Happy Reading guys!
Pukul 04:00
Jisoo sampai di taman tempat mereka janjian, dia pun duduk di salah satu kursi yang ada disana kemudian merapikan rambutnya yang terurai panjang serta pakaiannya yang mulai sedikit berantakan.
"Mengapa rasanya jantungku berdetak sangat cepat? Aku merasa gugup sekali." Ujar Jisoo dengan perasaan yang bahagia karena dia akan bertemu dengan sang pujaan hati.
Jisoo menunggu dengan perasaan yang tidak sabar ingin segera bertemu dengan Alex.
Pukul 05:00
Matahari akan terbenam dan langit pun mulai petang.
"Apakah dia terlambat hari ini? Ya mungkin dia terlambat karena ada urusan yang mendesak." Ujar Jisoo untuk menyingkirkan pikiran buruk tentang Alex.
Pukul 06:00
Matahari telah terbenam dan malam pun mulai datang. Langit mulai gelap menandakan hujan akan segera datang.
"Apakah dia lupa jika memiliki janji denganku hari ini?" Tanya Jisoo dalam sedih.
Ya Jisoo merasa sedikit sedih sekarang karena sudah dua jam dia menunggu namun Alex belum juga datang.
Pukul 07:00
Langit mulai menurunkan rintik-rintik hujan dan petir mulai bersahut-sahutan. Namun Alex masih belum kunjung menunjukkan diri.
"Alex, apakah kamu mengejaiku? Mengapa kamu belum datang juga." Ujar Jisoo yang kini mulai menangis dalam diam.
Pukul 08:00
Hujan mulai semakin deras dan gaun yang Jisoo gunakan telah basah oleh air hujan.
"Aku membencimu Alex, kenapa kamu melakukan hal ini padaku." Ujar Jisoo yang kini mulai merasa putus asa untuk menunggu Alex.
Saat Jisoo tengah menangis tiba-tiba ada seorang pria yang datang dengan membawa sebuah payung berwarna hitam dengan ukuran yang cukup besar kemudian memayungi Jisoo dari arah belakang.
Jisoo yang menyadari jika ada seseorang dibelakangnya yang datang untuk memayunginya pun tersenyum dengan senang karena dia berpikir orang yang datang adalah Alex, dengan segera Jisoo pun menengok ke belakang dengan senyuman.
"Alex." Panggil Jisoo sambil tersenyum.
Namun senyumnya langsung kandas disaat dia melihat orang yang ada di belakangnya bukanlah Alex melainkan Namjoon. Jisoo pun kembali mengarahkan kepalanya ke depan dengan mimik wajah yang sedih serta kecewa.
"Untuk apa kamu datang ke sini?" Tanya Jisoo dengan nada yang datar.
"Hujan semakin deras, ayo kita pulang." Ajak Namjoon untuk segera pulang karena cuaca malam semakin dingin dan hujan tidak kunjung berhenti.
"Kamu duluan saja, aku masih ingin di sini." Jawab Jisoo yang masih enggan untuk meninggalkan tempat itu
"Sampai kapan kamu akan menunggunya? Sudah aku katakan dia bukan pria yang baik, dia tidak akan berubah secepat itu. Sadar Jisoo, dia tidak pantas untukmu." Ujar Namjoon yang merasa kesal dengan Jisoo yang masih saja menunggu pria yang tidak akan pernah datang menepati janjinya.
"Itu bukan urusanmu." Jawab Jisoo acuh.
"Apapun itu yang menyangkut tentang dirimu akan selalu menjadi urusanku dan sampai kapanpun itu tidak akan pernah berubah." Ujar Namjoon.
Jisoo hanya mendengarkan ucapan Namjoon tanpa ada niat sedikit pun untuk menjawab, pandangannya lurus ke depan serta tatapan kosong. Entah apa yang saat ini tengah dia pikirkan.
"Jisoo, sejak lama kamu tahu bukan jika aku sangat mencintaimu. Tapi kenapa kamu selalu memilihnya, mengapa tidak memilihku?" Ujar Namjoon dengan air mata yang mulai menetes mengingat cintanya yang begitu besar tidak pernah Jisoo hiraukan sedikit pun.
"Jika kamu bersedia maka aku akan menikahimu besok, atau sekarang juga bisa asalkan kamu berhenti berharap kepada pria yang bahkan tidak bisa menepati janjinya apa lagi membahagiakanmu, hal itu sangat tidak mungkin. Jadi Jisoo, aku mohon menikahlah denganku aku janji selama aku hidup aku akan membahagiakanmu dan tidak akan pernah mengecewakanmu." Lanjut Namjoon.
"Kamu tahu bukan jika cinta itu tidak dapat dipaksakan." Ujar Jisoo dengan nada yang datar.
Namjoon yang mendengar ucapan Jisoo pun hanya bisa menangis, rasanya air mata yang telah menetes sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Hanya karena cinta mampu membuat Namjoon merasakan betapa sakitnya ditolak, namun meskipun telah ditolak berulang kali tapi entah mengapa hatinya masih juga mencintai orang yang sama tanpa mampu beralih ke lain hati.
Hancur, mungkin itulah yang saat ini Namjoon rasakan. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Jisoo bahwa cinta memang tidak dapat dipaksakan.
Cukup lama mereka terus terdiam di tempat masing-masing tanpa ada niatan untuk pergi sedikit pun. Hingga tidak berapa lama mata Jisoo pun mulai terlihat kabur, kepalanya terasa pening dan tubuhnya terasa menggigil oleh hujan. Pada akhirnya Jisoo pun sudah tidak mampu menahannya dan dia pun terjatuh di atas kursi.
"Aku membencimu, Alex." Ujar Jisoo sebelum dia benar-benar tidak sadarkan diri.
Namjoon yang melihat Jisoo pingsan pun segera melemparkan payung yang tengah dia pegang ke sembarang arah kemudian bergegas untuk membopong tubuh Jisoo yang telah basah oleh air hujan.
Namjoon sangat khawatir dengan keadaan Jisoo dia pun dengan segera membawa tubuh Jisoo pulang agar pakaian yang Jisoo gunakan dapat segera diganti dengan pakaian yang kering sehingga tubuh Jisoo tidak terus kedinginan.
Dikarenakan jarak antara taman kota dengan rumahnya tidak begitu jauh Namjoon pun membopong tubuh Jisoo sambil berlari di tengah derasnya hujan.
Hujan semakin deras seolah mewakili dua hati yang tengah bersedih oleh kisah cinta yang memilukan.
"Namjoon, apa yang terjadi pada Jisoo? Kenapa kalian basah kuyup begini?" Tanya Renjani saat mendapati Namjoon yang datang bersama Jisoo dengan keadaan yang basah serta keadaan Jisoo yang telah tidak sadarkan diri.
"Jisoo kenapa Namjoon?" Tanya Rose yang juga ikut khawatir saat melihat Namjoon dan Jisoo
"Mah, tolong ganti pakaian Jisoo. Aku takut dia kedinginan." Pinta Namjoon.
"Baiklah, kamu bawa Jisoo ke kamar." Jawab Rose.
Namjoon yang mendengar jawaban dari Rose pun segera membawa Jisoo ke kamarnya yang langsung di ikuti oleh Rose dan Renjani. Setelah Namjoon sampai di dalam kamar Jisoo dia pun menaruh tubuh Jisoo di atas ranjang.
"Namjoon, kamu ganti pakaian dulu biar Tante yang akan menyiapkan air untuk mengompres Jisoo." Ujar Renjani setelah dia menyentuh kening Jisoo yang terasa panas.
"Iya Tante." Jawab Namjoon.
Namjoon pun segera keluar dari kamar itu untuk segera berganti pakaian dan memberikan ruang untuk Rose mengganti pakaian Jisoo yang telah basah.
"Mamah sudah pulang, Nek?" Tanya Keysha yang baru saja sampai di depan kamar Jisoo setelah dia selesai bermain bersama Kenzo.
"Mamah Keysha sudah pulang, tapi sekarang Mamah sedang ganti pakaian karena kehujanan. Jadi Keysha main dulu ya sama Kakek." Nasehat Renjani kepada Keysha dengan harapan Keysha mau menuruti apa yang dia katakan.
"Iya Nek." Jawab Keysha dengan patuh.
"Ayo Kek kita main lagi." Ajak Keysha.
"Ayo." Jawab Kenzo.
Mereka pun kembali bermain bersama di tempat mereka bermain sebelumnya.
Thanks for reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Novela JuvenilZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...