Trauma

5.6K 194 8
                                    

Happy Reading guys!

Setelah Alex pergi meninggalkannya Zahra pun berdiri untuk bersiap mandi, namun baru saja tubuhnya berbalik dia langsung melihat ranjang yang sebelumnya terjadi kejadian dimana dia membunuh Marquez. Seketika ingatannya kembali mengingat kejadian itu yang sontak membuat Zahra merasa takut dan cemas.

Zahra pun berbalik badan untuk keluar dari kamar itu, namun sayang pintunya telah ditutup dan membuatnya kembali mengingat dimana Marquez menutup pintu itu pula dengan senyum yang membuatnya sangat ketakutan.

Dia pun berjalan mundur untuk menghindari ingatan yang membuatnya merasa takut, tapi sayang tubuhnya menabrak tembok yang lagi-lagi mengingatkannya tentang dia yang telah tertangkap oleh Marquez di dekat tembok itu pula hingga Zahra pun sontak memegang kedua telinganya kemudian berjongkok sambil terus berusaha untuk melupakan kejadian itu, namun semakin Zahra ingin melupakannya justru ingatan itu semakin kuat hingga membuat kepala Zahra terasa akan pecah.

"Aaaaa ......." Teriak Zahra yang mulai tidak tahan dengan ingatan yang terus mengganggunya.

"Tidak, jangan, jangan dekati aku!" Teriak Zahra sambil menutup kedua telinga dan kedua matanya.

"Tolong! Tolong aku!" Teriak Zahra lagi yang kini mulai menangis.

"Zahra kamu kenapa?" Tanya Alex dengan panik setelah dia mendengar teriakan Zahra dari lantai bawah.

"Tidak, jangan lakukan itu, aku mohon." Ujar Zahra memohon sambil terus menangis.

Alex yang merasa panik langsung mendekati Zahra untuk menenangkannya.

"Zahra, ada apa?" Ujar Alex sambil menyentuh kedua tangan Zahra.

Zahra yang merasakan ada seseorang yang telah menyentuh tangannya pun sontak langsung mendorong orang yang berada dihadapannya dengar kuat hingga orang dihadapannya terduduk tanpa mengetahui siapa orang yang telah menyentuhnya.

Alex yang mulai memahami keadaan Zahra pun langsung bangkit kembali kemudian mendekati Zahra kembali kemudian berusaha memeluk Zahra, walaupun memeluk Zahra dalam keadaan seperti ini tidaklah mudah namun Alex tidak menyerah dia terus berusaha untuk mendekat tubuh Zahra dengan hangat.

"Ini aku, Alex." Ujar Alex untuk membuat Zahra sadar kembali.

"Ssstttt...tenang ada aku." Ujar Alex yang masih berusaha untuk memeluk Zahra.

"Aku akan menemanimu, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja." Ujar Alex lagi yang akhirnya Zahra dapat sadar kembali dan berbalik memeluk Alex dengan sangat erat.

"Jangan tinggalkan aku sendiri, aku takut." Ujar Zahra sambil terus memeluk tubuh Alex sambil menangis hingga pakaian yang Alex gunakan basah oleh air mata Zahra.

Namun bagi Alex tidak masalah jika pakaiannya basah, asalkan Zahra dama keadaan baik-baik saja. Bahkan jika Zahra ingin terus menangis dalam pelukannya Alex tidak akan keberatan. Entah apa yang membuat hati Alex berubah menjadi selembut ini yang pasti saat Alex melihat Zahra dalam keadaan seperti ini atau melihat kedekatan Zahra dan Michel hatinya merasa sakit dan sedih hingga dia tidak mampu untuk menahannya lagi.

Cukup lama Zahra terus menangis dalam dekapan Alex hingga dia tidak menyadari perilaku Alex yang kini telah berubah padanya menjadi lebih lembut dan manusiawi dibandingkan hari-hari sebelumnya, dan saat Zahra telah merasa tenang dan tangisnya telah reda dia melepaskan pelukannya dengan Alex kemudian mengusap air mata yang masih membasahi pipinya.

Setelah menyadari perbuatan dan prilakunya yang menurutnya sangat berlebihan Zahra menunduk dengan malu dan tidak berani melihat Alex secara langsung.

