Remaja-Fantasi
Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...
Haloloha! Apa kabar? Semoga tetap lindungi-Nya, ya. Aku kembali up setelah beberapa hari menghilang. Nggak pernah up sama sekali. Jadi ketinggalan banyak karena aku jatuh sakit dan Alhamdulillah baru pulih🥺
Aku baru bisa up guys dan up nya pun cuma 1 bab doang. Semoga saja besok bisa 2, ya, guys.
Masih ada yang nungguin kah cerita ini?🤭
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Malam semakin larut, tetapi hujan masih setia turun membasahi bumi dengan begitu lebat. Angin dingin bertambah kencang diiringi suara petir yang saling sahut-menyahut membuat kondisi malam ini semakin buruk.
Masih di tempat yang sama, bandara lebih tepatnya berada di kantin dengan kondisi yang sangat ramai akan orang-orang yang tak henti-hentinya berlalu-lalang di tempat itu.
Dinara, gadis itu terlihat sedang duduk di tengah-tengah keramaian. Tidak ada tanda-tanda pergerakan dari gadis itu. Hanya bisa diam, melamun memikirkan atas apa yang terjadi.
Penampilannya acak-acakan. Rambut dan pakaian yang ia pakai masih basah. Namun, ia tidak memedulikan hal itu. Tidak peduli dengan kondisinya karena sekarang ini hanya satu tujuan, yaitu memastikan jika sang mama baik-baik saja.
Di depan gadis itu terlihat Dafa yang sesekali menyeruput teh hangat. Tak luput pandangan cowok itu mengarah kepada Dinara. Tentu saja disela-sela menikmati teh hangat itu, Dafa tetap memedulikan dan mengkhawatirkan keadaan Dinara yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
"Fi, tehnya diminum," ucap Dafa setelah dari tadi hanya memerhatikan gerak-gerik Dinara.
Tidak ada suara dari gadis itu ataupun pergerakan. Hanya ada keheningan sehingga membuat Dafa tanpa sadar mengembuskan napas berat.
Setelah tadi dirinya berusaha untuk membujuk gadis di hadapannya itu agar mau ke kantin hanya untuk beristirahat karena diajak pulang pun gadis itu tidak mau sama sekali akhirnya menurut meski pada akhirnya Dinara tetap tidak mau beranjak dari bandara sebelum mendapatkan kabar mengenai pesawat yang ditumpangi Nada.
Sekarang, ia berusaha agar Dinara mau minum meski hanya seteguk saja setidaknya bisa menghangatkan tubuh gadis itu. Namun, sepertinya sia-sia saja memesan teh hangat khusus gadis di hadapannya karena tetap diabaikan.
Jika terus-menerus berada di tengah-tengah bandara seperti tadi dengan duduk di atas lantai sambil memandang ke arah depan, penuh tatapan kosong, itu sama saja orang-orang menganggap gadis di hadapannya gila.
Dafa tidak bisa berbuat apa-apa. Cowok itu memutuskan hanya diam saja dengan perhatiannya hanya tertuju kepada satu titik saja, yaitu Dinara. Cowok itu sangat takut jika terjadi sesuatu dengan Dinara. Sekarang, Dinara adalah tanggung jawabnya.