Prolog

490 58 104
                                    

Selamat datang dicerita aku. Semoga kalian suka🤗Jangan lupa vote dan coment, ya guys, hargai authornya 😉 Tapi, kalau nggak mau itu hak kalian.

 Semoga kalian suka🤗Jangan lupa vote dan coment, ya guys, hargai authornya 😉 Tapi, kalau nggak mau itu hak kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Perlahan, sosok gadis gemuk dengan penuh jerawat di wajahnya membuka kedua netranya. Didapatinya langit-langit kamar dengan gaya makanan sedemikian rupa berwarna merah muda. Dahinya tiba-tiba mengerut pertanda bingung. Tanpa aba-aba ia langsung terduduk di atas ranjang memerhatikan sekelilingnya.

"Kok, gue ada di sini?" gumam gadis itu memandang kamar yang ditempatinya bercat merah muda.

Sungguh, ia dibuat bingung. Pasalnya, kamar yang sekarang dipakainya bukan kamarnya melainkan kamar orang lain.

"Perasaan, semalam gue tidur di kamar sendiri." Lagi-lagi ia kembali bergumam dengan mengingat jelas bahwa semalaman ia tidur di kamarnya.

Tanpa berpikir panjang lagi, ia turun dari ranjang dengan begitu was-was. Takut, jika semalam ia dicuri dan dibawa kemari. Saat turun, tanpa sengaja ia menoleh ke arah cermin yang memang sangat dekat dengan letak ranjang.

Matanya membulat sempurna memandang wajah dan postur tubuhnya yang berbeda. Ia meraba-raba wajah dan tubuhnya secara bergantian, lalu beralih mencubit pipinya seakan semua hanya mimpi. Namun, terasa sakit saat mencubitnya, itu pertanda nyata.

Ia melangkah semakin mendekat ke arah cermin yang besar itu, lalu mengamati wajahnya sekali lagi.

Aaaah! Gadis itu berteriak heboh seakan tidak percaya.

Di tempat lain, sosok gadis dengan tubuh ideal dan wajah bak bidadari sedang keluar kamar mandi dengan mengeringkan rambutnya mengunakan handuk. Ia masih belum memerhatikan sekitarnya karena asyik dengan dunianya sendiri.

"Non Dinara, makanan udah siap." Ketukan dan suara dari seseorang yang berada di luar membuat gadis itu tiba-tiba mengehentikan aktivitasnya.

Ia memandang kamarnya yang begitu berbeda. Warna cat dinding biru langit yang begitu elegan dengan hiasan bunga daisy. Ia mengerutkan kening saat baru menyadari bahwa yang sekarang ditempatinya bukalah kamarnya.

Gadis itu, seakan berpikir keras. Bukankah semalam ia tertidur dengan pulas di kamarnya yang penuh makanan? Tetapi sekarang ia berada di kamar yang begitu elegan.

"Non Dinara, bibi tunggu di bawah, ya."

Lagi-lagi suara itu mengagetkannya. Tunggu, kenapa tiba-tiba saja namanya berubah menjadi Dinara, apalagi ia mempunyai pembantu? Rasanya ia sedang bermimpi saja.

Saat sedang berpikir keras, tiba-tiba ia memandang wajahnya di balik cermin kecil yang terletak di atas meja. Sontak ia mengambil cermin itu dan memerhatikan wajahnya yang berbeda. Seakan tidak percaya, ia kembali memandang wajahnya dan saat itu juga ia berteriak histeris.

Aaaah!

***

Hayoo, gimana ceritanya? Seru or membosankan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayoo, gimana ceritanya?
Seru or membosankan?

Dua Tuan Putri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang