Diliat judulnya aja udah ... Ini spesial Dinara dan Azlan, yow. Awas baper 🚨‼️
***Dinara melipatkan kedua tangannya di depan dada. Ia berada di belakang Azlan yang sedang marah kepada dirinya. Ia tahu bahwa Azlan sampai sekarang masih sedikit benci dengan Afiya. Afiya penyebab kesalahan pahaman sampai kecelakaan hingga membuat cowok itu marah besar.
Padahal sudah setahun berlalu, tetapi Azlan masih menaruh benci kepada Afiya. Benar-benar sangat awet.
"Masih marah?"
"Nggak tau!" sahut Azlan mengedikkan bahunya.
Dinara mengembuskan napas berat. Azlan sangat kekanakan, tetapi untuk saja ia selalu memiliki jurus ampuh untuk melawan cowok itu.
"Ya, udah. Gue, sih bodoamat!"
Seketika Azlan menghentikan langkahnya membuat Dinara tersenyum senang. Jurusnya berhasil. Lihat saja setelah ini Azlan tidak akan marah lagi.
"Sebenarnya di sini yang marah gue atau lo, sih?! Dasar Nara, Kyuk!"
Azlan menggelengkan kepalanya. Tidak mengerti lagi dengan Dinara yang memang pintar sekali. Ia mana mungkin bisa marah begitu lama dengan gadis itu jika seperti ini.
Melihat Azlan kembali melangkah membuat Dinara berlari kecil, mengekori cowok itu dari belakang.
"Sekarang udah nggak marah, nih?!"
Azlan mengembuskan napas berat. "Gimana gue bisa marah sama lo?"
Dinara tersenyum senang. Ia tahu Azlan sangat tidak tahan marah dengan dirinya lama-lama. Pada akhirnya cowok itu tetap luluh.
"Em ... Lan, sebentar lagi mau lulus kira-kira lo mau lanjut ke mana?" tanya Dinara memecahkan keheningan.
"Lo?"
"Kalau gue ..." Dinara berpikir sejenak. "Nggak tau!"
Azlan mengerutkan keningnya bingung. Sejenak ia melirik Dinara. "Bukanya ke Universitas Stanford?" Ia tahu sekali, itu adalah universitas impian Dinara sejak dari dulu. Alasan gadis itubelajar pun karena itu.
"Nggak tau."
"Lo gimana, sih?!" Azlan kembali menggelengkan kepalanya, bingung dengan jalan pikiran Dinara.
Terlihat Dinara nyengir tidak jelas. "Kalau lo?"
"Palingan ke Turki."
Jawaban singkat itu membuat Dinara terdiam. Terlihat gadis itu kesel setengah mati dengan Azlan. Cowok itu tidak peka sekali. Padahal jelas-jelas ia masih memikirkan apa lanjut ke Universitas Stanford atau tidak. Ia berat. Alasannya karena Azlan. Hanya saja cowok itu malah berniat pergi meninggalkan dirinya. Tidak adil sekali.
"Berarti lo ninggalin semua orang dong!" Dinara berlari kecil mengikuti langkah Azlan yang lebar itu.
"Ninggalin buat pendidikan nggak apa-apa kali," tukas Azlan santai membuat Dinara semakin kesal saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Tuan Putri [END]
Teen FictionRemaja-Fantasi Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...