Masa Lalu part 2

4.8K 183 0
                                    

Happy Reading guys!

"Tidak kusangka kedatanganmu akan secepat ini," ujar Marsel sambil tersenyum sinis.

"Alah, tidak usah banyak bacot. Sebentar lagi kematianmu akan datang, jadi simpan saja tenagamu untuk melawan kami, itupun jika kamu sanggup. Jika tidak, maka bersiaplah untuk menerima kematianmu," ujar pria itu dengan sombongnya dan dengan nada yang tidak kalah sinisnya dengan Marsel.

Hahahaha....

Gelak tawa para pria itu terdengar cukup nyaring dan keras, tapi hal itu tidak mampu membuat Marsel gentar sedikitpun. Buktinya kini dia masih berdiri dengan tegapnya di tempat dia berdiri sejak tadi.

"Mungkin saya memang kalah jumlah dengan kalian semua, tapi semua hal yang ada di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin," ujar Marsel sambil menunjuk kearah mereka tanpa rasa takut sedikitpun.

Secara diam-diam Marsel menghitung berapa jumlah anak buah yang dibawa pria itu, lalu memperkirakan kekuatan yang mungkin mereka miliki kemudian memperkirakan kekutan dan keahlian bela diri yang dia miliki untuk mengalahkan mereka semua seorang diri.

Setelah Marsel selesai memperkirakan, dia mendapatkan hasil bahwa meskipun dia kalah jumlah dengan mereka, tapi kekuatan Marsel masih bisa menghadapi mereka semua secara bersamaan dan hal itu membuat perasaan Marsel sedikit lebih tenang.

"Cih, sudah mau mati juga masih saja sombong," ujar pria itu dengan sombongnya.

"Jadi, kalian disini untuk mengobrol denganku atau mengajakku berkelahi?" Tanya Marsel yang sudah merasa muak dengan obrolan mereka.

"Tentu saja untuk menghabisi nyawamu dan seluruh anggota keluargamu," ujar pria itu dengan bengisnya.

Terlihat dari raut wajah dan caranya berbicara bahwa pria itu begitu menginginkan kematian Marsel, walaupun sebelumnya Marsel tidak ada masalah apapun dengannya.

Tapi dengan satu perintah pria itu dapat melakukan apa saja untuk Tuannya, apapun itu bahkan nyawanya sekalipun akan dia berikan tanpa rasa takut sedikitpun.

"Kalau begitu, ayo maju, lawan aku sekarang," ujar Marsel menantang mereka semua.

Bukannya Marsel tidak sabar, namun dia ingin menyelesaikan perkelahian ini dengan harapan agar dia mampu mengalahkan mereka semua sehingga dia dapat menyusul istrinya untuk meninggalkan kota dan negara ini yang penuh dengan trik kotor dalam berbisnis.

Jujur saja Marsel sudah sangat muak dengan trik licik serta jalan kotor yang telah dilakukan oleh pebisnis disini, dimana mereka dapat melakukan apa saja demi uang bahkan berani menghancurkan keluarga orang lain sekalipun.
"Serang!" Ujar pria itu memberi perintah.

Beberapa anak buah yang berada di belakang pria itupun mulai maju untuk menghadapi Marsel, mungkin Marsel memang kalah jauh dengan jumlah mereka. Tapi keahlian dan kekuatan bela diri Marsel tidak dapat dianggap remeh, dia cukup jago dalam berkelahi.

Buktinya sekarang hampir setengah anak buah pria itu sudah tumbang dan tidak mampu lagi untuk melawan Marsel, tersisa beberapa orang lagi yang ada dibelakang pria itu.

"Tunggu apa lagi? Kalian cepat serang Marsel," perintah pria itu lagi.

Para anak buah pria itupun mulai maju untuk mengahadapi Marsel, tapi lagi-lagi Marsel dapat mengalahkan anak buah pria itu. Dan sekarang giliran pria itulah yang akan maju untuk mengahadapi Marsel.

"Anak buahmu sudah tumbang semua, apakah sekarang kamu yang akan berkelahi denganku, Kenan?" Tanya Marsel dengan sedikit rasa bangga yang dia miliki setelah dia berhasil mengalahkan anak buah Kenan.

Ya dia adalah Kenan, orang kepercayaan dari Marquis sang Mafia yang datang kepada keluarga Marsel dan Vano untuk menghancurkan keluarga mereka karena mereka telah menjadi saingan Marquis dalam dunia bisnis.

"Tentu saja sekarang adalah giliran ku, dan aku tidak akan segan-segan untuk mengalahkanmu hingga kamu pun tidak dapat menyadari kekalahanmu," ujar Kenan dengan nada yang sombong.

"Kita lihat saja nanti," ujar Marsel dengan nada suara yang terdengar santai, walaupun di dalam hatinya terdapat beribu rasa was-was dan khawatir yang menyelimuti hatinya.

Dan mereka berdua pun mulai berkelahi dengan diawali oleh Kenan yang langsung lari menerjang Marsel dengan kakinya, hingga membuat Marsel terdorong ke belakang. Namun Marsel dapat mengimbanginya sehingga dia tidak terjatuh setelah ditendang Kenan.

Perkelahian sengit pun tidak dapat terelakan, mereka berdua saling menyerang satu sama lain. Pukulan, tendangan, elakan dan serangan balik terlihat begitu menegangkan, dimana keduanya memiliki ilmu bela diri yang cukup tinggi.

Cukup lama mereka terus berkelahi, meskipun Kenan dapat menghindari serangan dari Marsel dia tetaplah kalah dalam perkelahian itu dikarenakan Marsel memiliki gerakan yang sangat cepat serta kekuatan yang cukup besar sehingga membuat Kenan sedikit kewalahan.

Kenan sudah merasa letih dan dia pun sudah memiliki banyak luka dan memar di tubuhnya, berbanding terbalik dengan Marsel yang terlihat masih bugar dan hanya memiliki tiga memar saja di tubuhnya.

Semakin lama Kenan semakin kewalahan untuk menyeimbangi kekuatan Marsel, hingga Marsel memanfaatkan keadaan itu untuk menendang rahang Kenan hingga membuat tubuh Kenan langsung menghantam kerasnya tanah.

"Kau sudah kalah," ujar Marsel dengan senyum simetrisnya.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu," ujar Kenan tidak mau kalah.

"Kau sudah seperti ini dan masih belum mengakui kekalahanmu?" Ujar Marsel dengan nada yang mengejek.

"Tentu saja aku tidak akan kalah darimu," ujar Kenan yang masih belum menyerah.

"Asal kamu tahu saja, sekarang bisa saja aku menembak kepalamu dan menewaskanmu,"

"Coba saja jika kamu berani," ujar Kenan menantang.

Mengapa Kenan mengatakan hal itu?

Karena Kenan tahu sifat dan watak dari Marsel, dia tipekal pria yang tidak akan membunuh saat musuhnya tidak berdaya dan dia memiliki hati yang lembut walaupun terlihat keras.

"Kau menantang ku?" Tanya Marsel.

"Tentu saja, apa kamu berani?" Rantang Kenan lagi.

"Kamu sudah mengetahui sifatku bukan? Aku tidak akan menyerang musuh yang telah tumbang," ujar Marsel menebak.

"Munafik," ujat Kenan dengan nada jijik.

"Apapun katamu," ujar Marsel acuh.

Marsel yang merasa urusannya telah selesai pun berbalik badan untuk meninggalkan Kenan yang masih terbaring di atas tanah, namun pada saat itu pula Kelam langsung mengambil pistol yang dia sembunyikan dibalik pakaiannya dengan seketika dia  langsung berdiri lalu menodongkan pistol itu tepat di kepala Marsel.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang