Remaja-Fantasi
Dinara dan Afiya adalah dua gadis yang sudah bersahabat sejak kecil. Dinara yang merupakan gadis cantik dan mempunyai tubuh ideal membuat ia diberi gelar sebagai mostwanted girls. Namun, berbeda dengan Afiya yang bertubuh gemuk dan je...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pict Dafa. Siapa tau ada yang kangen🤭jujur penulisnya aja belum move on) salahkan penulisnya yang buat alur kayak gitu) tapi, ya ini aku dari awal udah rancang alurnya gimana. Jadi, sebelum buat cerita ini. Harus mikirin matang-matang alurnya, ya. Nikmati aja, ya✌️😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Sayang, syukurlah kamu akhirnya sadar." Kiara mengembuskan napas lega saat melihat Dinara yang sudah tersadar dari pengaruh obat.
Dinara terdiam sejenak memerhatikan sekitarnya. Ia berada di rumah sakit dengan dirinya yang terbaring di atas brankar. Entah apa yang terjadi dengan dirinya. Saat mencoba mengingat kepalanya secara tiba-tiba terasa nyeri.
"Dinara, Sayang kamu lebih baik istirahat dulu, ya. Kamu baru sadar. Jangan banyak pikiran," ucap Kiara yang terlihat khawatir. Dinara yang tidak sadar-sadar sudah membuat dirinya khawatir setengah mati apalagi jika sampai putrinya merasa kesakitan seperti sekarang ini.
Dinara memegang kepalanya dengan sesekali meringis. Tanpa sadar ia memandang dirinya di pantulan jendela kaca. Tentu saja ia terkejut. Beberapa kali berusaha menyakinkan diri bahwa ini bukanlah mimpi. Ia menyentuh wajahnya. Ini memang nyata!
"Dinara, Sayang kamu kenapa?" Kiara semakin dibuat takut saja dengan kelakuan Dinara yang menepuk-nepuk wajahnya berulang kali.
Baru menyadari nama panggilan itu membuat Dinara menoleh memandang Kiara dengan tatapan terkejutnya itu. Masih tidak percaya.
"Dinara?" beonya.
Kiara mengangguk meski dirinya masih terlihat bingung dengan sikap Dinara yang terlihat aneh. Mungkin karena pengaruh dari obat suntikan, pikirnya.
"Iya, Dinara. Kamu nggak apa-apa, 'kan?"
Dinara terdiam membisu mencerna semua yang terjadi kepada dirinya hari ini. Dirinya sudah kembali. Iya, ia kembali! Buktinya saja Kiara memanggilnya dengan sebutan nama aslinya, Dinara. Ditambah tubuhnya sudah seperti dulu. Ia sudah kembali sebagai Dinara Ghaaziyah lagi. Jiwa dan tubuhnya sudah bersatu.