Remaja-Fantasi
Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...
Yuhuuu, kehidupan baru mereka. Jangan lupa vote dan coment 😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Dinara dan Afiya kini berada di taman dekat kompleks perumahan mereka. Setelah adegan aksi saling teriak-teriakkan keduanya memutuskan membicarakannya di taman. Baik Dinara maupun Afiya hanya diam, tidak ada yang mau membuka suara karena terkejut sekaligus tidak percaya akan semua yang terjadi. Mereka berdua shock berat!
"Pohon rindang yang kita anggap mitos itu, benar-benar terjadi, Na," ucap Afiya memecahkan keheningan.
Awalnya Dinara ingin mengelak, tetapi semuanya benar-benar nyata bukan mitos belakang. Jiwanya dan Afiya tertukar sama seperti artikel yang berada di internet. Ini semua salahnya yang tidak percayaan tentang cerita mitos terdahulu.
"Ini semua salah gue yang nggak percayaan," sahut Dinara dengan lemah.
Afiya memandang Dinara yang sekarang sedang memakai tubuh gemuknya. "Nggak usah kayak gitu, Na. Semua udah terjadi."
Dinara terdiam, lalu tiba-tiba ia mempunyai sebuah ide. "Coba lo cari di internet, cara mengembalikan jiwa yang tertukar," sarannya membuat Afiya langsung mencarinya.
Sekuat tenaga Afiya berusaha mencari. Namun, sama sekali belum ada yang ia temukan."Nggak ada."
Mereka berdua menghela napas berat. Tidak menyangka bahwa pohon rindang itu, bisa mengubah kehidupannya. Ingin mencari cara agar kembali, tetapi tidak ditemukan membuat mereka pasrah. Mau tak mau kedua gadis itu, harus menerimanya.
"Kita akan cari cara biar bisa kembali lagi. Jadi, kita jalanin aja semuanya sampai kita udah temuin caranya," ucap Dinara membuat Afiya mengangguk setuju.
Pasti sangat sulit menjalankan kehidupan baru mereka, apalagi dengan tubuh yang baru. Namun, mau apa lagi? Mereka berdua tidak bisa apa-apa selain menerimanya. Kedua gadis itu, sudah benar-benar berada di cerita dongeng, Dua Tuan Putri.
***
Dinara duduk di ruang makan yang begitu asing menurutnya. Ia melihat ada banyak sekali makanan yang dihidangkan di atas meja, tetapi ia tidak napsu makan mengingat dirinya dan Afiya sedang bertukar jiwa. Matanya memandang gerak-gerik Nadia yang sedang menyiapkan makanan. Entah kenapa melihat membuat Dinara rindu akan sosok ibu.
"Pagi, Sayang," sapa Nadia saat melihat keberadaan sang putri.
"Pagi juga, Tan." Dengan cepat Dinara menutup mulutnya, ia keceplosan hingga membuat Nadia langsung mendongak menatapnya. "Eh, maksudnya, Ma." Koreksi Dinara dengan tersenyum kikuk.
Nadia hanya menggelengkan kepala, sudah terbiasa dengan sikap anaknya yang suka salah ucap jika melihat banyak makanan. Ia mulai mengambil banyak makanan ditambah tempe seperti biasa untuk anaknya.
"Nih, mama hari ini baik. Jadi, masak banyak." Nadia meletakkan piring yang penuh berisi makanan di hadapan Dinara.
Melihat itu, tentu membuat Dinara membulat sempurna. Pasalnya makanan di hadapannya terlalu banyak. Mana sanggup ia menampung semuanya, apalagi ia tidak napsu makan. Bukan itu saja, jika ia makan terlalu banyak maka perutnya akan sakit. Jadi, sahabatnya makan sebanyak itu, pantas saja tidak bisa kurus.