Hukuman

5.1K 206 0
                                    

Happy Reading guys!

Alex segera berjalan dengan cepat kearah Zahra kemudian menarik lengan Zahra dengan kasar agar dia berdiri kemudian mencengkram leher Zahra lalu mendorongnya kearah tembok dan mencekik leher Zahra sangat keras.

Zahra yang sedang dicekik pun hanya terdiam, matanya kosong tubuhnya tidak bereaksi terhadap tindakan Alex kepadanya namun nafasnya sulit, sangat terlihat sangat jelas bahwa Zahra sedang kesulitan untuk bernafas dikarenakan cekikan Alex yang cukup kuat di lehernya.

Michel yang melihat tindakan Alex kepada Zahra merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Alex, namun dia tidak mampu melakukan apapun dikarenakan dia dilarang melakukan apapun tanpa perintah dari Alex. Ingin sekali rasanya Michel menolong Zahra dengan tangannya, namun dia cukup sadar diri  dengan posisinya yang hanya sebagai pelayan. Michel pun hanya bisa terdiam menyaksikan penderitaan Zahra dan mengabaikan hatinya yang berkecamuk ingin menolong gadis itu.

Wajah Zahra mulai membiru, tubuhnya mulai lemas dan kini dia telah kehabisan nafas dan hampir pingsan dihadapan Alex, Alex yang menyadari Zahra yang telah kehabisan nafas pun segera menghantam tubuh Zahra kearah meja dan melepaskan tangannya dari leher Zahra. Zahra yang mendapatkan perlakuan kasar dari Alex pun hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun dan hanya membiarkan kepalanya yang kini mengeluarkan darah.

Alex kembali berjalan untuk mendekati Zahra yang saat ini tengah terduduk di lantai, Alex segera mencengkram dagu Zahra dengan keras hingga kepala Zahra menengadah keatas dan menghadap Alex.

"Apa kamu tahu pria yang telah kamu nih?" Tanya Alex dengan penuh kemarahan.

Zahra yang mendapatkan pertanyaan seperti itu pun hanya terdiam dan tidak berniat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan dari Alex.

Alex yang merasa pertanyaannya tidak akan dijawab pun merasa semakin marah, apa lagi dia sangat benci jika diabaikan dan kali ini disaat Alex dalam keadaan marah Zahra malah mengabaikan pertanyaan Alex membuat pria itu merasa semakin marah.

Plak
Plak
Plak

Berulang kali Alex menampar pipi Zahra dengan keras hingga meninggalkan jejak merah membentuk sebuah tangan di pipi Zahra.

"Beraninya kamu mengabaikan aku." Ujar Alex dengan marah.

Alex pun melepaskan cengkraman tangannya dari dagu Zahra kemudian kembali berdiri sambil melihat Zahra yang kini masih terduduk diatas lantai.

"Michel." Panggil Alex dengan nada yang santai.

"Iya Tuan." Jawab Michel setelah dia maju beberapa langkah untuk mendekati Alex.

"Ambilkan aku cambuk." Perintah Alex tanpa menoleh sedikitpun kearah Michel.

"Baik Tuan." Jawab Michel.

Michel yang mendapat perintah dari tuannya pun segera melaksanakan tugasnya, dia segera mengambil cambuk milik Alex dan seger kembali dengan cepat agar Alex tidak menunggu terlalu lama dan membuat kemarahannya semakin meningkat.

Disaat Michel tengah membawa cambuk milik Alex di benaknya terlintas pikiran untuk membuang cambuk yang telah berada di tangannya agar Zahra tidak perlu merasakan sakitnya dicambuk, biarlah hanya dia yang merasakan pedihnya hukuman yang akan diberikan oleh Alex. Tapi lagi-lagi dia tidak mampu menuruti hati kecilnya, rasa takut dan kepatuhannya lebih besar dari suara hatinya sehingga Michel hanya bisa menuruti perintah dari Alex.

"Ini Tuan Cambuknya." Ujar Michel saat dia telah sampai di hadapan Alex sambil mengulurkan cambuk yang berada di tangannya.

Alex pun berbalik badan untuk mengambil cambuk dari tangan Michel, tanpa aba-aba atau apapun Alex langsung mencambuk tubuh Zahra.

Ctar

Ctar

Ctar

Cambukan demi cambukan Alex lontarkan kepada Zahra tanpa rasa ampun, sedangkan Zahra yang kini tubuhnya telah dicambuk tetap diam di tempatnya sambil terus menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Tanpa kenal ampun Alex terus mencambuk tubuh Zahra bahkan kini kulit Zahra telah mengeluarkan darah dari bekas cambukan itu hingga membuat cambuk yang Alex gunakan gini berubah warna dengan campuran darah dari tubuh Zahra.

Setelah cukup lama Zahra terus dicambuk oleh Alex dia merasa tubuhnya sudah tidak mampu lagi menahan kesadarannya, berulang kali Zahra hampir pingsan namun dia mencoba untuk kuat dan bertahan entah untuk apa yang pasti Zahra ingin tegar menghadapi sifat Alex yang sangat keras.

Setelah berapa lam Alex mencambuk tubuh Zahra kini dia mulai merasa lelah kemudian berhenti untuk mencambuk tubuh Zahra, dibuangnya ke sembarang arah cambuk yang baru saja dia gunakan kemudian berjalan kearah Zahra lalu menarik paksa tubuh Zahra kearah kamar mandi. Setelah mereka sampai di dalam kamar mandi Alex langsung menjatuhkan tubuh Zahra tepat di bawah shower, kemudian menyalakan shower itu sehingga luka Zahra yang baru saja tercipta kini harus merasakan pedih saat terkena air.

Zahra mencoba bertahan dengan rasa sakit yang semakin lama semakin mendera. Setelah Alex merasa cukup membasahi tubuh Zahra dia pun keluar dari kamar mandi kemudian mengunci pintu agar Zahra tidak dapat keluar dari kamar mandi.

"Michel, urus mayat ayahku." Perintah Alex kepada Michel sambil melihat kearah mayat ayahnya.

"Baik Tuan." Jawab Michel.

Setelah merasa cukup melihat mayat ayahnya Alex pun keluar dari kamar itu tanpa sepatah katapun.

Sedangkan Zahra yang berada di dalam kamar mandi mencoba untuk mendekati pintu dengan cara berjalan merangkak dikarenakan tubuhnya sudah tidak mampu lagi untuk berdiri, dengan sekuat tenaga yang tersisa Zahra mencoba untuk sampai di depan pintu dan saat dia telah sampai dan mencoba untuk membuka pintu harapannya langsung pupus dikala dia menyadari bahwa pintunya sulit terbuka dan itu berarti pintunya telah dikunci dari luar.

"Buka, tolong buka pintunya." Pinta Zahra sambil memukul pintu dengan harapan akan ada seseorang yang mau menolongnya dari luar sana.

Brak
Brak
Brak

"Saya mohon buka pintunya." Pinta Zahra yang kini mulai menangis kembali.

"Buka pintunya, saya ingin keluar." Ujar Zahra lagi.

Semakin lama tubuh Zahra semakin terasa lemas, pandangan Zahra pun semakin menipis rasanya dia sudah tidak mampu lagi untuk tetap menyadarkan dirinya agar tidak pingsan namun meskipun dia sudah tidak mampu bertahan dia masih mencoba sebisa dan semampunya untuk tetap bertahan.

"Buka..."

Belum selesai Zahra bicara pandangannya langsung gelap, Zahra sudah tidak mampu lagi untuk bertahan dan akhirnya dia harus pingsan didalam kamar mandi dengan keadaan luka serta tubuh yang basah.

Disisi lain Michel yang mendengar suara Zahra berjalan secara perlahan untuk mendekati pintu kamar mandi, tangannya terulur untuk menyentuh pintu yang memisahkan dirinya dengan Zahra. Ingin rasanya dia membuka pintu lalu membawa lari Zahra dari tempat kejam ini, ya dia selalu ingin menolong gadis itu namun dia selalu saja tidak mampu dan belum memiliki keberanian untuk melakukan hal itu.

"Maafkan aku Zahra." Gumam Michel.

Setelah mengatakan hal itu Michel pun berbalik badan untuk membersikan mayat Marquez sesuai perintah dari Alex.

Terima kasih sudah mampir 🙏

Jangan lupa vote dan komentarnya ya.

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang