Bab 30 || Penentuan

40 7 0
                                    

Alohhha aku kembali💃
Seperti biasanya, ya aku suka banget yang double up karena akhir-akhir ini ide lancar banget. Alhamdulillah banget😚so jangan lupa vote dan komen. Jan lupa krisannya, yaw🥰

Pantengin terus ceritanya karena insyaAllah akan semakin seru dan akan banyak kejutan yang menanti kalian. Kenapa aku tau kalau akan banyak kejutan? So, karena aku udah tau ending ceritanya. Aku udah buat outline tiga hari😂lama juga, ya. Berpikir keras dan akhirnya ketemu jalanya.

Bagaimana dengan cerita ini guys?

Kalian tim mana?
-
Dinara?
-
Afiya?
-
Dafa?
-
Azlan?

Kalian tim mana?-Dinara?-Afiya?-Dafa?-Azlan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"SMA 712!"

Mendengar hal itu tentu saja membuat pihak SMA 712 langsung saja meloncat dengan begitu gembira. Terlihat murid SMA 712 berteriak sangat senang mendengar hasil pengumuman itu.

Awalnya semua deg-degan dan sudah merasa sangat putus asa karena pasalnya sudah lima sekolah yang disebut, tetapi SMA 712 belum disebut. Namun, semua kegundahan hati sudah pudar ketika mendengar SMA 712 yang disebut terakhir.

Akhirnya untuk tim olimpiade matematika, fisika, dan kimia berhasil masuk ke babak final. Di mana akan ditentukan sang pemenangnya.

Untuk terakhir kalinya akan diadakan tes, tetapi kali ini adalah kuis yang tentu saja sangat sulit sekali. Siapa cepat dia yang dapat.

Dinara yang tadinya benar-benar sudah putus asa dan lemas langsung saja beranjak dari duduknya dengan pancaran wajah bersinar. Gadis itu tentu saja sangat senang dengan hasil pengumuman barusan.

Selangkah lagi maka semuanya akan terkabulkan. Kali ini, ia harus bersemangat untuk memenangkan olimpiade. Apapun yang terjadi ia harus bisa.

"Fi, selamat kita lolos." Terlihat Dafa tersenyum senang yang berada di samping Dinara.

"Lo juga," sahut Dinara tersenyum senang. Betapa bahagianya ia hari ini.

"Semoga aja usaha kita nggak sia-sia. Selangkah lagi."

Dinara mengangguk. Gadis itu juga berharap bahwa semua usaha tidak akan sia-sia saja.

Perlahan gadis itu melangkah menjauhi Dafa. Ia hanya ingin mengambil jas almamaternya saja. Ia harus bersiap-siap dengan tes terakhir ini yang diadakan nantinya. Ia bertekad untuk bisa memenangkan olimpiade.

"Untuk Dafa, Azlan, dan Afiya bisa kumpul sebentar?" Pak Naufal tiba-tiba saja datang sehingga membuat nama yang disebut langsung menoleh memandang pria paruh baya itu.

Baik Dafa, Azlan maupun Dinara yang berada di sana langsung saja melangkah mengikuti pak Naufal yang entah akan membawa mereka ke mana.

Sebenarnya bukan hanya mereka saja yang mengikuti, tetapi Afiya. Gadis itu sangat ngeyel sekali apalagi posesif mengharuskan Azlan melontarkan begitu banyak alasan agar menjauh.

Dua Tuan Putri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang