Bab 23 || Jealous?

67 9 3
                                    

Jangan lupa vote dan coment 😉 krisarnya juga boleh banget. Maaf banget jika banyak kekurangan dalam cerita ini soalnya aku masih penulis pemula/amatir 🙏masih butuh banyak belajar.

Nggak kerasa sebentar lagi udah mau lebaran 🎉🎉Tim THR🙌😂

Minal Aidin wal-Faizin, mohon maaf lahir dan batin 🥰🙏

Jangan lupa dengar lagu di atas😉🎧

Jangan lupa dengar lagu di atas😉🎧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Jangan!"

Kedua teriakkan itu berhasil membuat Afiya terdiam. Dirinya terkejut ketika pergelangan tangannya dicekal oleh Azlan. Hampir saja gadis itu menampar Dinara. Untung saja Azlan dengan cepat menghalangi.

Sebelum bertindak sesuatu Azlan memandang ke arah depan lebih tepatnya di belakang Dinara di mana sosok Dafa berdiri. Ia tahu betul suara yang berteriak barusan bersamaan dengannya adalah cowok itu.

Terlihat cowok itu memandang tajam Afiya. Azlan benar-benar tidak tahu harus melakukan apa lagi dengan sikap gadis itu yang sudah banyak berubah. Semua yang dulu berada di dalam diri gadis itu, hilang entah ke mana.

"Ikut aku!" Dengan kasar Azlan menarik tangan Afiya untuk pergi.

Mau tak mau Afiya harus mengikuti langkah cowok itu. Ia ingin sekali memarahi Azlan yang sudah berani-beraninya mencegah dirinya.

"Urusan kita belum selesai," bisik Afiya di telinga Dinara sebelum dirinya benar-benar pergi karena ditarik paksa oleh Azlan.

Di tempatnya, Dinara menghela napas lega. Hampir saja dirinya kena tamparan yang begitu dahsyat. Sekarang, ia mengucapkan banyak terima kasih terhadap Azlan di dalam batinnya karena cowok itu sudah sangat membantu.

"Lo nggak apa-apa?"

Suara dari belakang membuat Dinara menoleh. Ternyata sang pemilik suara adalah Dafa. Cowok itu sekarang berada tepat di hadapannya. Ia tahu betul jika suara teriakkan barusan salah satunya adalah Dafa karena baginya untuk mengenal suara berat cowok itu sangatlah mudah.

Dengan senyuman Dinara mengucapkan, "Lo bisa liat sendiri, gue nggak apa-apa. Btw thanks barusan lo udah bela-belain buang tenaga dengan teriak buat nolong gue."

"Apa, sih yang nggak buat Gotik!" Dafa membalas senyuman Dinara dengan mengacak-acak rambut gadis itu pelan.

Tentu saja Dinara tidak menyukai nama panggilan itu. Cowok itu kira dirinya ini Zaskia Gotik apa? Si penyanyi dangdut itu. Jika mau memberikan sebuah nama panggilan yang bagusan.

"Dasar Daftar Es!" balas Dinara yang tidak mau kalah.

"Panggil nama aja. Gue nggak suka nama panggilan itu," ucap Dafa yang pada dasarnya mengetahui arti nama kepanjangan dari 'Daftar Es.'

"Emangnya kenapa? Lo aja manggil gue dengan panggilan yang jelek!"

"Jangan ngira gue nggak tau artinya."

Dua Tuan Putri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang