Happy Reading guys!
Masing-masing kelompok telah mengalahkan para bodyguard, semuanya dapat berhasil walaupun harus terluka di beberapa bagian namun semua itu setimpal dengan kemenangan yang mereka dapat.
Sedangkan Alex dan Kenan mereka mendapatkan lawan yang cukup tangguh membuat mereka merasa kewalahan, serangan demi serangan Alex lakukan begitupun sebaliknya mereka berduel dengan seimbang karena memiliki kemampuan yang hampir sama membuat satu sama lain tidak mau kalah dan terus menyerang.
Alex yang mulai merasa lelah merasa kebingungan untuk mencari cara untuk mengalahkan pria itu hingga dia pun mendapatkan ide. Secara perlahan Alex mundur selangkah demi selangkah mendekati tembok sambil terus berkelahi hingga dia merasa sudah cukup dekat dengan tembok tepat saat pria itu akan memukul wajah Alex, Alex langsung menghindar kemudian dengan gerakan secepat kilat dia berpindah ke arah belakang pria itu kemudian membenturkan kepalanya ke tembok cukup keras membuat kepala pria itu mengeluarkan darah dan akhirnya pingsan.
Langkah yang Alex gunakan dapat berhasil mengakhiri perkelahiannya, setelah Alex melihat ke arah pria itu sejenak matanya langsung beralih ke arah Kenan yang sepertinya kewalahan dalam menghadapi Lisa dengan sigap Alex membantu Kenan dengan mengambil pistol yang dia bawa kemudian mengarahkan tepat di kepala Lisa membuat wanita itu berhenti seketika saat menyadari ada pistol di kepalanya.
"Cih, pengecut. Dua lawan satu, kalau berani ayo satu lawan satu denganku." Ujar Lisa meremehkan dua pria yang saat ini tengah berada di hadapannya.
"Cepat katakan dimana anakku." Ujar Alex sambil terus mengarahkan pistol ke arah Lisa.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Jawab Lisa menantang Alex.
"Tentu saja aku akan membuatmu mengatakannya." Jawab Alex dengan seringai licik yang kini telah muncul di benaknya untuk membuat para penjahat seperti Lisa mengaku dengan mudah.
"Membuatku buka mulut tidaklah mudah." Ujar Lisa yang kembali meremehkan Alex.
"Baiklah kalau begitu mari kita bermain." Ajak Alex dengan semangat.
"Siapa takut." Jawab Lisa tanpa rasa takut sedikitpun.
"Mau mulai dari mana? Kepala sepertinya tidak akan menarik karena selanjutnya mungkin aku hanya akan bermain dengan mayat." Ujar Alex dengan santai.
"Aku tidak takut." Jawab Lisa sambil tersenyum sinis dengan apa yang baru saja Alex katakan seolah apa yang baru saja Alex katakan hanyalah sebuah candaan.
"Sepertinya paha lebih menarik, atau lurus bagaimana?" Ujar Alex yang mulai mengutarakan pemikirannya yang mulai mencari cara agar Lisa dapat segera mengaku dengan cara menyakitinya.
Meskipun Lisa nanti tidak mau mengaku tapi setidaknya wanita itu tidak mampu kabur darinya sehingga dua tidak perlu khawatir jika Lisa kabur.
"Sepertinya seru." Tanggap Lisa yang masih saja menanggapi Alex dengan senyum sinisnya tanpa rasa takut atau gentar sedikitpun.
"Baiklah, mari kita mulai. Satu, dua, ti..."
"Tunggu!" Teriak seorang pria yang tiba-tiba datang dari arah belakang Alex dan menganggu acar bermainnya bersama Lisa.
Dengan segera Alex berhenti kemudian melihat ke arah orang yang baru saja menghentikan permainannya dan ternyata itu adalah Suga, dia datang bersama Namjoon yang sepertinya baru saja selesai berkelahi.
Disaat Alex tengah lengah dengan sigap Lisa menendang tangan Alex membuat pistol yang tengah Alex pegang terlepas dari tangannya, Alex yang tangannya ditendang pun beralih ke arah Lisa namun sayang tepat saat matanya beralih Lisa telah mendapatkan pistol ini dan kini tengah mengarahkan pistol itu tepat ke arah Alex.
