Malam Yang Indah

5.6K 159 3
                                    

Happy Reading guys!

"Jika aku gila, apakah kamu akan tetap memintaku untuk menemanimu?" Canda Alex menimpali ucapan kasar dari Zahra.

"Tentu saja tidak." Ujar Zahra sambil membuang muka ke arah samping kanan agar tidak bisa melihat Alex.

Alex yang melihat perilaku Zahra pun tersenyum.

"Lalu atas dasar apa kau mengatakan aku gila?" Tanya Alex.

Zahra merasa bingung harus berkata apa, masa Zahra harus bilang kalau Alex gila karena terus memaksanya untuk berciuman walaupun nafas Zahra telah habis atau Zahra mengatakan Alex gila karena dia tampan. Ah tidak mungkin, mana ada pria gila namun tampan.

Eh ada ding, Alex contohnya. Pria itu gila karena senang membunuh orang. Eh tapi Alex kan bunuh orang demi melindungi diri atau kesenangan sih?

Dahlah jangan mikirin Alex, dia jahat. Hehehe....

"Karena kamu pria dewasa namun memiliki tingkat egois yang tinggi dan selalu ingin menang." Jawab Zahra pada akhirnya.

"Baiklah jika kamu tidak ingin aku temani." Ujar Alex yang lagi-lagi hendak pergi meninggalkan Zahra yang sebenarnya dia tidak akan pergi, dia hanya ingin mempermainkan Zahra dan terus membuat Zahra menahannya untuk tidak pergi dari sisinya.

"Jangan." Cegah Zahra sambil menarik lengan baju Alex dengan tatapan yang memohon.

Alex pun kembali duduk sambil menghadap ke arah Zahra.

"Kenapa diam? Tidak ingin melanjutkan apa yang telah kamu mulai?" Tanya Alex saat dia melihat Zahra yang hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Aku harus apa?" Tanya Zahra yang bingung harus melakukan apa.

"Lakukan seperti apa yang biasa aku lakukan padamu." Jawab Alex.

Otak Zahra mulai berkelana setelah dia mendengar jawaban dari Alex, hal yang biasa Alex lakukan padanya adalah menciumnya, melepas pakaian lalu bercinta. Jadi sekarang hal yang harus Zahra lakukan adalah melepaskan pakaian Alex.

Zahra pun mulai mengangkat tangannya untuk membuka pakaian Alex, dimulai dari kancing baju paling atas Zahra lepaskan dengan ragu-ragu. Zahra merasa dia seperti seorang jalang yang tengah merayu pelanggannya, ada rasa takut, gugup serta jangan lupakan jantung Zahra yang tiada henti-hentinya berdebar sangat kencang. Namun apapun yang tengah Zahra rasakan tidak membuatnya berhenti, dia terus membuka kancing kemeja Alex yang berwana biru muda yang indah hingga akhirnya Zahra berada di kancing terakhir yang baru saja dia lepaskan.

Setelah selesai membuka kancing baju Alex, Zahra mulai membantu Alex melepaskan kemeja itu. Setelah Zahra bingung harus melakukan apa karena dia tidak memiliki pengalaman sedikitpun tentang percintaan hingga membuat membatu kembali.

Alex yang melihat Zahra kembali terdiam merasa semakin kesal karena Zahra benar-benar tidak dapat merayu pria sedikitpun, karena rasa kesal yang semakin besar serta rasa kesabaran Alex yang telah habis Alex pun memutuskan untuk lebih dulu menyerang Zahra dengan ciuman, dan mereka pun kembali berciuman dengan panas.

Jika biasanya Zahra akan menolak untuk bercinta dengan Alex, berbeda dengan sekarang yang justru Zahra sangat menikmati setiap sentuhan yang Alex berikan padanya hingga membuat Zahra tidak sadar jika kini dia juga mulai dapat menyeimbangi keahlian Alex dalam bercinta.

Beginilah akhirnya Zahra maupun Alex sama-sama terbuai dalam kenikmatan dan saling mendambakan satu sama lain tanpa rasa malu atau semacamnya.

Setelah sesi percintaan mereka yang panas, mereka pun tertidur dengan sangat pulas dengan posisi tidur yang saling memeluk satu sama lain seolah mereka tidak akan terpisahkan oleh apapun.

****
Matahari telah terbit untuk menyinari bumi, para pelayan tengah sibuk menyiapkan sarapan dan membersihkan Villa dengan giat, namun sepasang kekasih yang masih tertidur pulas masih enggan untuk bangun dari mimpi indah mereka.

Setelah beberapa saat sang wanita pun terbangun dan mulai membuka matanya secara perlahan, wanita itu pun menengok ke arah jendela yang telah disinari oleh sang mentari. Saat melihat jendela itulah sang wanita menyadari jika hari telah berganti pagi, dia pun hendak bangun dari tempat tidurnya namun dia mengurungkan niatnya kala melihat wajah sang pangeran yang begitu dekat dihadapannya.

Memandang wajah pria tampan di pagi hari merupakan berkah yang tidak semua wanita dapatkan dengan mudah, dan saat Zahra memiliki kesempatan itu Zahra merasa sedikit beruntung. Wajah putih, rahang tegas, hidung mancung dan jangan lupakan bulu mata lentik secara alami yang pria itu miliki membuat siapapun wanita yang memandangnya akan langsung jatuh cinta.

Begitupun Zahra, dia tidak dapat membohongi dirinya sendiri jika dia juga mengagumi ketampanan Alex yang luar biasa tampannya.

"Manis." Gumam Zahra kalau matanya melihat bibir merah muda yang Alex miliki.

Tangan Zahra mulai terulur untuk menyentuh bibir seksi milik Alex, sebelum dia dapat menyentuh bibir Alex ada tangan yang lebih dulu menangkap tangan Zahra. Zahra sangat terkejut mendapati tangan Alex yang kini telah menangkap tangannya, dia pun berusaha untuk melepaskan tangannya dari Alex namun nihil dia tidak dapat melakukannya.

"Mengagumi ketampananku? Atau kamu ingin mengulangi percintaan kita semalam?" Tanya Alex setelah dia membuka mata untuk melihat Zahra.

"Dasar mesum." Ujar Zahra sambil mencoba melepaskan tangannya dari tangan Alex dan berhasil, kini tangannya dapat lepas dari cengkeraman Alex.

"Mesum, mesum gini tapi kamu suka kan?" Janda Alex sambil tersenyum.

"Setidaknya itu lebih baik dibandingkan kamu menyiksaku dengan beribu cambukan." Jawab Zahra asal.

Setelah Alex mendengar jawaban dari Zahra sontak dia pun langsung terdiam beberapa saat, setelah Alex terdiam beberapa saat dia pun mulai melepaskan pelukannya pada Zahra kemudian pergi meninggalkan Zahra menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya.

Sontak saja Zahra langsung terkejut saat melihat Alex yang turun dari ranjang tanpa pakaian hingga memperlihatkan setiap inci dari tubuhnya dengan sangat santai seperti biasanya tanpa rasa malu sedikitpun.

"Hey, apakah kamu benar-benar gila. Pakai pakaianmu!" Teriak Zahra sambil menutup matanya menggunakan kedua tangannya agar matanya tidak dapat melihat tubuh seksi Alex lagi.

Namun yang diteriaki malah terus berjalan ke kamar mandi dengan santainya tanpa memperdulikan teriakkan Zahra yang menyuruhnya untuk memakai pakaian.

Bagi Alex percuma saja memakai pakaian toh setelah masuk ke kamar mandi dia juga akan melepaskannya karena tidak mungkin bukan kita mandi dengan memakai pakaian yang masih lengkap. Jika memang ada lalu bagaimana cara memakai sabun dan menggosok tubuh kita? Akan sulit bukan.

Setelah beberapa saat Alex telah masuk ke dalam kamar mandi, barulah Zahra berani untuk menurunkan tangannya. Secara perlahan Zahra mulai membuka matanya sedikit demi sedikit untuk memastikan bahwa Alex telah masuk ke dalam kamar mandi, setelah dapat dipastikan barulah Zahra memberanikan diri untuk membuka matanya.

"Apakah tadi dia marah?" Tanya Zahra pada dirinya sendiri setelah dia menyadari ucapan yang baru saja dia katakan kepada Alex yang mungkin saja dapat melukai hatinya.

Zahra pun mulai merasa cemas dan takut jika Alex benar-benar marah padanya. Jika memang pria itu marah padanya, apa yang harus Zahra lakukan?

Apakah Alex akan memaafkannya atau justru Alex akan kembali menyiksanya dengan sadis?

Apapun itu Zahra harus kuat menghadapinya karena bagaimanapun juga dia tidak dapat lepas dari Alex.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang