Happy Reading guys!
"Michel!" Panggil Alex.
Michel yang merasa namanya dipanggil pun segera menengok kearah orang yang telah memanggilnya, dan baru saja Michel menengok kearah Alex dia langsung melempar sebuah kunci kepada Michel dengan spontan Michel langsung menangkap kunci yang baru saja Alex lempar.
"Kirim barang yang berada di mobil, alamat dan informasi transaksinya telah saya kirim melalui pesan." Ujar Alex dengan santai.
Sebenarnya Michel masih ingin menemani Zahra hingga wanita itu bangun tapi dia juga tidak bisa menolak tuannya. Dan terpaksalah Michel menuruti perintah tuannya untuk mengirim barang yang entah dimana tujuannya.
"Baik Tuan." Jawab Michel dengan patuh.
Michel pun segera melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya, walaupun transaksi ini cukup berbahaya tidak membuat hati Michel gentar sedikitpun justru Michel masih aja memikirkan keadaan Zahra yang hingga saat ini masih juga belum sadarkan diri.
Dalam perjalanan terbesit pemikiran bahwa apakah Alex mengetahui jika dia menyukai Zahra dan berniat menyingkirkannya dengan alasan tugas, atau memang ini hanya tugas yang Alex berikan kepadanya seperti biasa?
Entahlah Michel bingung memikirkannya, namun bagaimanapun itu dia tidak dapat membantah perintah Alex dan hanya bisa menuruti apa perintah Alex tanpa membantah sedikit pun.
***
Sedangkan disisi lain kini berganti Alex yang tengah menunggu Zahra di rumah sakit, Alex duduk sambil terus memandang dan mengagumi wajah cantik Zahra yang sangat natural. Entah mengapa walaupun Zahra tidak memakai riasan wajah sedikit pun dia masih saja terlihat cantik bahkan saat koma pun Zahra terlihat seolah dia tengah tertidur bak putri salju yang menunggu pangerannya untuk mengecup dan menghilangkan mantra yang menyelimutinya.
Saat tengah asik memandang Zahra, Alex melihat Zahra yang sepertinya akan segera bangun. Dengan segera Alex mengalihkan pandangannya kemudian mengambil ponsel yang berada di saku jasnya kemudian mulai berlagak sedang serius memainkan ponsel yang berada di tangannya.
Saat Zahra membuka mata orang pertama yang dia lihat adalah Alex, dia merasa sedikit kebingungan karena kamar yang tengah dia tempati sepertinya bukan kamarnya serta tercium bau obat yang sangat menyengat. Setelah melihat kearah sekeliling Zahra dapat menyimpulkan bahwa dia sekarang tengah berada di rumah sakit, tapi siapa yang telah membawanya kesini?
Apakah mungkin itu Alex?
Karena orang pertama yang Zahra lihat saat membuka matanya adalah Alex, tapi apakah mungkin pria bengis nan kejam ini mau membawa Zahra ke rumah sakit setelah puas menyiksanya.
Ah sepertinya itu tidak mungkin, tapi saat memikirkannya ada sedikit rasa senang dihatinya karena Alex mau membantunya, tapi rasa takut dan trauma yang dia alami lebih dominan dibandingkan rasa senang yang kini tengah ia rasakan.
Zahra pun kembali melihat kearah Alex yang secara kebetulan Alex juga sedang melihat kearah Zahra dan jadilah mereka saling pandang-pandangan sesaat hingga Zahra kembali teringat saat dia sedang disiksa oleh Alex dan segera memutuskan kontak mata mereka kemudian menarik selimut yang menutupi tubuhnya hingga menutupi separuh dari wajahnya.
Alex yang melihat Zahra berprilaku seperti itu membuatnya sedikit merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, namun dia segera menyingkirkan perasaan yang akan membuatnya lemah itu dan berusaha bersikap dingin dan cuek kembali seperti biasanya.
Tidak banyak yang mereka lakukan hanya terdiam di tempat masing-masing tanpa ada yang bergerak atau memulai pembicaraan. Hanya ada keheningan diantara mereka entah sampai kapan, hingga Alex yang mulai jengah dengan situasi saat ini pun memutuskan untuk mengakhiri keheningan ini.
"Jangan menunggu Michel, karena dia telah pergi." Ujar Alex yang mengira bahwa Zahra sedang mencari keberadaan Michel yang saat ini tidak ada disisi Zahra.
Setelah Alex mengatakan tentang Michel dia pun kembali teringat dengan sosok pria yang selama ini membantu dan menemaninya, ya sekarang dia tidak menemukan keberadaan Michel entah dimana pria itu sekarang hingga saat Zahra sadar pun dia masih saja belum menampakkan diri.
"Kemana?" Tanya Zahra yang penasaran dengan keberadaan Michel saat ini.
"Alam akhirat." Jawab Alex dengan santai yang sebenarnya itu hanyalah sebuah kebohongan agar Zahra tidak terus diam dan tenggelam dalam lamunannya yang tidak dapat Alex ketahui.
"Tidak mungkin, kamu pasti bohong." Elak Zahra yang merasa hal itu tidaklah mungkin dan apa yang dikatakan oleh Alex hanyalah sebuah kebohongan untuk membuat Zahra merasa semakin sedih dan tersiksa karena pria dihadapannya saat ini laksana tubuh berhati iblis.
"Terserah jika tak percaya." Jawab Alex acuh, namun didalam hatinya dia merasa senang karena dapat membuat Zahra bicara kembali.
"Kenapa kamu tega melakukan hal itu?" Tanya Zahra yang mulai merasa percaya dengan apa yang Alex katakan barusan.
Ya Zahra mulai percaya dengan kebohongan yang telah Alex berikan padanya, dan kini Zahra menatap Alex dengan mata yang berkaca-kaca dan hampir menangis, namun sepertinya Zahra menahan tangisnya dan berusaha untuk kuat untuk mendengar kabar tentang Michel meskipun kabar itu dapat membuat hatinya hancur sekalipun.
Alex mulai berdiri dari tempat duduknya, kemudian mendekati Zahra yang masih terbaring diatas ranjang untuk berbisik kepada Zahra.
"Karena Michel telah melanggar perintahnya dengan membawamu ke rumah sakit tanpa izin dariku." Ujar Alex tepat di telinga Zahra dengan nada yang pelan.
Setelah Zahra mendengar jawaban dari Alex, dia tidak mampu lagi menahan tangisnya. Luruh sudah air mata yang sejak tadi dia tahan. Air matanya mengalir bak sungai yang mengalirkan air hingga ke hulu tanpa sebuah halangan, hingga air mata itu dapat membasahi ujung selimut yang sejak tadi berapa didepannya.
"Kenapa? Kau sedih?" Tanya Alex setelah dia mengangkat kepalanya kemudian melihat Zahra yang telah berlinang air mata di pipinya.
Mata Zahra sedikit terbelalak mendapatkan pertanyaan yang tidak manusiawi dari mulut Alex yang menurutnya sangat pedas melebihi cabai rawit yang ada di seluruh dunia ini, Zahra pun menurunkan selimut yang sejak tadi masih menutupi sebagian wajahnya. Kali ini dia akan lebih berani dari sebelumnya, dia telah lelah diperbudak oleh iblis yang tidak memiliki hati lagi. Mulai sekarang dia akan menjadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya.
"Kenap kamu tidak membunuhku saja?" Tanya Zahra yang kini mulai memberanikan diri untuk bertanya.
"Karena aku masih membutuhkan tubuhmu untuk melampiaskan nafsuku." Ujar Alex blak-blakan kepada Zahra yang sontak membuat Zahra semakin marah dibuatnya.
"Aku tidak sudi menjadi budak seksmu." Jawab Zahra sambil menatap Alex dengan tajam.
"Tapi kamu tidak memiliki pilihan lain." Ujar Alex yang kemudian pergi meninggalkan Zahra seorang diri.
Zahra yang mendengar jawaban dari Alex pun semakin merasa marah, digenggamnya ujung selimut yang ada di tangannya kuat-kuat hingga telapak tangannya memutih dikarenakan kuatnya genggaman Zahra kepada selimut itu.
Thanks for reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Teen FictionZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...