"Menarik." Gumam Alex yang kini keadaannya berbanding terbalik dengan sebelumnya.
Kini Alex lah yang tengah ditodong dengan pistol oleh Lisa membuat pergerakannya harus ekstra hati-hati agar Lisa tidak menarik pelatuknya.
"Tentu saja, menarik bukan." Ujar Lisa yang merasa telah menang karena dia telah mendapatkan pistol yang semula dipegang Alex.
"Lisa, kau." Ujar Suga dengan wajah yang sedih karena dia sama sekali tidak menyangka jika Lisa adalah salah satu dari anggota My Lady yang merupakan musuh terbesarnya.
Suga benar-benar tidak menyangka jika orang yang selam ini berada di sisinya kini harus berganti menjadi lawannya, Suga tidak mampu memungkirinya jika hatinya merasa sangat sakit melihat keadaan yang sekarang ini.
"Kenapa? Terkejut?" Ujar Lisa dengan santainya.
"Ya, kamu telah membuat kejutan yang sangat luar biasa hingga aku tidak mampu berkata-kata." Ujar Suga sambil menahan rasa sakit yang kini tengah menimpa hatinya.
"Tentu saja, aku telah merencanakannya dengan matang membuat semuanya berjalan sangat sempurna." Ujar Lisa dengan bangga.
"Ya, harus aku akui rencana yang telah kamu buat memang sangat bagus bahkan aku tidak merasa curiga sedikitpun. Dan baru kini aku sadari kenapa rencana yang aku buat untuk menerobos markas My Lady selalu gagal itu karena kau yang telah membocorkannya." Ujar Suga yang masih saja berusaha untuk kuat walaupun hatinya terasa sangat sesak hingga bernapas saja terasa sangat sulit.
"Itu karena kau bodoh, dengan mudahnya kau percaya padaku bahkan mengatakan semua rencanamu membuatku merasa diuntungkan." Jawab Lisa dengan santai.
"Memang aku yang bodoh, dengan mudahnya aku berpikir jika aku menyelamatkan seorang wanita yang menjadi korban My Lady namun tidak pernah kusangka jika orang yang aku selamatkan adalah sumber dari bencana yang aku alami dimasa depan." Jawab Suga sambil berusaha untuk tersenyum.
"Aku tidak menyangka jika orang sebodoh dirimu bisa menjadi ketua dari agen rahasia, sungguh memalukan." Ujar Lisa meremehkan Suga.
"Entah aku yang terlalu bodoh atau kau yang terlalu licik aku tidak tahu, tapi aku benar-benar tidak menyangka jika cinta yang aku berikan dengan tulus hanya menjadi alat di matamu. Serendah itukah ketulusan dimatamu?" Tanya Suga yang semakin lama semakin hancur hatinya membuatnya hampir tumbang hanya dengan beberapa kata yang dilontarkan oleh Lisa.
"Cinta? Ketulusan? Semu itu tidaklah berharga bagiku karena yang aku butuhkan itu uang, hanya uang." Ujar Lisa sambil tersenyum bahagia.
"Apakah kamu pernah mencintaiku walaupun sedikit saja?" Tanya Suga yang masih saja berharap kepada wanita yang jelas-jelas hanya memanfaatkannya saja.
"Tidak. Bahkan aku tidak memiliki belas kasih untukmu apa lagi cinta. Cih rendahan." Ujar Lisa tanpa rasa kasihan sedikitpun kepada orang yang selama ini menjaga dan merawatnya dengan sangat baik.
Jawaban yang Lisa katakan mampu membuat air mata Suga yang sejak tadi dibendung jatuh seketika. Hati yang selama ini dia jaga ternyata dapat hancur dalam hitungan menit membuatnya terdiam tanpa mampu berkata-kata. Otaknya berhenti dan ucapan yang baru saja Lisa katakan berputar-putar di otaknya membuat hatinya terasa semakin sakit.
Suga terdiam bak patung tanpa pergerakan sedikitpun, hanya air mata yang kian membanjiri wajahnya bak aliran sungai yang sangat deras membuat pakaian yang sedang dia kenakan basah oleh air mata.
Thanks for reading guys!
![](https://img.wattpad.com/cover/260751178-288-k179391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Teen FictionZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...