Rencana Berjalan

3K 112 0
                                    

Happy Reading guys!

Michel melajukan mobil yang dia kendarai ke sebuah rumah sakit tempat dimana Renjani dirawat, dia datang dengan tergesa-gesa dengan harapan Renjani masih berada di dalam rumah sakit dan rencana yang dia lakukan dengan Zahra dapat berjalan dengan lancar. Namun semua harapan itu seketika menjadi pupus kala matanya melihat dengan jelas kamar yang semula tempat Renjani dirawat sekarang telah kosong tanpa ada satu orang pun. Pantas saja Michel merasa aneh karena tidak ada bodyguard yang menjaga di depan pintu ternyata Renjani telah dipindahkan dari rumah sakit ini.

Michel merasa bingung harus mencari kemana, akhirnya Michel pun memutuskan untuk bertanya kepada resepsionis yang berjaga di depan.

"Permisi, maaf menganggu. Saya ingin bertanya pasien atas nama Renjani yang dirawat di ruang melati nomor 30 dimana ya?" Tanya Michel dengan sopan kepada seorang resepsionis wanita.

"Tunggu sebentar, akan saya cari dahulu." Jawab salah satu dari dua resepsionis yang sedang berjaga.

Michel pun menunggu jawaban dari sang resepsionis dengan hati yang gusar, dia sangat takut jika Alex telah mengetahui rencana yang telah dia buat sehingga dia memindahkan Renjani dahulu agar rencananya gagal dilakukan.

"Pasien atas nama Renjani telah dipindahkan oleh keluarganya Pak." Ujar salah satu resepsionis setelah dia selesai mencari data pasien di sebuah buku yang cukup tebal dan lebar.

"Kalau boleh tahu dipindahkan kemana ya?" Tanya Michel dengan harap-harap cemas.

"Maaf Pak, kalau soal itu kami tidak tahu." Jawab resepsionis.

"Oh begitu ya. Kalau begitu terima kasih." Ujar Michel yang kemudian berbalik badan untuk meninggalkan rumah sakit itu.

"Sama-sama." Jawab resepsionis sebelum Michel benar-benar pergi.

***

Michel tidak menyerah begitu saja, dia pun pergi ke rumah sakit lain untuk mencari keberadaan Renjani.

"Permisi, maaf menganggu. Apakah di sini ada pasien atas nama Renjani?" Tanya Michel pada resepsionis.

"Mohon tunggu sebentar Pak, akan saya cari dahulu." Jawab resepsionis itu yang kemudian mengambil sebuah buku yang berukuran cukup besar yang berisi data tentang pasien yang berada di rumah sakit itu.

"Maaf Pak, tidak ada pasien atas nama Renjani." Jawab resepsionis setelah dia selesai mencari nama Renjani di buku itu.

"Baik, terima kasih." Ujar Michel yang kemudian berlalu pergi dari rumah sakit itu.

Satu demi satu rumah sakit yang ada di kota Jakarta telah Michel kunjungi, namun hasilnya tetap saja nihil. Michel merasa sangat kebingungan dia harus mencari Renjani kemana lagi sedangkan seluruh rumah sakit telah dia kunjungi.

Michel melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, jam telah menunjukkan pukul 05:00 namun dia masih belum juga menemukan titik terang dari keberadaan Renjani. Pada akhirnya Michel hanya bisa menyerah dan kembali ke Villa sebelum matahari terbit. Michel segera melajukan mobil yang dia kendarai dengan kecepatan tinggi agar dapat segera sampai, Michel berusaha sampai di villa yang saat ini jaraknya sangat jauh dengan waktu tempuh satu jam. Hal itu terasa tidak mungkin tapi Michel akan berusaha semampunya agar dapat segera sampai di villa tepat waktu.

***
"Hari ini aku akan ada rapat, kamu tetaplah di rumah dan jangan pergi kemanapun." Nasehat Alex pada Zahra sebelum dia pergi.

"Mana mungkin aku bisa pergi sedangkan bodyguard yang kau tugaskan di villa ini sangat banyak." Ujar Zahra dengan lesu.

"Ini demi keamanan kamu." Ujar Alex sambil mengelus puncak kepala Zahra.

"Demi keamanan atau agar aku tidak bisa kabur dari sini?" Ujar Zahra dengan nada yang kesal.

"Keduanya juga bagus." Jawab Alex sambil tersenyum.

Alex mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Michel 6ang hingga saat ini belum kelihatan batang hidungnya, entah kemana pria itu pergi hingga hari sudah menjelang siang pun belum juga pulang. Alex yang merasa kesal karena tidak menemukan keberadaan Michel pun telah kehabisan kesabarannya.

"Michel!" Teriak Alex cukup kencang hingga dapat terdengar hingga ke seluruh bagian villa yang cukup luas ini.

"Ya Tuan." Ujar Michel yang baru saja sampai sambil berlari hingga nafasnya terengah-engah karena lelah setelah berlari.

"Kemana saja kau, jam segini baru datang." Ujar Alex dengan nada yang tidak senang. Bisa dikatakan saat ini Alex sedang dalam keadaan marah, namun dia masih bisa menahannya dihadapan Zahra.

"Maafkan saya Tuan." Ujar Michel sambil menunduk takut.

"Sekarang saya akan pergi, kamu jagalah Zahra baik-baik. Jika Zahra sampai kabur atau terluka walau seujung kuku pun maka akan aku kuliti kamu hidup-hidup." Ancam Alex sambil menatap tajam ke arah Michel.

"Baik Tuan." Jawab Michel.

Alex pun berbalik badan untuk melihat Zahra, kemudian secara perlahan mulai mendekati Zahra. Zahra yang melihat Alex mulai mendekat pun merasa sedikit takut dan gugup. Dia merasa bingung harus berbuat apa, jika dia mundur maka akan membuat sang singa marah tapi jika dia tetap diam dia merasa takut. Jadilah Zahra hanya terdiam di tempatnya berdiri sambil memejamkan mata.

Cup

Alex mengecup bibir Zahra sekilas, bahkan hanya sedetik Alex mengecup bibir Zahra dengan sangat manis. Perlakuan lembut dari Alex mampu membuat Zahra yang semula takut kini menjadi senang. Perlakuan Alex kepada Zahra terlihat sangat manis, namun andai saja Zahra hanya mendapatkan perlakuan manis dari Alex dan tidak pernah mengalami kekerasan mungkin saat ini Zahra akan dengan senang hati menerima kecupan hangat dari Alex. Tapi semua itu tidaklah mungkin karena sekarang kenangan manis dan pahit menjadi satu menciptakan rasa yang membuat Zahra merasa frustasi dibuatnya.

Alex pun meninggalkan mereka berdua dengan mobil hitam kesayangannya tanpa rasa curiga sedikitpun, sedangkan kini Zahra dan Alex tengah saling diam di tempat mereka masing-masing hingga Alex benar-benar pergi meninggalkan villa.

Hingga akhirnya setelah Alex pergi cukup jauh dari villa barulah Michel berani untuk angkat bicara.

"Nona, apakah Nona sudah siap?" Tanya Michel untuk menyadarkan Zahra yang saat ini tengah melamun dengan tatapan kosong melihat sosok Alex yang telah hilang entah kemana.

"Apakah kamu yakin semuanya akan baik-baik saja?" Tanya Zahra yang masih saja ragu dengan keputusannya.

"Tentu saja aku yakin." Ujar Michel tanpa rasa takut sedikitpun.

"Bagaimana dengan Mamahku?" Tanya Zahra yang masih saja memikirkan keadaan Renjani.

"Nyonya Renjani telah menunggu kita di bandara." Ujar Michel.

"Mamahku sudah ada disana?" Tanya Zahra yang saat ini merasa sangat terkejut karena ibunya telah berada di luar rumah sakit.

"Iya Nona." Jawab Michel.

"Ayo Nona kita pergi sekarang sebelum Tuan Alex kembali." Lanjut Michel mengajak Zahra untuk segera pergi meninggalkan villa.

"Ayo." Jawab Zahra yang sekarang telah berani untuk mengambil keputusan dengan hati yang mantap.

Akhirnya mereka berdua pun pergi dari villa itu menuju ke bandara tanpa ada satu orang pun yang tahu, Zahra tidak menyangka jika keluar dari villa tidaklah sesulit yang dia kira sebelumnya hanya karena ada Michel di sisinya. Sekarang baru Zahra sadari bahkan the power of orang dalem emang luar biasa.

Thanks for reading guys!
Jaga kesehatan ya.

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang