Happy Reading guys!
"Kenan, adakan meeting dadakan. Saya ingin bicara dengan semua petinggi mafia." Ujar Alex sambil berjalan bersama Kenan yang berada di belakangnya.
"Baik Tuan." Jawab Kenan dengan patuh.
Kenan pun mulai memberi kabar kepada seluruh petinggi mafia untuk datang ke markas mereka, tidak berapa lama ruang meeting dan para petinggi mafia telah datang untuk menghadiri meeting itu dan hanya tinggal menunggu kedatangan Alex saja.
"Tuan, semuanya sudah siap." Ujar Kenan melaporkan kepada Alex bahwa semuanya telah siap dan tinggal menunggu Alex saja yang belum datang.
Alex menaruh gelas yang beri wine itu diatas meja kemudian berdiri dan mulai merapihkan pakaiannya yang sedikit berantakan. Tidak lupa dia juga mengencangkan dasinya yang telah longgar sehingga terlihat rapi kembali.
"Ayo pergi!" Ujar Alex setelah dia selesai merapikan pakaiannya.
***
Tidak berapa lama Alex pun sampai di ruang meeting dan seperti biasa para petinggi mafia langsung berdiri kemudian memberi hormat kepada Alex selaku pemimpin mereka."6 tahun sudah Black Angel berdiri, tidak mudah bagi kita untuk menyatukan dua kelompok mafia menjadi satu namun kita dapat membuktikan bahwa semua bisa terjadi dengan kerja keras dan juga persaudaraan. Kita membuat hal yang tidak mungkin terjadi menjadi bisa bahkan dapat berkembang sangat pesat. Beri tepuk tangan untuk kita semu." Ujar Alex yang kemudian bertepuk tangan yang diikuti oleh seluruh orang yang hadir di pertemuan itu.
"Karena Black Angel terlihat sudah cukup tenang dan damai bahkan terlihat bahwa ikatan solidaritas kalian sangat tinggi jadi tidak mungkin jika kalian akan berkelahi atau membuat masalah kembali, jadi saya memutuskan untuk berhenti menjadi Leader kalian." Lanjut Alex.
"Apa!" Ujar mereka dengan sangat terkejut.
Sontak mereka semua pun berdiri secara serempak kemudian membungkukkan tubuh mereka.
"Tolong pertimbangkan keputusan Tuan." Pinta mereka yang merasa keberatan dengan keputusan dari Alex.
"Orang yang akan menggantikan saya adalah Kenan." Ujar Kenan lagi tanpa mendengarkan permintaan mereka.
"Tuan." Ujar Kenan yang merasa keberatan dengan keputusan Alex.
"Tidak ada bantahan, jika ada yang menolak keputusan saya penggal saja kepalanya." Ujar Alex tanpa ragu.
"Baik Tuan." Jawab mereka pada akhirnya.
Akhirnya mau tidak mau mereka harus menerima keputusan Alex karena bagi mereka keputusan Alex itu mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Setelah mendapatkan jawaban itu Alex pun berbalik badan untuk melihat ke arah Kenan yang berada di belakangnya.
"Aku yakin kamu bisa." Ujar Alex sambil menepuk bahu Kenan.
"Saya akan berusaha semampu saya Tuan." Jawab Kenan sambil menunduk.
Alex pun pergi meninggalkan ruangan itu kemudian kembali pulang ke rumahnya. Kini Alex merasa lebih tenang karena beban yang selama ini dia emban telah sirna, bagi Alex menjadi pemimpin mafia bukanlah hal yang dapat dia banggakan justru posisi itu sangat berat untuk Alex pikul.
Selama beberapa tahun ini Alex terus memimpin Black Angel hanya karena dia tidak ingin jika Black Angel menjadi kelompok mafia yang haus akan darah, dia sangat tidak menginginkan hal itu. Sejujurnya Alex menyukai kedamaian namun sayang kedamaian baginya sangat mustahil untuk dia gapai sehingga membuat Alex harus terjun kedalam jalan hidup yang gelap dan kotor.
Namun sekarang Alex sadari bahwa apapun yang kita inginkan dapat kita gapai selama kita tidak menyerah untuk terus menggapainya.
"Mamah, Alex pulang!" Teriak Alex di ambang pintu.
Renjani merasa heran dengan Alex yang sudah dia anggap anaknya sendiri itu, mengapa pria dewasa sepertinya masih saja suka menjerit dan berteriak saat baru saja sampai di rumah. Prilaku dan postur tubuhnya yang gagah sangat bertolak belakang hingga membuatnya sangat keheranan.
"Mamah masak apa hari ini?" Tanya Alex yang baru saja sampai di dapur tempat dimana Renjani tengah sibuk dengan alat dan bahan yang ada di dapur.
"Masak nasi." Jawab Renjani singkat.
Alex yang merasa tidak puas dengan jawaban yang telah Renjani berikan pun mulai berjalan mendekati Renjani yang sedang sibuk membuat opor ayam kesukaannya.
Mata Alex langsung berbinar kala matanya menangkap sebuah panci yang berada diatas kompor yang berisi opor ayam kesukaannya.
"Wah Mamah masak opor hari ini, perutku jadi langsung lapar ingin segera diisi oleh opor buatan Mamah yang paling enak sedunia." Ujar Alex dengan perasaan yang tidak sabar untuk segera makan masakan Renjani.
"Mmm... tubuhmu sangat bau, menjauhlah dari Mamah. Sekarang kamu mandi sana, dasar jorok." Ujar Renjani sambil menutup hidungnya saat mencium tubuh Alex yang telah bau oleh keringat.
"Alex mandinya nanti aja ya Mah, sekarang Alex makan dulu baru mandi." Bujuk Alex agar dia dapat makan dulu.
"Tidak, Mamah tidak mau makan bersama orang yang tubuhnya penuh dengan keringat." Tolak Renjani.
"Tapi Mah..." Elak Alex lagi yang sayangnya langsung dipotong oleh Renjani.
"Mamah bilang sekarang ya sekarang Alex!" Ujar Renjani dengan tegas.
"Baik." Ujar Alex pada akhirnya dengan suara yang terdengar lesu dan sedih karena dia tidak dapat makan dulu.
Alex pun berjalan untuk keluar dari dapur dan meninggalkan Renjani yang masih sibuk dengan opor yang baru saja matang dan siap untuk dipindahkan ke dalam mangkuk, namun baru beberapa langkah Alex keluar dari dapur dia kembali teringat sesuatu yang membuatnya kembali berbalik badan untuk kembali ke dapur.
"Mah." Panggil Alex dari balik tembok yang hanya memperlihatkan kepalanya saja seolah kini dia sedang mengintip seseorang.
"Apa?" Jawab Renjani tanpa menoleh kearah Alex.
"Makanan penutup hari ini apa?" Tanya Alex dengan memasang wajah yang polos.
"Mamah tidak membuat makanan penutup hari ini." Jawab Renjani santai sambil menoleh kearah Alex yang sedang mengintipnya dari pinggir tembok.
"Mamah bohong." Ujar Alex sambil memasang wajah cemberut yang justru terlihat sangat lucu bagi Renjani yang melihatnya.
"Memangnya kamu mau makanan penutup apa?" Tanya Renjani menawarkan.
"Puding strawberry." Jawab Alex dengan cepat.
"Baiklah, sekarang kamu mandi dulu." Jawab Renjani agar Alex dapat segera mandi.
"Tapi Mah membuat puding kan lama, sedangkan Alex sebentar lagi akan makan. Lalu kapan pudingnya dapat Alex makan?" Tanya Alex dengan wajah yang lugu.
"Besok." Jawab Renjani singkat sambil menahan tawanya karena melihat sifat Alex yang terkesan sangat manja seperti anak kecil.
"Yah Mamah, Alex kan ingin makan pudingnya setelah makan hari ini." Ujar Alex yang kini sambil memancuskan bibirnya.
"Pudingnya sudah mamah buatkan." Jawab Renjani pada akhirnya karena tidak tega melihat Alex yang memasang wajah cemberut.
"Benarkah?" Tanya Alex dengan wajah yang berbinar.
"Iya, tuh ada di dalam kulkas." Jawab Renjani dengan jujur.
Setelah mendengarkan jawaban dari Renjani Alex dengan segera berlari menuju kulkas yang berada tidak jauh darinya kemudian membuka pintu kulkas itu untuk melihat apakah benar yang baru saja Renjani katakan.
"Wah, ada puding." Ujar Alex dengan bahagia saat melihat di dalam kulkas sudah ada puding yang dia inginkan.
"Iya, sekarang kamu mandi gih." Ujar Renjani.
"Siap Big Bos." Ujar Alex dengan semangat sambil melihat ke arah Renjani sambil tersenyum.
Alex pun menutup pintu kulkas kemudian bergegas pergi ke kamarnya untuk segera mandi agar dia dapat segera makan makanan kesukaannya.
Thanks for reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Teen FictionZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...