Happy Reading guys!
Sesampainya Zahra di bandara dia langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh are bandara yang bisa dia jangkau dengan matanya, namun dia masih juga tidak menemukan keberadaan dari mamahnya.
"Michel." Panggil Zahra sambil terus mencari tanpa henti.
"Apa?" Jawab Michel yang baru saja turun dari mobil.
"Dimana Mamahku?" Tanya Zahra yang masih belum bisa menemukan keberadaan Renjani.
"Kita masuk dulu yu sebelum kita ketinggalan pesawat." Bujuk Michel agar Zahra mau segera masuk ke bandara.
"Tidak Michel, aku tidak akan pergi meninggalkan Mamahku." Ujar Zahra yang tidak ingin pergi tanpa Renjani.
"Maaf Nona, sebenarnya Nyonya Renjani sudah tiada." Ujar Michel dengan nada yang sedih serta rasa bersalah.
"Tidak, itu tidak mungkin Michel. Alex bilang Mamah baik-baik saja dan akan segera sembuh." Ujar Zahra yang tidak percaya pada apa yang baru saja Michel katakan.
"Nona jangan percaya pada Tuan Alex, dia berbohong pada Nona. Semalam saya lihat sendiri kuburan Nyonya Renjani." Ujar Michel berusaha meyakinkan Zahra bahwa Renjani telah tiada.
"Kamu bohong Michel, kamu pasti bohong. Mamahku masih hidup." Ujar Zahra yang kini mulai meneteskan air mata.
"Maafkan saya Nona tapi itulah yang terjadi. Nyonya Renjani telah meninggal beberapa hari yang lalu." Ujar Michel yang masih berusaha untuk membuat Zahra percaya padanya.
"Tidak, ini tidak mungkin Michel. Mamah." Ujar Zahra sambil menangis.
Michel pun dengan inisiatifnya sendiri segera memeluk Zahra untuk menenangkannya. Biarkanlah Zahra menangis dahulu untuk beberapa saat sebelum dia pergi meninggalkan negara yang telah membuat hidupnya sangat menderita. Biarkanlah Zahra sekarang menangis hingga puas sehingga kelak tidak akan ada air mata lagi di matanya dan hanya ada senyum manis di bibirnya yang akan menghiasi wajah Zahra di setiap detik waktu yang Zahra miliki.
Setelah beberapa saat Zahra menangis akhirnya tangisnya reda juga, dengan lembut Michel menghapus air mata yang masih berada di pipi Zahra. Setelah dapat dipastikan bahwa Zahra tenang barulah Michel berani untuk mengajaknya pergi.
"Nona, sekarang sudah waktunya kita pergi. Sebentar lagi pesawat akan lepas landas." Ujar Michel mengingatkan Zahra bahwa waktu mereka di Indonesia akan berakhir.
"Haruskah kita pergi?" Tanya Zahra yang kembali merasa ragu.
"Tidak ada jalan untuk kembali Nona, jika kita kembali dan rencana kita diketahui oleh Tuan Alex maka nyawa kita tidak akan tertolong lagi." Ujar Michel mengingatkannya bahwa apapun jalan yang telah dia pilih tidak akan ada jalan untuk kembali.
"Baiklah, ayo kita pergi." Ujar Zahra pada akhirnya.
Dan mereka pun pergi menuju pesawat yang akan menuju ke tempat tujuan mereka yaitu di Seoul, Korea.
***
Di sisi lain Alex yang baru saja pulang dari pekerjaannya tengah sibuk mencari keberadaan Zahra yang saat ini tidak ada di kamar maupun di ruangan lain. Alex terus berjalan untuk mencari keberadaan Zahra tanpa henti hingga dia mulai merasa lelah mencari dan menyadari jika sejak dia pulang dia tidak dapat menemukan Zahra maupun Michel.
"Michel!" Teriak Alex cukup keras.
"Zahra!" Teriaknya lagi.
"Zahra, kamu dimana?!" Teriak Alex lagi dan lagi.
Tidak berapa lama seorang pelayan wanita pun menghampiri Alex yang sedang sibuk mencari Michel dan Zahra.
"Tuan, Nona Zahra dan Tuan Michel pergi keluar Tuan." Ujar pelayan itu sambil membungkuk hormat.
"Kemana mereka pergi?" Tanya Alex dengan wajah yang datar.
"Saya tidak tahu Tuan." Jawab pelayan itu dengan jujur.
"Sejak kapan mereka pergi?" Tanya Alex lagi.
"Sejak Tuan pergi bekerja." Jawab pelayan itu.
Dan jawaban terakhir yang pelayan itu katakan mampu membuat Alex murka, sekarang dia menyadari bahwa orang kepercayaannya telah berkhianat dan membawa kabur Zahra darinya.
Dengan segera Alex mengambil ponselnya kemudian mengetik beberapa dikit angka untuk menghubungi seseorang.
"Kenan, cari keberadaan Zahra dan Michael sekarang. Besok semuanya harus sudah beres." Ujar Alex sambil menahan amarah.
"Baik, Tuan." Jawab Kenan dari sebrang sana.
Telepon pun terputus secara sepihak oleh Alex, setelah menutup telepon Alex keluar kembali dari villa itu untuk mencari keberadaan Zahra.
Alex melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, diselimuti rasa amarah dan kekecewaan Alex terus mencari Zahra di gelapnya malam tanpa bintang dan bulan.
Suasana malam ini bagaikan suasana hati yang saat ini Alex alami. Sunyi, sepi dan gelap itulah yang saat ini tengah Alex rasakan namun Alex tidak dapat melakukan apapun selain mencari keberadaan Zahra. Pada akhirnya Alex menghabiskan malam yang gelap gulita ini dengan terus mencari keberadaan Zahra.
***
Keesokan harinya....
Drrrt....
Drrrt...
Drrrt...Terdengar suara ponsel bergetar dari dalam dasboard mobil, dengan segera Alex mengangkat panggilan yang ternyata panggilan itu berasal dari Kenan.
"Halo, Tuan." Ujar Kenan dari sebrang telepon.
"Ya, ada informasi apa?" Tanya Alex sambil terus melajukan mobilnya tanpa henti sejak semalam.
"Saya mendapatkan informasi bahwa Nona Zahra dan Michael pergi ke bandara tapi saya tidak dapat menemukan pembelian tiket atas nama mereka Tuan." Terang Kenan.
"Bagaimana dengan orang tua Michel?" Tanya Alex yang merasa curiga dengan kedua orang tua Michel.
"Saya tidak dapat menemukan mereka dimana-mana Tuan. Dari hasil rekaman CCTV kedua orang tua Michel juga 0ergi ke bandara tapi tidak ada informasi apapun mengenai mereka di bandara Tuan." Terang Kenan lagi setelah dia mencari informasi secara menyeluruh selama semalaman.
Sontak Alex pun merasa semakin emosi, dengan geram Alex langsung memukul stir mobil menggunakan kedua tangannya. Tanpa sadar apa yang baru saja Alex lakukan membuat mobilnya kehilangan kendali dan akhirnya mobil Alex pun menabrak pembatas jalan yang kemudian menabrak sebuah pohon dengan cukup keras.
Kenan yang mendengar ada suara keras pun seketika merasa panik dan takut jika tuannya mengalami kecelakaan.
"Halo, Tuan apakah Tuan baik-baik saja?" Tanya Kenan dari sebrang sana dengan rasa panik yang mulai menyelimutinya.
Alex yang tidak mendengar panggilan Kenan pun tidak menjawab panggilan Kenan dikarenakan ponsel yang baru saja dia pegang terjatuh saat tangannya memukul stir mobil.
"Tuan, apakah Tuan baik-baik saja?" Tanya Kenan lagi yang masih juga belum mendapatkan jawaban.
Alex yang melihat ponselnya masih terhubung dengan Kenan pun lantas mengambil ponsel itu kembali.
"Tuan, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Kenan lagi tanpa henti-hentinya.
"Saya baik-baik saya, hanya menabrak pohon." Jawab Alex dengan nada yang santai namun terkesan dingin.
Jawaban yang telah Alex berikan mampu membuat Kenan kembali tenang karena dia mengetahui bahwa sekarang Alex dalam keadaan yang baik-baik saja.
"Tuan membuatku khawatir." Ujar Kenan yang telah merasa lega.
"Terus cari Zahra dan Alex sampai dapat." Ujar Alex dengan dingin.
Tut
Tut
TutLagi Alex memutuskan panggilan secara sepihak, namun Kenan yang telah terbiasa diperlukan seperti itu pun tidak ambil pusing, Kenan pun melaksanakan tugas yang baru saja Alex berikan yaitu mencari keberadaan Zahra dan Michael hingga dapat.
Thanks for reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Fiksi RemajaZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...