Remaja-Fantasi
Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...
Jangan lupa vote dan coment. Kalau aku nggak sibuk biasanya sering double up, ya. Sore dan malam. Jadi, pentengi terus🎉Oh, iya beberapa part lagi insyaAllah cerita ini bakal end💃
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Azlan terus-menerus memandangi ruang IGD di hadapannya itu. Ia terduduk tidak tenang hanya memikirkan kondisi gadis di dalam sana yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Membayangkan saja membuat dirinya khawatir.
Entah mengapa ia bisa melakukan hal ini. Bukan hanya ini saja, tetapi semuanya. Ia selalu saja peduli dengan gadis itu padahal ia bukan siapa-siapa untuk gadis itu. Ia hanya merasa ada sesuatu yang dulu pernah ada.
Suara dering yang begitu nyaring membuat Azlan terganggu. Cowok itu mencari sumber suara yang ternyata berasal dari ponsel Dinara yang sempat ia ambil.
Dafa is calling ....
Namanya saja sudah membuat ia malas sekali untuk mengangkat teleponnya. Lagi pula ia juga tidak punya hak, tetapi melihat kondisi sekarang sepertinya ada baiknya ia angkat.
"Na, lo di mana?!"
Belum sempat mengucapkan apapun, tiba-tiba saja di seberang sana suara Dafa terdengar dengan nada khawatir yang sangat terdengar jelas.
"Na?" beo Azlan tidak mengerti dengan Dafa. Padahal sudah jelas-jelas Dafa menelepon ke ponsel Afiya, tetapi dipanggil Na? Hei, ini bukan ponsel Dinara!
"Lo?!" Tiba-tiba suara Dafa berubah saat tahu siapa yang mengangkat teleponnya. "Lo ngapain Di ... Fiya?!"
"Gue nggak bisa jelasin apapun yang penting sekarang lo ke rumah sakit Medika. Dia kecelakaan."
Suara sambungan terputus membuat Azlan menghentikan ucapannya itu. Ia tahu bahwa Dafa pasti akan langsung ke sini. Cowok itu tentu sangat khawatir.
Na? Masih membekas di ingatannya tentang ucapan Dafa barusan. Dinara? Biasanya nama panggilan Na itu tertuju kepada gadis itu, saja. Namun, tidak mungkin. Ada banyak nama, bukan Dinara saja. Lagi pula ia sudah tahu jelas bahwa memang keduanya sering sekali memiliki nama panggilan yang berbeda-beda seperti barusan. Mungkin saja itu adalah panggilan khusus untuk Afiya.
Menunggu begitu lama membuat Azlan bertambah khawatir saja. Pasalnya tidak ada tanda-tanda dokter yang berada di dalam sana keluar. Berarti ini menandakan bahwa keadaan gadis itu ....
Pikirannya terputus ketika mendengar suara derap langkah yang saling sahut-menyahut diikuti dengan suara teriakkan.
"Dafa, tungguin!"
Di belakang, terlihat Inara mengejar Dafa diikuti dengan dua sahabatnya, Husnah dan Nadira. Perasaan gadis itu baru saja berada di toko Daisy sangat cepat sekali berpindah tempat.
"Gimana keadaannya?" tanya Dafa terlihat khawatir.
Azlan sejenak melirik Dafa dengan menggelengkan kepalanya pelan. Cowok itu menyadari keberadaan Inara. Ia sontak beranjak dari duduknya memandang sang adik dengan tajam. Ia tidak akan lupa bahwa dirinya ini mempunyai urusan dengan sosok gadis itu.