Happy Reading guys!
"Jadi orang dibalik percobaan membunuhku di bar itu Marquez." Ujar Alex sambil tertawa miris.
"Iya Tuan." Jawab Kenan.
"Kamu tahu bukan jika saya memiliki geng Mafia saya sendiri?" Tanya Alex.
"Tahu Tuan." Jawab Kenan lagi.
"Jadi apakan kalian bersedia untuk bergabung dengan geng Mafia milikku?" Tanya Alex lagi.
"Kami bersedia Tuan." Jawab Kenan beserta rekan-rekannya.
"Baik jika kalian setuju, sekarang kalian ikut saya ke markas." Ajak Alex.
"Baik Tuan Alex." Jawab mereka semua secara serempak.
Alex kembali ke mobilnya untuk pergi ke markas untuk menyatukan dua kelompok mafia menjadi satu.
***
Sedangkan disisi lain Michel yang telah mengetahui bahwa Marquez telah dikuburkan segera pergi untuk menemui Zahra dan membuka pintu kamar mandi yang sempat dikunci, Michel sangat terkejut mendapati Zahra yang tengah terbaring lemah dengan luka memar yang semakin parah serta tubuh yang memucat. Dengan segera Michel membawa Zahra pergi ke rumah sakit.
Michel mengendari mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi agar dapat segera sampai di rumah sakit walaupun jarak yang harus ditempuh cukup jauh, dengan cemas Michel langsung membopong tubuh Zahra setelah dia sampai di rumah sakit agar Zahra langsung mendapatkan pertolongan.
Selama Zahra diperiksa Michel terus saja merasa khawatir dan takut dengan keadaan Zahra. Baru kali ini Michel merasakan perasaan yang sangat takut akan kehilangan seseorang yang tidak ada hubungan apapun dengannya, namun entah mengapa rasa yang dia miliki sangat kuat untuk Zahra dan Michael tidak dapat mengelaknya.
Ceklek...
Pintu kamar UGD terbuka dan tampaklah seorang dokter bersama beberapa suster keluar dari kamar itu, dengan segera Michel menghampiri dokter itu untuk menanyai keadaan Zahra saat ini.
"Bagaimana keadaan Zahra Dok?" Tanya Michel dengan rasa panik yang masih menyelimutinya.
"Saat ini pasien telah melewati masa kritisnya, namun Pasien masih dalam keadaan koma." Jawab sang dokter dengan rasa kecewa karena dia telah berusaha sekuat tenaga namun hasilnya masih juga belum bisa memuaskan.
"Kapan Zahra akan sadar, Dok?" Tanya Michel yang merasa tidak sabar untuk melihat Zahra sadar.
"Maaf Pak kalau soal itu kami tidak dapat memastikan. Serahkan saja semuanya kepada Tuhan." Jawab dokter dengan pasrah.
Seketika Michel terdiam, entah apa yang harus dia lakukan disaat ini. Michel sangat bingung serta dia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak mampu membantu Zahra sedikitpun, sebagai seorang pria Michel merasa dia tidak berguna. Hanya untuk menolong wanita yang dia cintai saja tidak bisa apa lagi membahagiakannya.
Cinta?
Ah Michel benar-benar baru menyadari sekarang bahwa rasa ingin melindungi Zahra kini berganti menjadi ingin memiliki dan tidak ingin siapapun lagi dapat menyakiti Zahra, ingin rasanya Michel membawa kabur Zahra dari sini ke tempat yang sangat jauh agar Alex tidak dapat mengganggu Zahra lagi tapi sayangnya keadaan Zahra sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja sehingga Michel hanya bisa pasrah menunggu dan menemani Zahra saat koma.
***
Hari mulai petang, namun Zahra masih saja belum sadarkan diri membuat Michel semakin khawatir dengan keadaan Zahra. Michel menggenggam tangan Zahra erat dengan harapan Zahra dapat merasakan kehadirannya dan dapat segera bangun untuk menyapanya seperti biasanya.
Michel merasa tidak tega jika harus melihat Zahra terus berbaring tidak sadarkan diri, Michel merasa dunianya terhenti dan hanya terpaku kepada Zahra.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Michel yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat Zahra.
Michel sangat terkejut dengan kehadiran Alex yang datang secara tiba-tiba, Michel terlalu fokus melihat Zahra hingga dia tidak menyadari jika ada seseorang yang telah masuk.
Dengan segera Michel bangkit dari tempat duduknya kemudian berdiri menghadap Alex kemudian membungkuk hormat padanya.
"Zahra masih Koma, Tuan." Jawab Michel sambil membungkuk.
"Cih wanita lemah, begitu saja sudah koma." Ujar Alex meremehkan fisik Zahra yang sangat lemah menurutnya.
"Fisik setiap orang berbeda-beda Tuan, lagi pula jarang ada yang akan tahan jika setelah dicambuk langsung dikurung di ruangan yang lembab dan dingin." Jawab Michel merasa tidak terima karena Alex telah meremehkan Zahra.
Namun sayang sekali Michel tidak menyadari jika apa yang baru saja dia katakan mampu membuat Alex marah dan cemburu atas pembelaan Zahra oleh Michel yang sayangnya orang kepercayaannya Alex.
"Kau membelanya? Apa sekarang kau mulai menyukainya?" Tanya Alex dengan nada yang santai.
Ya Alex memang mengatakannya dengan nada dan posisi tubuh yang terkesan santai, namun siapa yang tahu bahwa saat ini Alex tengah memendam rasa cemburu dan kemarahan yang tidak dia sadari. Alex sama sekali tidak menyadari jika dia cemburu kepada Michel yang begitu perhatian kepada wanita miliknya, yang dia tahu hanya dia tidak menyukai perhatian Michel kepada Zahra yang menurutnya sudah berlebihan.
Sedangkan Michel yang telah berada disisi Alex bertahun-tahun dapat menyadari hal itu, dia menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan. Terbukti dari pertanyaan yang Alex berikan terkesan mengintimidasi Michel serta tatapan mata Alex yang cukup tajam kepadanya membuat Michel merasa takut.
"Maafkan saya Tuan, saya hanya mengutarakan pendapat saya saja." Jawab Michel dengan nada yang dia buat setenang mungkin walau hatinya tengah diselimuti rasa takut karena jika dia ketahuan telah menyukai wanita milik Alex maka tidak akan ada ampun lagi bagi Michel.
Alex yang mendengar jawaban dari Michel pun hanya terdiam dan beralih melihat Zahra yang masih saja begitu tenang dengan tidurnya yang indah hingga tidak memperdulikan dua pria yang terlibat sedikit pertikaian karenanya.
Alex mengulurkan tangannya untuk membelai pipi Zahra dengan lembut, bahkan sangat lembut hingga Michel tercengang dibuatnya dikarenakan Alex tidak pernah berbuat selembut itu kepada wanita manapun.
Saat Alex tengah membelai pipi Zahra tanya dia sadari kedua ujung bibirnya terangkat naik hingga terciptalah sebuah senyuman yang sangat jarang terbit dan dilihat oleh orang lain. Sebuah senyum yang sangat manis yang penuh akan ketulusan, bukan lagi senyum sinis atau meremehkan yang seringkali Alex tampakkan.
Setelah dirasa cukup membelai pipi Zahra, Alex mulai mendekatkan kepalanya kearah Zahra kemudian mengecup pelan bibir Zahra dengan sangat lembut.
"Kau milikku, tidak akan pernah aku biarkan siapapun mengambilmu dariku." Ujar Alex tepat didepan wajah Zahra dengan jarak yang sangat dekat.
Setelah mengatakan hal itu tepat didepan wajah Zahra, Alex kembali berdiri tegap kemudian menghadap kearah Michel yang kini tengah menundukkan kepala.
"Dia wanitaku, ketahuilah batasanmu." Ujar Alex dengan nada yang mengintimidasi.
"Baik Tuan." Jawab Michel dengan gugup.
Setelah mengatakan hal itu Alex kemudian berlalu pergi meninggalkan Michel untuk tetap disisi Zahra. Biarlah saat ini Michel menjaga Zahra dan dia akan mengurus urusan lain yang lebih penting.
Thanks for reading guys!
Jangan lupa vote dan komennya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Dla nastolatkówZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...