Alex yang menyadari jika Zahra tengah merasa malu pun hanya bisa tersenyum melihat perilaku Zahra yang menurutnya sangat lucu.

"Kenapa? Malu hm." Ujar Alex sambil menahan senyum di bibirnya.

"Aa...aku tidak sedang malu." Jawab Zahra dengan gugup sambil menahan rasa malu yang kini tengah menderanya.

"Lalu kenapa pipimu memerah?" Ujar Alex sambil menyentuh dagu Zahra agar Zahra mau mengangkat wajahnya dan tidak terus menunduk dan melihat lantai.

"Tidak." Elak Zahra yang masih belum mengakui kalau dia sedang malu sambil menyingkirkan tangan Alex dari dagunya.

"Baiklah kalau kamu tidak sedang malu." Jawab Alex pada akhirnya walaupun sebenarnya dia tahu jika dugaannya memang benar.

"Sekarang kita keluar yuk, jangan terus disini dan menangis seperti bayi." Ujar Alex sambil tersenyum untuk mengejek Zahra.

"Alex." Ujar Zahra yang masih saja merasa malu saat berhadapan dengan Alex.

Dengan secepat kilat Alex membopong tubuh Zahra untuk keluar dari kamar yang membuat Zahra kembali mengingat memori menyakitkan itu dan Alex tidak ingin jika Zahra kembali mengingat hal yang akan menyakiti hatinya bahkan sampai mengeluarkan air mata. Sungguh Alex tidak ingin jika hal itu terjadi lagi.

"Ayo kita makan, kamu pasti lapar setelah menangis selama dua jam." Ujar Alex berniat untuk menggoda Zahra lagi.

"Aku tidak menangis." Elak Zahra yang menolak untuk mengakui jika dia telah menangis.

"Oh benarkah?" Tanya Alex sambil dengan nada yang menyiratkan ketidakpercayaannya kepada apa yang baru saja Zahra katakan.

"Tentu saja." Jawab Zahra dengan mantap dan percaya diri, walaupun didalam hatinya dia mengakui kebenaran dari apa yang baru saja Alex katakan.

"Alex." Panggil Zahra sambil melihat kearah tangga yang sebentar lagi akan mereka lewati.

"Apa?" Jawab Alex santai sambil terus membopong tubuh Zahra untuk turun ke lantai bawah.

"Turunkan aku." Ujar Zahra dengan ragu karena hatinya mengatakan bahwa Alex tidak akan mau untuk menurunkan tubuhnya.

"kenapa?" Tanya Alex yang ingin mengetahui alasan dari Zahra yang ingin diturunkan.

"Aku punya kaki dan aku bisa berjalan sendiri." Jelas Zahra yang tidak ingin jika Alex terus membopong tubuhnya yang menurutnya sedikit berat.

Namun sepertinya Alex tidak ingin menggubris apa yang baru saja Zahra katakan, terbukti dari Alex masih terus membopong tubuh Zahra tanpa ada niatan untuk menurunkannya dan justru kini dia mulai menuruni tangga satu langkah.

"Alex turunkan aku." Pinta Zahra yang merasa takut saat menuruni tangga dengan posisi yang menurutnya sangat menakutkan dan dapat membuat mereka jatuh di tangga yang sangat tinggi.

"Tidak." Jawab Alex santai.

Zahra yang merasa penasaran dengan jalan yang dilalui mereka pun mulai menengok kearah tangga yang menjulang ke bawah, sontak Zahra langsung mengeratkan pelukannya di tubuh Alex agar dia tidak terjatuh.

"Jika kamu tidak ingin jatuh dari tangga ini cobalah untuk tetap diam dan berpegangan yang erat." Ujar Alex yang menyadari rasa ketakutan Zahra yang menurutnya sia-sia dikarenakan tubuhnya cukup kuat untuk mengangkat tubuh Zahra yang cukup ringan.

Akhirnya Zahra hanya bisa menuruti apa yang baru saja Alex katakan, sehingga dia pun mengeratkan pelukannya agar tidak terjatuh.

Thanks for reading guys!

Gimana so sweet gx?

Jangan lupa vote dan komennya ya!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang