Happy Reading guys!
Sesampainya Michel di villa dia pun berjalan menuju kamar Zahra untuk melihat bagaimana keadaannya setelah dia mendapatkan kabar bahwa Zahra telah pulang dari rumah sakit dan itu berarti Zahra sekarang berada di dalam Villa ini.
Baru saja dia akan masuk ke dalam kamar Zahra, dia melihat Zahra yang baru saja keluar dari kamar Alex. Otak Michel langsung berkelana apa yang telah terjadi selama kepergiannya dan apakah Zahra baik-baik saja selama dia tidak ada atau justru Zahra semakin menderita tanpanya. Rasa khawatir mulai menyelimutinya dan rasa takut mulai mengerogoti hatinya hingga dia merasa bingung harus melakukan apa.
"Michel." Panggil Zahra secara spontan saat dia melihat keberadaan Michel dihadapannya.
Sontak Zahra langsung berlari menuju Michel kemudian langsung memeluk tubuh Michel tanpa memperdulikan dimana kini dia berada dan siapa saja yang akan melihatnya.
"Kamu masih hidup." Ujar Zahra dengan perasaan yang sangat bahagia karena mengetahui keadaan Michel yang dalam keadaan baik-baik saja bahkan terlihat sangat sehat dan bertenaga.
Sedangkan orang yang dipeluk oleh Zahra justru terdiam membatu tanpa tahu apa yang harus di lakukan. Jantungnya berdetak sangat kencang, hatinya berbunga-bunga serta ada rasa bahagia yang tiada terkira saat melihat wanita yang selama ini dia khawatirkan ternyata dalam keadaan baik-baik saja bahkan kini ada senyum yang sangat indah yang menghiasi wajahnya membuat hati Michel semakin tenang dan bahagia.
Karena merasa bahagia telah bertemu dengan Zahra tanpa sadar Michel memeluk Zahra dan mulai mengelus punggung Zahra dengan lembut.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Michel sambil memeluk tubuh Zahra.
"Baik, sangat baik." Jawab Zahra dengan senyum bahagianya.
Disisi lain ada seorang pria yang tengah melihat kebersamaan mereka, dimatanya ada tatapan kebencian dan kemarahan yang mulai meluap. Tangannya mengepal dengan sangat kuat hingga otot-otot tangannya terlihat, siapa lagi jika bukan Alex. Sang bos mafia yang kini menjadi Leader of Mafia, pria paling kejam dan manusia berhati iblis yang mampu membunuh ratusan orang sekaligus tanpa mendapatkan luka sedikitpun.
Dengan kemarahan yang telah memuncak Alex langsung berjalan dengan sangat cepat menuju Michel dan Zahra yang masih saja berpelukan dan belum menyadari jika mereka telah tertangkap basah oleh bos mereka. Hingga saat Alex sampai tepat dihadapan mereka dia langsung menarik tubuh Michel kemudian membanting tubuh Michel keatas lantai dengan sangat keras lalu memukuli Michel secara bertubi-tubi dihadapan Zahra.
Tidak ada hal lain yang Alex pikirkan selain kemarahan. Satu hal yang saat ini ingin dia lakukan yaitu dia hanya ingin memukul Michel hingga pria itu mati di tangannya tanpa memperdulikan keadaan Zahra yang sekarang sedang melihat perkelahiannya dengan Michel dengan tatapan terkejut sekaligus takut.
Sedangkan Zahra yang melihat Alex yang sedang memukul Michel dengan brutal merasa sangat ketakutan, dia tidak tahu apa alasan Alex memukul Michel tapi apapun alasannya Zahra merasa tidak seharusnya Alex memukul Michel seperti itu. Zahra merasa jika hal ini terus terjadi maka Michel tidak akan mampu untuk bertahan, jadi dengan keberanian yang dia kumpulkan berusaha sekuat tenaga untuk menarik tubuh Alex.
Percobaan pertama gagal dikarenakan Alex menangkis tangan Zahra dari tubuhnya, Zahra pun segera menyingkirkan rasa ketakutan yang menyelimutinya kemudian mencoba menarik Alex kembali dengan kekuatan yang lebih kencang dari yang tadi. Zahra segera menarik lengan Alex dengan sangat kuat, namun sayang Alex yang sedang diselimuti api kemarahan tidak menyadari jika yang menarik tangannya adalah Zahra dan menangkis tangan Zahra kembali dengan cukup kuat hingga tubuh Zahra terdorong dan hampir jatuh, untungnya Alex langsung menyadari Zahra yang akan terjatuh sehingga dengan cepat Alex menangkap tubuh Zahra agar tidak terjatuh.
Setelah Alex menangkap tubuh Zahra sontak mata mereka pun saling beradu untuk melihat satu sama lain untuk waktu yang cukup lama, saat mata mereka beradu secara perlahan kemarahan Alex pun mereda dan kini Alex tidak dalam keadaan marah kembali. Hatinya telah melunak dan membaik sehingga dia bisa berpikir jernih kembali.
Alex yang lebih dulu menyadari posisi mereka pun langsung memutuskan kontak mata mereka, dia pun mulai melepaskan tangannya dari tubuh Zahra secara perlahan kemudian pergi meninggalkan Zahra yang masih dalam keadaan diam tanpa sepatah kata pun.
Cukup lama Zahra terus terdiam membatu di tempatnya berdiri, hingga beberapa lama otaknya pun kembali sadar dan melihat Michel yang telah babak belur penuh dengan luka lebam serta ada darah yang keluar dari sudut bibirnya. Dengan segera Zahra membantu Michel untuk bangkit dari lantai kemudian mengantarnya untuk duduk. Setelah Michel duduk barulah Zahra pergi untuk mengambil kotak P3K yang berada di dalam lemari obat.
Zahra pun mulai mengobati luka yang berada di wajah Michel secara perlahan agar Michel tidak merasa kesakitan saat diobati.
"Apakah sakit?" Tanya Zahra dengan rasa khawatir.
"Tidak." Jawab Michel singkat.
Meskipun Michel merasa sakit di setiap luka yang dia miliki namun dia tetap diam agar Zahra tidak merasa khawatir dengan keadaan. Michel berusaha menampakkan keadaan yang baik-baik saja dengan harapan Zahra tidak begitu memikirkan keadaannya karena tentu saja Michel sudah sering mendapatkan luka dalam melakukan tugasnya yang bahkan terkadang dia akan mendapatkan luka yang lebih parah dari ini. Jadi jika Michel terluka itu akan menjadi hal yang wajar baginya.
"Pasti kamu berbohong." Ujar Zahra sambil terus mengobati luka Michel secara perlahan dan hati-hati.
"Bohong untuk apa?" Tanya Michel.
"Kamu berbohong dengan bilang lukanya tidak sakit hanya agar aku tidak merasa khawatir kan?" Tanya Zahra yang telah mengetahui arah pikiran Michel, karena dia tahu lukanya pasti sakit terlihat dari banyak dan parahnya luka yang sedang Michel derita.
"Luka seperti ini sudah sering aku alami, jadi kamu tidak perlu merasa khawatir denganku." Ujar Michel dengan santai.
"Tetap saja pasti sakit." Ujar Zahra dengan wajah yang sedih.
"Tidak sakit." Ujar Michel lagi.
Zahra merasa sangat kesal kepada Michel yang terus saja bilang bahwa lukanya tidak sakit, jadi Zahra pun dengan sengaja menekan luka Michel dengan sedikit kuat agar Michel dapat merasakan sakit pada lukanya.
"Aw aw aw Zahra hentikan. Itu sakit." Ujar Michel yang merasakan sakit saat lukanya ditekan oleh Zahra.
"Tadi bilang katanya tidak sakit." Ujar Zahra dengan perasaan kesal.
"Lukanya memang tidak sakit, tapi kalau di tekan tetap saja sakit." Bela Michel yang merasa tidak mau kalah dengan Zahra.
"Dasar pembohong." Ujar Zahra sambil melempar kapas yang baru saja dia gunakan untuk mengobati luka ke arah wajah Michel.
Setelah melempar kapas Zahra pun berdiri untuk meninggalkan Michel sendirian duduk di kursi itu, sedangkan Michel hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu dan perhatian dari Zahra.
Thanks for reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Novela JuvenilZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...