Remaja-Fantasi
Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Bel pulang sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Afiya akan pulang. Sejak dari tadi ia terduduk di depan kelas XII bahasa untuk menunggu seseorang yang entah kenapa belum menampakkan batang hidungnya. Namun, penantiannya tak sia-sia saat melihat sahabatnya berjalan ke arahnya.
Langsung saja ia beranjak dari duduknya dengan senyum terpancar jelas di wajahnya, tetapi tiba-tiba saja langkah Afiya terhenti ketika melihat sosok laki-laki yang berada di samping Dinara. Mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu hingga membuat Dinara terkadang tertawa dan mencubit Azlan.
"Eh, Fiya." Dinara terkejut ketika melihat keberadaan sahabatnya, sedangkan Afiya entah kenapa menjadi kikuk. "Nunggu gue? Tapi, sorry, ya gue udah ada janji sama Azlan," ucap Dinara merasa tidak enak dengan Afiya. Ia ingin bersama sahabatnya itu, tetapi sudah ada janji duluan dengan Azlan.
"O-h, nggak apa-apa, kok," sahut Afiya tersenyum, tetapi sepertinya sebuah senyum miris.
"Kalah grecep sama gue, sih. Jadi, keduluan, Ndut!" Kali ini suara berat dari Azlan membuat Dinara langsung menginjak sebelah kaki laki-laki itu. Pasalnya, Azlan tidak bisa menyaring ucapannya.
Lagi-lagi Afiya tersenyum miris ketika mendengar ucapan Azlan. Enak sekali rasanya jika menjadi cewek cantik, apalagi sempurna seperti Dinara. Bisa melakukan apapun yang disuka tanpa ada cibiran dan ejekan. Huft, begitulah jadi cewek burik. Kapan ia bisa good looking?
"Gue pergi dulu, ya, Na. Jangan lupa besok." Setelah mengucapkan itu, Afiya langsung melangkah tanpa mendengar dulu ucapan Dinara.
Setiap hari weekend Dinara dan Afiya sering kali melakukan aktivitasnya yaitu nonton drama Korea. Mereka berdua saling bergantian dan membuat jadwal untuk nonton drama Korea, dan besok adalah giliran rumah Dinara.
Rasa kesal Dinara semakin bertambah. Langsung saja ia mencubit perut Azlan secara bertubi-tubi hingga membuat si empunya mengaduh kesakitan. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu. Ia hanya ingin balas dendam kepada Azlan yang sudah membuat sahabatnya down karena ucapan terakhir 'Ndut'. Siapapun yang dipanggil seperti itu, pasti sakit. Meski memang kenyataannya.
"Rasain!" Dinara langsung melangkah menjauh membuat Azlan melongo, cewek selalu marah.
***
Seperti ucapan Afiya kemarin, sekarang mereka berdua sedang berada di kamar bernuansa biru langit dengan hiasan bunga daisy hingga terlihat begitu elegan dan nyaman.
"Tuh, cowok kurang ajar banget!" teriak Dinara dengan wajah kesal, tetapi tak urung ia menangis saat melihat cewek menjadi peran utama dalam drama itu disakiti.
"Santai aja kali, Na," sahut Afiya di pojok kamar dengan memakan semua makanan yang berada di hadapannya.
Dinara memutar bola mata malas. Sahabatnya itu, tidak pernah mau menemaninya nonton. Kerjaan Afiya hanya makan. Jika ia tidak menyiapkan makanan, Afiya mana mau pergi ke rumahnya apalagi harus ada tempe goreng dengan cokelat makanan kesukaannya.