Ancaman

5.4K 309 3
                                    

Happy Reading guys

"Saya tunggu kamu di ruang kerja." Ujar Alex kepada Zahra Setelah dia menyelesaikan makan malamnya.

Setelah Alex mengatakan hal itu dia pun berdiri dan bergegas pergi meninggalkan Zahra yang masih terdiam memahami apa yang telah dikatakan oleh Alex.

"Apakah tadi dia berbicara denganku? " Tanya Zahra kepada Michel yang berada di belakangnya.

"Ya nona, Tuan Alex berbicara kepada nona."jawab Michel.

Zahra yang baru menyadari apa yang dikatakan Alex pun segera menyudahi acara makan malamnya dan bergegas pergi untuk menyusul Alex yang telah berada di ruang kerjanya.

saat Zahra telah sampai di depan ruang kerja Alex, dia pun mengetuk pintu.

"Masuk." Jawab Alex dari dalam.

Dengan perasaan yang takut Zahra pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruang kerja Alex. Zahra berusaha menahan rasa takutnya saat berhadapan dengan Alex walaupun itu terasa sangat sulit untuk dilakukan.

"Ada apa?" Tanya Zahra setelah dia sampai didalam ruang kerja Alex.

"Kemari." Ujar Alex dengan nada yang datar.

Dengan ragu-ragu Zahra mulai berjalan untuk mendekati Alex yang sedang duduk di kursi kerjanya. Zahra terus menundukkan kepalanya dan tidak berani untuk melihat wajah Alex. Dia terlalu takut untuk menghadapi pria yang telah membuat hidupnya bak di neraka.

"Lihat." Ujar Alex saat Zahra telah berada di dekatnya.

Zahra yang mendengar ucapan dari Alex pun secara perlahan mulai mengangkat kepalanya, Zahra melihat kearah Alex lalu beralih melihat leptop yang berada diatas meja. Di dalam leptop yang berada di depan Alex, Zahra melihat sebuah rekaman CCTV yang merekam sebuah ruangan rumah sakit yang dimana disana terdapat seorang wanita paruh baya yang sangat tidak asing bagi Zahra.

"A...apakah itu Mamah?" Tanya Zahra untuk memastikan apakah penglihatannya benar atau salah.

Zahra merasa antara yakin dan tidak yakin jika itu adalah Mamahnya, dikarenakan saat Zahra dibawa paksa oleh anak buah Alex Mamahnya telah tertembak dan Zahra kira Mamahnya telah meninggal.

"Ya, wanita itu adalah Renjani." Jawab Alex tanpa ekspresi.

"Apakah Mamahku masih hidup?" Tanya Zahra yang merasa bahagia bisa melihat Renjani lagi.

"Tergantung, jika kamu mencoba bunuh diri atau kabur dari tempat ini maka akan saya cabut selang oksigen yang menempel di tubuh Renjani. Dan kamu tahu bukan bagaimana pada akhirnya?" Ujar Alex dengan perasaan yang menang.

"Saya mohon jangan lakukan itu, saya janji akan menuruti apapun yang kamu mau asalkan Mamah saya tetap hidup." Mohon Zahra.

"Pilihan yang bagus." Ujar Alex sambil tersenyum kemenangan.

Alex sekarang sangat senang karena dia akhirnya dapat mengendalikan Zahra yang akhir-akhir ini membuatnya merasa kesulitan untuk menghadapi wanita itu. Namun Alex sedikit tidak menyangka bahwa Zahra dengan sangat mudah dia taklukkan hanya dengan sedikit ancaman saja, bagaimana jika dia mendapatkan hal yang lebih dari sebuah ancaman mungkin gadis itu akan takluk dikakinya dan tidak akan pernah berani kabur dari sisinya

Sedangkan Zahra yang melihat Renjani yang tengah berbaring di rumah sakit seorang diri merasa sangat bersalah dikarenakan dia tidak dapat menemani Renjani disaat dia sedang membutuhkan kehadirannya. Zahra merasa sangat hancur karena hanya bisa melihat Renjani yang tengah terbaring di rumah sakit tanpa bisa menyentuhkan. Zahra merasa sangat bersalah, dulu saat Zahra dalam keadaan yang sulit Renjani selalu ada untuk membantunya, namun kini dia tidak dapat melakukan apapun.

Air mata Zahra turun dengan sangat deras dan matanya hanya tertuju kepada leptop yang ada di hadapannya dan tidak beralih kemanapun, seolah matanya dan hidupnya hanya tertuju pada leptop itu.

