Kesedihan Alex

3.8K 140 0
                                    

Happy Reading guys!

Alex memutuskan untuk kembali ke Villa setelah 24 jam mencari dengan harapan Zahra telah berada di dalam Villa seperti sebelumnya. Alex mulai masuk ke dalam villa dengan wajah yang terlihat sangat jelas jika dia sedang kelelahan dikarenakan tidak tidur semalaman.

"Zahra!" Panggil Alex setelah dia masuk ke dalam villa.

"Zahra, kamu dimana?" Panggilnya lagi.

"Zahra, jangan bermain petak umpet denganku. Aku tidak dapat menemukanmu." Ujarnya lagi dengan putus asa.

"Zahra-"

"Tuan." Panggil Kenan yang baru saja datang ke Villa untuk menemui Alex namun yang di dapat hanyalah Alex yang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Dengan segera Alex langsung berbalik badan menghadap Kenan yang baru saja datang menemuinya. Alex sangat berharap jika Kenan membawa kabar baik tentang Zahra sehingga dia dapat segera bertemu dengan Zahra kembali.

"Apakah kamu sudah menemukan Zahra?" Tanya Alex dengan wajah yang terlihat jelas bahwa dia sangat mengharapkan kabar baik yang akan Kenan katakan.

"Maaf Tuan, saya masih belum menemukan keberadaan Nona Zahra." Jawab Kenan sambil menunduk.

"Lalu untuk apa kamu datang ke sini?" Tanya Alex yang merasa marah atas apa yang baru saja Kenan katakan.

Ya Alex marah kepada Kenan karena pria itu pulang tanpa membawa kabar apapun tentang Zahra.

"Saya ingin memberi tahu Tuan bahwa rencana menyatukan Black Mafia dan Red Angel masih belum dapat dikatakan berhasil. Kedua kubu masih saling belum menerima, bahkan sering terjadi perkelahian diantara kedua kubu. Saya meminta Tuan agar Tuan mau menangani masalah ini." Pinta Kenan dengan sopan.

"Kau tangani sendiri masalah itu, tapi kau tetap mencari keberadaan Zahra hingga ketemu." Ujar Alex yang menolak untuk mengurus urusan yang bersangkutan tentang mafia.

"Tapi Tuan."

"Pergi atau akan aku ledakan kepalamu." Ancam Alex yang melihat Kenan tidak mau pergi juga dari villa itu.

"Baik Tuan." Jawab Kenan pada akhirnya, setelah itu barulah Kenan pergi meninggalkan Alex di villa itu.

***

Alex mulai turun dari mobil dengan langkah yang gontai, Alex terlihat sangat kelelahan dan seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup lagi. Dia mendatangi sebuah rumah yang sudah tidak terawat selama beberapa bulan. Rumah yang dulu Zahra dan Renjani singgahi sebagai tempat berteduh dan mencari kehangatan, tempat yang semua penuh dengan keceriaan sekarang terlihat seperti rumah kumuh yang tidak terawat.

Alex merasa sangat lelah setelah seharian mencari Zahra namun tidak mendapatkan apapun setelah berhari-hari mencari, sekarang yang dia ingin lakukan adalah mengunjungi rumah yang dulu Zahra singgahi.

Dia mulai masuk ke dalam rumah itu, debu menyelimuti seluruh bagian rumah itu namun tidak membuat Alex enggan untuk terus masuk. Dia mulai masuk ke dalam lalu mengelilingi setiap inci dari rumah itu.

Rumah itu masih sama seperti saat rumah itu masih dihuni, tidak ada satupun barang yang hilang maupun berpindah semuanya masih tertata rapi.

Alex mulai masuk ke sebuah kamar yang ternyata itu adalah kamar milik Zahra, dia dapat mengetahui jika itu kamar Zahra karena disana terdapat sebuah foto Zahra yang memperlihatkan Zahra yang tengah memakai seragam SMA dengan senyum yang sangat manis.

Setelah melihat foto itu Alex kembali teringat saat dia mengambil Zahra secara paksa disaat Zahra masih mengenyam pendidikan SMA. Sekarang Alex merasa bersalah karena telah merampas kebahagiaan Zahra.

Diambilnya foto itu kemudian dia mulai membersihkan foto itu dengan hati-hati agar tidak merusak bingkainya. Setelah cukup membersihkan foto itu Alex melihat wajah Zahra yang sangat manis di foto itu, sungguh Alex sangat merindukan Zahra saat ini.

Alex pun memeluk bingkai itu seolah foto itu adalah Zahra dengan penuh kerinduan.

"Kenapa sekarang kamu bersedih setelah aku pergi meninggalkanmu?" Ujar seseorang yang berada tidak jauh dari Alex.

Alex pun segera melihat ke arah sumber suara yang ternyata itu adalah Zahra, dia masih terlihat sama seperti saat terakhir kali mereka bertemu. Pakaiannya, rambutnya yang terurai panjang serta tatapan wajah sendu yang selalu dia tampakkan kepada Alex.

"Zahra." Ujar Alex dengan bahagianya.

"Jangan mendekat." Ujar Zahra sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda berhenti kepada Alex.

"Kenapa Zahra? Ada apa denganmu?" Tanya Alex yang merasa sikap Zahra berubah padanya.

"Aku membencimu." Ujar Zahra dengan nada dan ekspresi yang datar.

"Maafkan aku Zahra." Ujar Alex dengan nada yang sedih.

"Kata maaf tidak akan mengubah segalanya." Ujar Zahra tanpa perasaan.

"Aku tahu, tapi kita bisa memulai semuanya dari awal. Aku akan berubah untukmu." Pinta Alex.

"Memulai penderitaan seperti dulu lagi? Itu tidak mungkin." Ujar Zahra sambil tersenyum sinis.

"Tidak, tidak Zahra. Aku akan berubah menjadi orang yang lebih baik. Aku tidak akan mengekangmu atau memukulmu lagi. Aku akan memberikan kebebasan padamu, tapi aku mohon tetaplah bersamaku, ok." Pinta Alex dengan memohon.

"Aku membencimu. Aku tidak akan pernah mau bersamamu lagi." Ujar Zahra yang masih saja dengan wajah yang datar tanpa ekspresi sedikitpun.

"Tidak Zahra, jangan katakan itu. Aku mencintaimu sangat-sangat mencintaimu." Ujar Alex dengan jujur dan sepenuh hati.

"Aku membencimu, Alex."

"Aku membencimu."

"Aku sangat membencimu."

"Tidak Zahra, aku mohon. Jangan benci aku." Ujar Alex yang kini mulai meneteskan air mata.

Alex mulai berlari untuk mendekati zahra. Tepat saat Alex akan memeluk Zahra, Zahra menghilang secara tiba-tiba tanpa berbekas.

Prang

Bingkai foto Zahra terjatuh ke lantai saat Alex akan memeluk Zahra hingga membuat kaca dari bingkai foto itu pecah berserakan ke mana-mana.

"Aku membencimu." Ujar Zahra sebelum dia benar-benar menghilang.

"Zahra, Zahra kamu dimana?!" Teriak Alex yang terus mencari keberadaan Zahra.

"Zahra."

Tanpa sadar Alex pun menginjak pecahan kaca dari foto milik Zahra, dia pun menengok ke arah bawah yang dimana tepat dibawah kakinya ada sebuah foto Zahra, Alex pun mengambil foto itu kemudian membersihkan foto itu dari pecahan beling menggunakan tangannya.

Saat sedang membersihkan foto Zahra dari pecahan beling yang berukuran cukup kecil tanpa sengaja tangan Alex tergores oleh pecahan beling itu hingga tangannya mengeluarkan darah.

Saat tangannya terluka wajah Alex tetap saja datar tanpa ekspresi seolah tangannya terluka sudah menjadi hal yang biasa dan tidak terasa sakit sedikitpun.

Alex hanya melihat luka di tangannya tanpa ada niatan untuk mengobati atau membasuh luka itu menggunakan air, di dalam otaknya hanya ada Zahra dan Zahra.

"Apakah yang barusan itu hanyalah khayalanku saja." Gumam Alex yang menyadari bahwa Zahra tidak berada di sini dan apa yang baru saja terjadi hanyalah khayalannya saja.

Tanpa sadar Alex menitipkan air mata sambil melihat ke arah foto Zahra. Setelah itu Alex pun pergi dari rumah itu dengan membawa selembar foto Zahra.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang