Tanggal 12 sudah jadwal masuk sekolah walaupun masih daring karena aku ini panitia MOS jadi akan banyak kegiatan. Belum lagi ada pertemuan dengan wali murid dan juga banyak hal yang harus dipersiapkan. Jadi... kalau uploadnya telat dimaklum saja.
SELAMAT MEMBACA
Johnny berkacak pinggang di dalam ruang khusus untuk beristirahat tukang kebun, office boy dan juga beberapa pegawai. Melihat Johnny yang sudah berkacak pinggang dengan kesal, buru - buru salah satu pegawai yang mungkin merasa paling tinggi kedudukannya dan berani bicara, Ten - mendekat pada Johnny.
"Ada apa tuan muda??" tanya Ten.
"Dimana Jaehyun?? Disuruh membersihkan kebun sampai sekarang belum juga selesai. Aku menyuruhnya membenarkan ledeng di villa milikku," omel Johnny.
"Mungkin ada rumput yang bandel tidak mau dipotong," ucap Ten yang membuat Johnny mendelik kearahnya. Tentu saja Ten tidak mengerti, apa salahnya?
"Ikut aku Ten..." kata Johnny.
"Kemana??"
"Ketempat Jaehyun..."
@@@@@
Johnny buru - buru membekap mulut Ten sebelum pegawainya itu berteriak karena melihat Jaehyun asyik mengintip sembari mengelus - elus lubang anal yang sudah terpampang nyata.
Johnny mendekat pada Ten dan berbisik lirih, "Kamar paling dekat yang kosong dimana??"
"Di Villa Kamboja bos.." jawab Ten setelah bekapannya dilepaskan.
"Buka dan kuncinya tinggal di lubang kunci dalam," kata Johnny, "Sekarang."
Ten menatap heran, tapi melihat tatap mata Johnny dia segera melangkah melaksanakan tugas.
Johnny mendekat perlahan pada Jaehyun, meski sudah hati - hati tetap saja kakinya tidak sengaja menginjak ranting sehingga Jaehyun terperanjat kaget dan buru - buru membalikkan badan. Saking terkejutnya, Jaehyun lupa membenarkan celananya.
Johnny melangkah lebih cepat, menahan cepat tubuh Jaehyun yang hendak melarikan diri, matanya melirik sejenak pada celana Jaehyun yang masih menggantung, dengan hentakan tangannya yang cukup cepat, Johnny menaikkan celana milik Jaehyun tanpa melepaskan pandangan dari sosok Jaehyun yang ada dihadapannya, "Pantas saja aku tunggu lama.. ternyata sedang asyik disini."
"Maafkan saya tuan..." cicit Jaehyun dengan suara lirih penuh dengan nada ketakutan.
"Tetap... aku harus menghukummu," Johnny menggerakkan tangannya, mengangkat tubuh Jaehyun yang bisa dibilang tidak kecil, meletakkannya dibahu dan membawanya melangkah pergi.
