Zahra segera berjalan kemudian menaiki mobil truk yang ukurannya tidak begitu besar itu, disana terdapat seekor kerbau yang sedang berdiri untuk diantarkan ketempat tujuannya yang entah dimana. Zahra sedikit takut jika nanti kerbau itu berbalik lalu menyerang Zahra, jika hal itu terjadi maka habislah riwayat Zahra yang tidak mampu melakukan hal apapun untuk melawan kerbau itu.
Zahra terus memperhatikan kerbau itu dengan harap kerbau itu tidak akan berbalik untuk melihatnya. Zahra melihat tanduk kerbau itu yang cukup panjang hingga dapat membuat Zahra merinding dan semakin takut pada kerbau itu.
Mata Zahra tanpa sengaja melihat sebuah tambang yang mengikat kerbau itu dengan cukup kencang dan dekat dengan besi mobil membuat perasaan Zahra merasa sedikit tenang. Untuk saat ini Zahra tidak perlu khawatir pada kerbau yang saat ini berada didekatnya karena kerbau itu tidak memungkinkan untuk menyerangnya.
Zahra mulai duduk di truk itu sambil terus berpegangan dengan sangat erat di pinggir mobil itu dengan harapan agar dia tidak terjatuh saat mobil itu melintasi jalanan yang terjal.
"Dek, kami hanya bisa mengantarmu sampai sini," ujar pengemudi mobil itu dan membuat Zahra yang sedang memikirkan ibunya sedikit tersentak.
"Iya Pak, tidak papa. Terima kasih Pak sudah mengizinkan saya ikut menumpang," ujar Zahra dengan sopan.
"Iya, tidak papa Dek. Kalau gitu saya duluan."
"Iya Pak. Sekali lagi terima kasih."
Dan mobil itu pun melaju untuk melanjutkan perjalanannya yang entah dimana tujuannya untuk mengantarkan kerbau itu.Zahra terkesima saat melihat suasana kota yang sangat ramai oleh lalu lalang orang serta mobil dengan berbagai jenis dan ukuran yang terus melintas tanpa henti.
Sekali lagi Zahra dibuat terkesima saat dia melihat keatas gedung-gedung yang menjulang tinggi membelah langit yang terlihat begitu mewah dan menakjubkan.
"Pantas saja banyak orang yang ingin pergi ke kota, ternyata di kota benar-benar menakjubkan," gumam Zahra dengan penuh kekaguman.
Zahra menlihat tangan yang sedang memegang foto ibunya, kemudian dia melihat foto ibunya yang sudah usang itu dengan senyum bahagia. Itu hanya sebuah foto usang yang berisi foto ibunya yang sedang tersenyum, tapi bagi Zahra itu lebih dari sebuah foto usang. Foto itu adalah foto satu-satunya yang Zahra miliki sekarang, selain foto itu Zahra tidak memiliki apapun lagi.
Zahra mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk melihat betapa besarnya kota yang kini Zahra singgahi. Zahra merasa sedikit sedih kala melihat betapa besar dan luasnya kota itu serta banyaknya penghuni yang berada di sana membuat Zahra sedikit psimis. Dapatkan Zahra menemukan ibunya didalam kota yang begitu luas dan padat itu?
Tapi Zahra tidak akan menyerah, sekarang dia akan mulai mencari dimana keberadaan ibunya. Zahra mulai mendekati seorang wanita yang sedang duduk di sebuah taman seorang diri.
"Permisi Mbak, apakah Mbak pernah melihat ibu saya?" Tanya Zahra sambil memperhatikan foto ibunya.
"Ih bau. Sana jauh-jauh dari saya. Nanti bau badan kamu bulat ke saya." Ujar wanita itu tanpa perasaan.
Zahra pun mengikuti apa kata wanita itu untuk menjauhi darinya. Dia kembali berjalan untuk mencari seseorang yang bisa dia tanyakan.
"Apakah Bapak pernah melihat Ibu saya?" Tanya Zahra sambil memperlihatkan foto yang dia bawa kepada seorang pria paruh baya.
"Tidak," jawab pria itu tanpa melihatnya.
Zahra tidak pantang menyerah, dia terus mencari seseorang untuk bertanya.
"Maaf Bu, apakah Ibu pernah melihat wanita yang ada di foto ini?" Ujar Zahra kepada seorang wanita yang sedang membawa belanjaan.
"Apa kamu tidak lihat saya sedang sibuk? Minggir, jangan halangi jalan saya." Ujar wanita itu dengan marah.
Zahra bingung, apakah semua orang di kota tidak memiliki empati? Hingga mereka tega membiarkan seorang gadis kecil yang sedang mencari ibunya seorang diri dan terus mengabaikannya.
"Apakah Ibu pernah melihat wanita yang ada di foto ini?"
"Tidak."
"Apakah Kakak pernah melihat Ibu saya?"
"Tidak."
"Kek, apakah Kakek pernah melihat Ibu saya?"
"Ah Kakek lupa. Tapi sepertinya pernah." Jawab kakek itu.
"Wah benarkah? Dimana Kek?" Zahra sangat senang karena akhirnya dia dapat menemukan seseorang yang pernah melihat ibunya.
"Tapi Kakek lupa."
Kini jawaban dari sang kakek membuat Zahra kembali bersedih. Zahra pun meninggalkan kakek tersebut.
Tepat setelah Zahra pergi kakek itu pun berkata, "Sepertinya Kakek melihat wanita itu masuk ke sebuah bar."Namun naas Zahra tidak mendengar ucapan dari sang kakek, karena dia sudah lebih dulu pergi menjauh dari kakek tua itu untuk melanjutkan pencarian ibunya.
"Tante, apakah Tante pernah melihat Ibu saya?"
"Tidak."
Zahra terus mencari dimana keberadaan ibunya, tapi entah mengapa rasanya begitu sulit. Hingga kini larut malam pun Zahra masih belum menemukan ibunya. Zahra bingung, harus bagaimana lagi cara agar dia dapat segera menemukan keberadaan ibunya.
Tapi sekarang sudah malam, dan Zahra bingung akan tidur dimana. Zahra berjalan terus berjalan untuk mencari tempat istirahat, hingga dia menemukan sebuah ruko yang sudah tutup. Zahra memutuskan untuk tidur disana saja tanpa beralaskan apapun. Zahra tidur dengan rasa kedinginan oleh hembusan angin serta dinginnya lantai hingga menusuk tulangnya.
Zahra tertidur sambil meringkuk karena rasa dingin yang menyelinap kedalam tubuhnya, dia berusaha agar dapat tidur walaupun rasa dingin itu begitu mengganggu. Biarlah rasa dingin ini menjadi saksi betapa kerasnya perjuangan Zahra untuk dapat menemukan ibunya.
"Uh lapar." Gumam Zahra dalam tidurnya.
Zahra terus memegangi perutnya yang terasa sangat lapar, apa lagi sejak kemarin dia belum memakan apapun dan saat Zahra pergi dari rumah pun dia tidak membawa apapun selain foto ibunya.
"Lapar, dingin."
Zahra mengigau sambil terus tidur meringkuk dengan tangan yang terus memegangi perutnya yang terasa sangat lapar. Tapi Zahra tidak dapat melakukan apapun untuk meredakan rasa laparnya, karena sekarang dia tidak memiliki apapun hal yang bisa dia makan. Alhasil hanya dengan cara tidurlah Zahra dapat meredakan rasa laparnya yang kian melilit perutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/260751178-288-k179391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Teen FictionZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...