Happy Reading guys!
"Mengapa kamu sangat perhatian pada Renjani, bukankah dia bukan ibu kandungmu?" Tanya Alex.
"Dari mana kamu tahu kalau Mamah bukan ibu kandungku?" Tanya Zahra.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Alex, Zahra justru balik bertanya membuat Alex merasa pertanyaan yang dia lontarkan tidak digubris oleh Zahra.
"Mendapatkan informasi seperti itu bukan masalah yang besar bagiku. Jangankan fakta tentang hidupmu, bahkan jika aku ingin informasi orang di seluruh dunia pun bisa aku lakukan dengan sangat mudah." Jawab Alex dengan nada yang sombong.
"Menyebalkan." Gumam Zahra yang sayangnya masih dapat Alex dengar dengan jelas di telinganya.
"Kenapa? Tidak suka." Tanya Alex dengan nada yang mencerminkan rasa tidak suka atas apa yang baru saja Zahra katakan.
"Bukannya tidak suka, namun hal itu membuat aku teringat kembali dengan ibu kandungku." Ujar Zahra dengan nada yang sedih serta kepala yang dia tundukkan ke bawah seolah sedang menahan kesedihan yang begitu dalam di hatinya.
Alex yang melihat Zahra yang mulai merasa sedih pun merasa tidak enak hati karena telah mengungkit masa lalunya yang mengakibatkan Zahra bersedih kembali. Alex tanpa ragu langsung menarik tubuh Zahra dalam dekapan tubuhnya dengan harapan Zahra akan merasa tenang dan lebih baik.
"Tenanglah, ada aku di sini." Ujar Alex sambil mengelus punggung Zahra dengan penuh kasih sayang.
"Alex, apakah Mamahku baik-baik saja? Apakah Mamah bisa sembuh kembali?" Tanya Zahra dengan perasaan yang sedih.
"Mamah kamu akan segera sembuh, percayalah padaku." Ujar Alex berusaha meyakinkan Zahra bahwa semuanya akan baik-baik saja dan tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi pada Renjani.
"Alex, aku takut." Ujar Zahra yang merasa takut jika rencana dia dan Michael akan ketahuan dan berakibat pada Renjani yang masih dalam keadaan koma.
"Tenang ada aku. Semua akan baik-baik saja." Ujar Alex mencoba menenangkan Zahra.
"Alex." Panggil Zahra yang masih dalam dekapan hangat dari Alex.
"Apa?" Jawab Alex.
"Tahukah kamu kenapa aku sangat menyayangi Mamah, bahkan aku rela melakukan apapun demi Mamah?" Tanya Zahra yang mulai mengungkit pertanyaan dari Alex barusan.
"Tidak." Jawab Alex singkat dan jelas.
"Itu karena saat aku tidak memiliki siapapun di dunia ini hanya Mamah yang mau menemaniku, disaat orang lain mengusirku, hanya Mamah yang mau menerimaku dengan senang hati dan disaat aku tidak memiliki sandaran hanya Mamah yang mau memberikan bahunya untuk tempat aku bersandar. Bagiku Mamah adalah segalanya, lebih dari apapun di dunia ini. Keinginanku hanya satu yaitu dapat membuat Mamah hidup bahagia di sisa umur yang dia miliki." Ujar Zahra yang kini telah berurai air mata hingga membasahi pipi dan lehernya.
Alex yang menyadari jika Zahra tengah menangis pun segera mengencangkan pelukannya pada tubuh Zahra akan Zahra sadar bahwa ada dia disisinya, dia tidak sendiri ada Alex yang akan selalu ada disisinya untuk menerim suka maupun duka yang saat ini Zahra alami.
Alex ingin saat Zahra bersedih dialah orang pertama yang datang untuk mendekap tubuh Zahra dengan cinta yang dia miliki, saat Zahra dalam kesulitan dialah orang pertama yang ingin membantunya dan saat Zahra bahagia dialah orang pertama yang tahu kabar bahagia itu. Namun satu yang tidak dapat Alex lakukan, yaitu memberi kebebasan kepada Zahra. Dia takut bahkan teramat takut jika Zahra diberi kebebasan maka Zahra akan meninggalkannya sendirian lagi, Alex takut jika dia harus hidup dalam kesepian dan kesendirian lagi. Alex takut jika hidupnya dia habiskan tanpa seseorang yang berarti di dalam hidupnya hingga membuat sisa hidupnya terasa hampa dan tidak berarti lagi.
Zahra adalah wanita pertama yang mampu menggugah hatinya dan membuat hati yang semula sepi kini terisi dengan benih-benih cinta yang mulai tumbuh. Semakin lama benih itu semakin tubuh dengan subur hingga berbunga dengan sangat lebat. Alex tidak tahu kapan cinta itu hadir di dalam hatinya, namun satu hal yang dia tahu yaitu kehadiran Zahra sangat berarti untuknya dan kepergian Zahra akan menjadi derita baginya.
"Selama kamu berada di sisiku, maka Renjani akan baik-baik saja." Ujar Alex.
Alex mengatakan hal itu dengan nada yang sangat datar namun terlihat sangat jelas di setiap kata yang terucap bahwa jika Zahra berani melarikan diri lagi maka hidup Renjani dalam bahaya dan hal itulah yang sangat Zahra takutkan hingga tidak mampu berkata-kata lagi. Mulutnya bungkam, hanya bisa terdiam tanpa mengatakan satu katapun lagi. Biarlah saat ini mereka terdiam di malam yang damai dengan saling memeluk satu sama lain untuk mencari kehangatan tanpa ada satupun diantara mereka yang ingin melepaskan.
Alex lebih dulu melepaskan pelukan mereka, kemudian dia membopong tubuh Zahra menuju ke kamarnya. Sesampainya mereka di kamar tidak lupa Alex menutup pintu, setelah itu barulah dia membaringkan tubuh Zahra keatas kasur.
Alex mulai mencium kening Zahra, beralih ke kedua matanya, lalu hidung Zahra yang kemudian dia akan mencium bibir Zahar, namun sebelum Alex dapat mengecup bibir manis Zahra gadis itu lebih dulu menahan tubuh Alex agar berhenti untuk mencium wajahnya.
"Kau mau apa?" Tanya Zahra dengan wajah yang polos, namu wajah polos dan pertanyaan Zahra membuat Alex merasa sedikit marah karena telah menghancurkan suasana romantis yang telah Alex ciptakan.
"Tentu saja melakukan hubungan intim." Jawab Alex secara terang-terangan tanpa sensor sedikitpun.
Zahra yang mendengar jawaban dari Alex menjadi takut dan gugup, sejujurnya Zahra sedang dalam mood yang buruk saat ini dan sedang tidak ingin melayani Alex tapi dia juga tidak memiliki kemampuan untuk menolak apa lagi melawan keinginan Alex. Apapun yang Zahra katakan atau perbuat Alex selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dengan atau tanpa seizin dari sang pemilik tubuh.
Ingin rasanya Zahra mendorong tubuh Alex dengan kuat agar dia dapat lepas dari kurungan Alex, namun semua itu hanyalah keinginan Zahra yang tidak akan pernah terwujud.
"Kenapa? Ingin menolak ajakanku?" Tanya Alex dengan nada tidak senang.
Ya Alex merasa Zahra akan menolaknya lagi malam ini dan dia tidak senang jika ada orang yang menolaknya bahkan hingga berulang kali. Tolakan yang mungkin Zahra katakan akan membuat ego Alex marah dan dapat menghancurkan segalanya.
"Ti...tidak." Jawab Zahra dengan gugup.
Ya pada akhirnya Zahra berbohong, dia tidak berani untuk menolak permintaan Alex. Melihat tatapan dan ucapannya yang menyiratkan rasa tidak suka yang sedang Alex rasakan saja sudah mampu membuat nyali Zahra menciut, apa lagi jika Zahra harus berhadapan dengan kemarahan Alex yang mungkin akan sangat besar. Jadilah kini Zahra membiarkan tubuhnya kembali di jamah oleh Alex tanpa keinginan Zahra sedikitpun. Terkadang Zahra ingin menangis kala dia harus terpaksa menuruti nafsu birahi Alex namun dia tidak dapat melakukannya, menangis hanya akan memperburuk keadaan dan Zahra tidak ingin jika hal itu terjadi.
Thanks for reading guys!

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Novela JuvenilZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...