"Alex." Panggil Zahra yang masih dalam keadaan menangis.

"Apa?" Jawab Alex dengan dingin tanpa menoleh kearah Zahra sedikitpun.

"Apa boleh saya menemui Mamahku?" Pinta Zahra.

"Tidak." Jawab Alex dengan acuh tanpa  memperdulikan perasaan Zahra yang kini merasa hancur.

"Saya mohon, sekali saja saya ingin bertemu dengan Mamah." Ujar Zahra memohon kembali.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat." Jawab Alex.

Alex pun berdiri dari tempatnya duduk kemudian berjalan kearah Zahra hingga dia berdiri tepat dihadapan Zahra.

"Apa?" Tanya Zahra dengan ekspresi yang gugup dikarenakan Alex menatapnya dengan tatapan intens.

Alex berjalan, terus berjalan untuk mendekati Zahra sedangkan Zahra yang merasa jarak diantara mereka semakin dekat memutuskan untuk berjalan kebelakang secara perlahan. Begitulah mereka terus berjalan hingga tubuh Zahra menabrak sebuah tembok dan mengakhiri jalannya namun Alex masih terus berjalan untuk mendekati Zahra hingga jarak mereka benar-benar dekat dan kini tidak ada jarak lagi diantara mereka. Alex pun memajukan kepalanya kearah kepala Zahra kemudian berbisik tepat di telinga Zahra.

"Layani aku." Bisik Alex dengan nada yang sangat seksi.

Seketika mata Zahra membulat, Zahra sangat terkejut dengan apa yang telah Alex katakan barusan hingga dia hanya bisa terdiam sesaat dan tidak mampu berkata-kata.

Alex kembali menjauhkan kepalanya dari kepala Zahra lalu melihat ekspresi wajah Zahra yang kini masih dalam keadaan terkejut.

"Baiklah kalau kamu tidak mau." Ujar Alex dengan santai.

Dengan keberanian dan keputusan yang bulat akhirnya Zahra memutuskan untuk bersedia melayani Alex, toh dia juga pernah diperkosa oleh Alex membuatnya kehilangan keperawanannya jadi tidak menjadi masalah yang besar jika dia harus melayani Alex kali ini.

Dengan secepat mungkin Zahra langsung meraih kedua ujung sisi jas hitam yang sedang Alex gunakan kemudian dia berjinjit untuk membuatnya semakin tinggi dan langsung mencium bibir Alex.

Alex yang mendapatkan apa yang dia mau pun tersenyum saat bibirnya sedang bersentuhan dengan bibir Zahra kemudian membalas ciuman Zahra. Dan akhirnya mereka pun saling berciuman dan mengalami malam yang panjang berdua didalam ruangan itu.

***

Keesokkan harinya Zahra dan Alex yang sedang sarapan pagi dengan sangat tenang, namun tidak dengan pikiran Zahra. Dia terus saja teringat dengan keadaan Renjani dan dia merasa tidak sabar untuk segera menemui Renjani.

Didalam hati Zahra terus saja merasa cemas dan khawatir dengan keadaan dari Renjani, Zahra sangat takut jika keadaan orang yang sangat berarti di hidupnya itu akan berada dalam keadaan yang tidak baik-baik saja dan jika hal itu terjadi maka Zahra akan terus menyalahkan dirinya sendiri yang saat itu telah egois meninggalkan Renjani seorang diri menghadapi para bodyguard yang jumlahnya cukup banyak dan menyebabkan Renjani harus menerima luka tembakan di dadanya.

Acara sarapan pun telah selesai, Alex pun berdiri untuk pergi dari meja makan dan baru saja dia berjalan satu langkah tangannya langsung dicekal oleh wanita yang berada tidak jauh darinya.

"Kamu tidak lupa dengan apa yang kamu janjikan semalam, bukan?" Tanya Zahra untuk mengingatkan Alex yang sepertinya lupa dengan apa yang telah dia janjikan kepada Zahra.

"Saya bukan tipe pria yang suka mengingkari janjinya." Jawab Alex yang secara tidak langsung mengatakan bahwa dia mengingat janjinya kepada Zahra dan akan menepati janjinya sesegera mungkin.

"Baiklah, ayo pergi." Ujar Zahra yang kini telah melepaskan tangannya dari Alex dan berdiri dengan semangat disamping Alex.

Tanpa sepatah katapun Alex berjalan untuk keluar dari Villa itu dan Zahra pun mengikuti kemana Alex pergi dengan perasaan yang bahagia.

"Reader yang baik adalah Reader yang meninggalkan jejaknya."

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang