Bab 43 || Belajar Membuat Kue

35 5 0
                                    

Welcome! How are you?! Alhamdulillah dengan izin Allah aku bisa up hari ini😭🙈

Welcome! How are you?! Alhamdulillah dengan izin Allah aku bisa up hari ini😭🙈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Kediaman Brawijaya, di sana terlihat rumahnya mewah mengingat keluarga mereka memang berada di kasta tertinggi. Kehidupan penuh kemewahan yang sangat berbeda dengan lingkungan seorang Dinara sekarang.

Gadis itu berada tepat di depan pintu kediaman Brawijaya. Ia sama sekali tidak ada niatan untuk menekan tombol yang berada di samping pintu. Bukanya takut. Hanya saja dirinya deg-degan.

Seperti ucapan Azlan kemarin bahwa cowok itu ingin diajarkan membuat kue. Ya, meski sangat aneh, tetapi ia tetap menerima tawaran itu. Lumayan bayarannya bisa untuk tabungan.

Jika dulu-dulu ia langsung masuk kediaman Brawijaya, sekarang tidak lagi. Semuanya sudah terasa beda. Ia bukan siapa-siapanya Azlan. Andai tahu seperti ini ia tidak akan pernah mau berada di tubuh Afiya yang kenyataannya sangat jauh berbeda dengan hidupnya yang dulu. Namun, semua sudah diatur. Takdir.

Memikirkan itu saja membuat ia berpikir untuk kembali seperti semula meski rasanya mustahil. Dari pada terus berlarut dalam hal itu alangkah baiknya ia menyelesaikan pekerjaannya untuk hari ini.

Dinara mengembuskan napas berat. Gadis itu perlahan mulai menekan tombol bel. Beberapa kali mencoba tidak ada tanda-tanda bahwa yang berada di dalam rumah akan membuka pintu. Apa semuanya pergi?

Namun, mana mungkin. Azlan saja sudah mengirimkan dirinya pesan bahwa cowok itu berada di rumah bahkan Azlan yang menyuruh dirinya ke sini, tetapi jika dilihat-lihat kondisinya sepi seperti ini membuat ia yakin bahwa Azlan mengerjai dirinya. Terkadang cowok itu suka jahil. Tahu seperti ini lebih baik ia di rumah belajar seharian saja.

"Lo siapa?"

Dinara yang sudah berbalik bermaksud ingin pulang langsung menoleh memandang sosok Inara yang sedang maskeran.

"Lo?!" Tentu Inara terkejut karena musuh terbesarnya menginjakkan kaki di rumahnya. "Ngapain lo ke sini?! Pergi! Nggak level banget datang-datang ke rumah gue."

Nah, ini yang semakin membuat Dinara malas saja pergi kediaman Brawijaya. Selain karena Azlan yang menyebalkan ada juga adik dari cowok itu, Inara. Sudah tahu Inara tidak menyukai dirinya, tetapi ia malah nekat datang. Ia sepertinya ingin cari masalah saja.

"Lo!" Inara menunjuk Dinara dengan penuh kemarahan. Melihat Dinara saja mood Inara seketika berubah. Tahu sendiri betapa bencinya ia kepada Dinara. "Jangan pernah ke sini lagi!"

"Berisik!"

Dari dalam terlihat Azlan yang keluar. Cowok itu terusik dengan suara keras dari Inara.

"Lo? Akhirnya lo datang juga. Dari tadi gue nungguin lo," ucap Azlan saat melihat keberadaan Dinara. "Ikut gue!"

Tanpa banyak bicara lagi Azlan refleks menarik tangan Dinara untuk masuk. Ia tidak sadar dengan apa yang dilakukan saking tidak sabarnya untuk belajar sekarang.

Dua Tuan Putri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang