa, harganya hanya 300 juta kok, ambil saja.." kata Jungwon. 

"Beli yang biasa saja, jangan yang ini kemahalan," kata Jay yang kini bingung karena berusaha melepaskan pelukan Jungwon.

"Tidak mau.. ini saja, biar kau tidak diejek lagi," kata Jungwon. 

"Tapi aku tidak enak. Aku tidak akan bisa membalasmu," balas Jay. 

"Cukup pergi liburan denganku... ya.. ya.. ya.."

Jungwon tersenyum senang dan berteriak girang ketika melihat Jay menganggukkan kepala. 

"Ngomong - ngomong sayang, ayahmu kerja apa kok sepertinya kaya sekali.. kau membelikan barang - barang begini untukku tidak akan dimarahi emangnya?" tanya Jay. 

Jungwon melangkah menuju kasir, "Tidak.. kan kau bayar sendiri.."

"Ha??? Apa?"

Jungwon membalikkan badan dengan senyuman lebar, "Tentu saja ayahku tidak marah... buat ayahku, kebahagiaan anaknya adalah hal terbaik."

@@@@@

"Daddy..." Jungwon melangkah memeluk tubuh kekar seorang laki - laki dewasa yang keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk. 

Jungwon melanjutkan cudling manjanya pada si laki - laki yang ia panggil daddy, tidak peduli pada sebelah sepatu adidas limited edition yang kali ini juga tenggelam. Tidak peduli pada rangkaian usus manusia yang juga tenggelam dan segera menjadi makanan ikan. Satu - satunya organ yang tidak pernah laku dijual, usus.... terbuang... dan menjadi makanan ikan. 

Sementara Jungwon masih tidak memperdulikan keadaan diluar kamar bawah laut. Ia lebih sibuk duduk dipangkuan daddynya sembari bertanya. 

"Jadi.. siapa kali ini yang harus aku goda daddy?"

Yaoi Oneshoot Series - Book 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang