Memohon

6.2K 256 0
                                    

Happy Reading guys!

"Ini hanya masa lalu, sudah saatnya untuk dilupakan," ujar Renjani dengan lembut serta senyum tipis yang terukir dari bibirnya.

Zahra tahu, bahkan sangat tahu bahwa senyuman itu hanyalah senyuman palsu yang Renjani ciptakan untuk menutupi rahasia yang tidak ingin diketahui oleh Zahra. Tapi Zahra ingin mengetahuinya dan Zahra harus mengetahuinya karena itu semua menyangkut keluarganya.

"Tapi aku berhak tahu, Mah," ujar Zahra dengan sedikit rasa memohon.

"Anggap saja kamu tidak pernah menemukan foto ini," ujar Renjani sambil berbalik badan dan mencoba pergi meninggalkan Zahra.

Tapi Zahra tidak tinggal diam. Dia tidak akan membiarkan Renjani kabur tanpa memberikan penjelasan padanya, bagaimanapun caranya Zahra harus mengetahuinya. Harus.

Dengan segera Zahra mencengkram tangan Renjani agar dia tidak jadi pergi, sekarang Zahra akan berusaha menahan Renjani agar dia mau mengakui semua rahasia yang telah tersimpan sangat lama.

"Zahra telah melihat kotak itu, jadi bagaimanapun caranya Zahra harus mengetahui kebenarannya. Apa hubungan Mamah dengan ibuku?" Tanya Zahra sekali lagi.

Zahra terus menatap Renjani dengan perasaan penuh harap dan permohonan, namun Zahra tidak ingin begitu terlihat kalau dia memohon. Karena bagaimanapun Zahra berhak mengetahui rahasia keluarganya tanpa harus memohon kepada siapapun.

Tapi sepertinya Renjani masih enggan untuk berkata jujur, mulutnya masih terkunci rapat dan tangannya masih menggenggam kotak itu dengan erat.

"Mau sampai kapan Mamah akan terus diam?" Tanya Zahra yang sudah mulai lelah melihat Renjani yang masih terdiam ditempatnya dengan posisi yang tidak berubah sejak tadi.

Renjani frustasi dan bingung, haruskah dia mengatakan sejujurnya kepada Zahra? Atau terus merahasiakan masa lalu yang kelam sebagai kenangan pahit untuk dirinya seorang?

Mengapa hati Renjani menjadi lemah saat berhadapan dengan Zahra? Apakah mungkin ras sayangnya kini melebihi sayangnya kepada anak kandungnya dulu hingga Renjani tidak mampu menolak putri kesayangannya itu?

Renjani benar-benar bingung. Renjani dilema, ini adalah situasi yang Renjani takutkan sejak dulu dan Renjani harap Zahra mau menyerah dan melupakan semuanya.

"Mah, jawab Zahra Mah," pinta Zahra.

"Mamah tahu bahwa aku tidak suka memohon dan tidak pernah memohon walau dititik terendahku sekalipun, tapi untuk kali ini. Sekarang aku memohon kepadamu untuk mengatakan yang sebenarnya kepadaku," ujar Zahra dengan sedih sambil menundukkan kepalanya.

Zahra mulai melepaskan cengkraman tangannya dari tangan Renjani, lalu mulai berlutut tepat dihadapan Renjani. Kali ini Zahra benar-benar memohon agar Renjani mau membuka rahasianya bersama kedua orang tua Zahra dimasa lalu. Dan ini mungkin adalah harapan terakhir yang Zahra punya untuk mengetahui alasan kenapa ibunya tega meninggalkannya seorang diri di desa kecil itu.

"Mah, aku mohon katakan," mohon Zahra sambil berlutut dihadapan Renjani.

Renjani tidak kuasa melihat Zahra harus berlutut seperti itu, sebagai seorang ibu dan sebagai orang yang telah menjalani hidup bersama Zahra hati Renjani hancur sehancur-hancurnya. Hatinya tidak kuasa melihat Zahra memohon, tapi jika dia mengatakannya maka Renjani akan merasa lebih sakit lagi.

Yang Renjani inginkan hanya satu, yaitu keselamatan Zahra. Apapun itu Renjani harus sanggup walaupun hatinya sedih melihat putri angkatnya memohon seperti itu.

"Tidak ada gunanya kamu memohon, Nak. Mamah tidak akan pernah membuka kisah kelam itu, karena kisah itu terlalu kelam untuk dikenang apa lagi sampai diturunkan," ujar Renjani dengan sedih, bahkan air matanya tidak mampu berhenti sejak tadi.

"Tapi aku berhak tahu, karena aku adalah anak kandung mereka. Aku berhak tahu apa yang terjadi kepada mereka," ujar Zahra dengan berlinang air mata, "aku ingin tahu kenapa Ibuku tidak pernah mau bercerita tentang Ayahku, aku hanya ingin tahu bagaimana bisa dia pergi dan kenapa dia pergi meninggalkan kami." Lanjutnya.

"Ayahmu tidak pergi, dia terbunuh,"

Hati Renjani sudah tidak kuasa menahannya, jadi sekarang dia akan mengatakan yang sebenarnya. Zahra benar, bagaimanapun dia adalah anak kandung dari sahabatnya dan sebagai seorang anak dia berhak tahu apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya dimasa lalu, walaupun itu berarti mungkin akan menimbulkan sebuah dendam dan kebencian di hati Zahra.

Renjani tidak tega jika harus membuat hati Zahra yang bersih dan suci harus ternodai oleh dendam masa lalu orang tuanya. Tapi sekali lagi Zahra memang berhak mengetahuinya, dan untuk langkah selanjutnya biarlah Zahra yang akan menentukannya.

"Maksud Mamah apa? Ayahku sebenarnya tidak pergi tapi dia sudah meninggal, begitu?" Tanya Zahra dengan raut wajah yang sedih.

Renjani pun menjawabnya dengan anggukan kepala sebagai jawaban bahwa apa yang dikatakan Zahra itu benar adanya, ayahnya tidak pergi dan menelantarkan dirinya bersama ibunya tapi ayahnya telah meninggal dunia.

"Apa yang sebenarnya terjadi Mah, bagaimana bisa Ayahku meninggal?" Tanya Zahra dengan berurai air mata.

Renjani mulai mengulurkan tangannya untuk membangunkan Zahra agar dia tidak terus berlutut, kemudian mengajaknya untuk duduk di ranjang.

Setelah mereka duduk di ranjang, barulah Renjani mulai membuka kotak hitam itu kembali. Saat melihat isi dari kotak itu hati Renjani kembali sedih, dia menghela nafas dengan berat tapi dia harus meneruskannya. Dia tidak boleh terus-terusan sedih oleh masa lalu, ini saatnya untuk menceritakan ke generasi muda apa yang telah terjadi dari dua keluarga bahagia hingga menyisakan satu orang saja di setiap keluarga itu.

"Ini adalah keluarga Mamah dan keluargamu, foto ini diambil saat kami sedang piknik di taman," ujar Renjani sambil memberikan sebuah foto yang Zahra pegang tadi.

"Terlihat sangat bahagia," ujar Zahra dengan sedih, bahkan air matanya mulai berjatuhan di foto itu. Dengan segera Zahra langsung menghapus air mata yang ada di foto itu karena dia takut jika foto itu akan rusak kembali.

"Ya, saat itu kami sangat bahagia dan tidak pernah menyangka jika setelah hari itu tragedi datang," ujar  kini mulai mengingat pahitnya kejadian dimasa lalu.

"Tragedi apa Mah!" Tanya Zahra yang mulai penasaran.

"Akan Mamah ceritakan sedikit demi sedikit ya Nak, maka semuanya akan jelas," ujar Renjani sambil mengelus rambut Zahra dengan lembut.

"Iya Mah," jawab Zahra dengan patuh.

Renjani mulai mengambil sebuah koran usang yang dicetak sudah cukup lama, lalu menunjukkan koran itu kepada Zahra.

"Koran itu menceritakan tentang sebuah perusahaan besar dan menjadi perusahaan terbesar di Asia, dan itu adalah perusahaan milik keluarga kita. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujar Renjani dengan sendu.

"Kenapa tidak ada Mah?" Tanya Zahra.

"Sudah bangkrut sayang," jawab Renjani.

"Ini adalah buku milik kedua orang tuamu yang sebelumnya tertinggal di rumah Mamah dan masih Mamah simpan hingga sekarang, simpanlah mungkin suatu saat akan dibutuhkan," saran Renjani sambil memberikan sebuah buku kepada Zahra.

"Lalu foto itu siapa Mah?" Tanya Zahra yang melihat sebuah foto pria yang sudah cukup tua, namun masih terlihat karismatik.

"Dia adalah orang yang menyebabkan keluarga kita hancur," jawab Renjani dengan mimik wajah yang memancarkan kemarahan yang sangat besar dan dalam.

Thanks for reading Guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang