Happy Reading guys!
Berulang kali Michel merubah posisi tidurnya untuk mencari posisi ternyaman dan berulang kali juga dia berusaha untuk segera terlelap namun semua usaha yang dia lakukan sia-sia. Semua cara telah Michel lakukan namun otaknya masih saja memikirkan keadaan Zahra yang kini tengah berada didalam kamar mandi.
Michel sangat penasaran bagaimana keadaan Zahra saat ini, apakah dia mampu bertahan dengan banyaknya luka yang ada di tubuhnya atau gadis itu telah menyerah pada hidupnya sendiri dan memasrahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta. Namun satu harapan Michel saat ini yaitu Zahra mampu bertahan hingga dia diperbolehkan untuk keluar dari kamar yang sempit dan dingin itu.
Michel yang merasa frustasi pun memutuskan untuk pergi ke kamar Zahra, dibukanya pintu kamar Zahra hingga tampaklah kamar yang telah dibersihkan sehingga tampak rapi kembali.
Michel terus berjalan kearah kamar mandi kemudian dia duduk tepat didepan pintu kamar mandi itu, tidak banyak yang dia lakukan didepan pintu hanya duduk terdiam sambil mencoba mendengar yang mungkin tercipta dari dalam kamar mandi itu. Namun hasilnya nihil, didalam kamar mandi tidak terdengar suara apapun hanya ada kesunyian.
Cukup lama Michel terus terduduk dilantai hingga tanpa disadari dia telah terlelap dalam tidurnya tepat disamping Zahra yang kini tengah tidak sadarkan diri.
**"
Di pagi hari Michel berdiri tegap sambil melihat seorang pria yang tengah sibuk menyantap makanannya, pria itu makan secara perlahan dan terkesan sangat santai seolah hari ini dia tidak memiliki agenda apapun selain hanya bersantai dan menyantap makanannya.
Hingga tidak berapa lama pria itu telah menyelesaikan acara sarapan paginya dan mulai membersihkan mulutnya menggunakan serbet yang telah disediakan. Michel yang melihat tuannya telah selesai sarapan dia pun segera berjalan mendekati tuannya.
"Tuan, kapan Tuan akan mengeluarkan Zahra dari kamar mandi?" Tanya Michel dengan sangat hati-hati agar tidak ada satu katapun yang salah hingga membuatnya berada dalam masalah.
"Hingga saya puas menghukumnya." Jawab Alex yang seolah tidak memperdulikan keadaan Zahra.
"Tapi Tuan saya takut Zahra tidak dapat bertahan lagi." Ujar Michel yang merasa sangat khawatir dengan keadaan Zahra dikarenakan semalaman telah dikurung di kamar mandi.
"Kamu berani melawanku hanya demi seorang gadis yang lemah, apakah itu pantas Michel?" Jawab Alex yang merasa pertanyaan Michel telah mengangguya.
"Maafkan saya Tuan." Ujar Michel pada akhirnya.
Meskipun Alex terlihat tidak memperdulikan keadaan Zahra namun didalam hatinya masih memiliki belas kasih kepada gadis itu, tapi ego dan kemarahannya lebih besar dari rasa belas kasih yang dia miliki sehingga dia dapat berprilaku kejam bahkan kepada orang yang tidak bersalah sekalipun.
"Zahra boleh keluar dari kamar mandi setelah Ayah saya selesai dikuburkan." Ujar Alex kemudian berlalu pergi meninggalkan meja makan.
"Baik Tuan." Jawab Michel sambil membungkuk hormat saat Alex pergi meninggalkan meja makan.
Alex keluar dari Villanya yang sangat megah, dia keluar dengan menggunakan pakaian serba hitam dari mulai kemeja, dasi, jas, celana, kaos kaki hingga sepatu yang dia gunakan semuanya serba hitam. Meskipun Alex menggunakan pakaian dengan warna kelam, namun tidak dapat menyusutkan pesonanya justru pria itu terlihat semakin tampan dan gagah saat memakai setelan serba hitamnya.
Alex berjalan menuju mobil yang telah disiapkan kemudian melajukan mobilnya seorang diri tanpa seorang sopir atau Michel dikarenakan Michel dia tugaskan untuk menjaga Zahra. Alex mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan Villa tanpa seorang pengawal.
Kemana Alex pergi?
Tentu saja dia pergi ke pemakaman ayahnya yang saat ini akan segera dikuburkan, Alex turun dari mobilnya kemudian mengambil kaca mata hitam yang telah berada didalam mobil kemudian memakainya sehingga menambah ketampanannya. Alex berjalan dengan sangat gagah di acar pemakaman ayahnya, Alex cukup beruntung karena dia datang tepat waktu saat ayahnya baru saja akan dimasukkan kedalam liang lahat. Tidak banyak orang yang hadir di pemakaman ini, hanya ada beberapa kerabat dan teman dekat ayahnya saja sehingga terkesan sedikit sepi untuk pemakaman seorang pebisnis seperti ayahnya namun Alex tidak mempermasalahkan hal itu lagi pula pemakaman ayahnya memang tidak disebarluaskan jadi hanya ada beberapa orang saja yang tahu.
***
Acara pemakaman telah usai namun Alex masih saja terdiam memandangi tubuh ayahnya yang telah tertimbun oleh tanah, Alex tidak menyangka jika ayahnya yang seorang pria yang sangat tangguh dapat mati dengan mudah oleh seorang wanita yang menurutnya sangat lemah. Dia bertanya-tanya apa yang telah terjadi diantara ayahnya dengan Zahra hingga ayahnya harus terbunuh dan kapan ayahnya datang ke Villa, kenapa ayahnya tidak memberitahu jika dia akan datang ke Villa?Tapi ya sudahlah semua itu telah berlalu, karena dia telah mengetahui siapa pembunuh Marquez maka dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri. Namun entah mengapa terkadang hati Alex merasa lemah saat dekat dengan gadis itu, Alex sangat bingung dengan perasaannya sendiri tapi dia tidak ingin terlihat lemah dia ingin terlihat kuat dan akan selalu seperti itu dan tidak akan Alex biarkan satu orangpun dapat meremehkannya.
"Meskipun kamu tidak dapat menjadi ayah yang baik untukku, tapi aku tetap menguburkan tubuhmu dengan layak. Bukankah aku telah menjadi anak yang berbakti?" Ujar Alex sambil tersenyum.
Senyum yang lagi-lagi sangat sulit diartikan, entah senyuman itu tanda senang, mengejek atau menghina hanya Alex dan Tuhanlah yang mengetahuinya.
Setelah merasa cukup puas memandang kuburan ayahnya Alex memutuskan untuk kembali ke Villa untuk melihat bagaimana keadaan Zahra sekarang. Namun baru saja Alex berbalik badan dia langsung melihat segerombolan besar kelompok Black Mafia yang telah menunggunya.
Senyum Alex langsung terbit saat melihat kelompok Black Mafia itu. Didalam hatinya tidak ada rasa takut sedikitpun jika mereka akan menyerangnya, karena bagaimanapun dia juga memiliki keahlian bela diri yang cukup tinggi serta dua pistol yang selalu dia bawa untuk berjaga-jaga membuatnya terlihat sangat santai.
"Kalian disini rupanya." Ujar Alex sambil tersenyum.
"Sejak kapan kalian disini? Apakah sudah lama?" Tanya Alex berbasa-basi untuk mengulur waktu dan bersiap-siap untuk menyerang mereka.
"Lihatlah ayah saya baru saja dikuburkan disini, mari kita pergi kesana." Ujar Alex sambil menunjuk tanah lapang yang berada tidak jauh dari area pemakaman.
Alex pun dengan santai berjalan menuju ke tanah lapang itu dengan diikuti segerombolan kelompok Black Mafia yang sejak tadi berada dibelakangnya. Setelah Alex sampai di tanah lapang dia pun berhenti berjalan kemudian mulai mengambil kedua pistol yang berada dibalik jasnya secara sekaligus kemudian berbalik badan dan mengarahkan kedua pistol itu kearah mereka.
"Ayo mulai!" Teriak Alex tanpa ragu sambil mengarahkan kedua pistol itu kearah mereka.
Thanks for reading guys!
Jangan lupa vote dan komentarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Novela JuvenilZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...