Pamit untuk pergi

2.6K 103 2
                                    

Happy Reading guys

"Alex, kamu disini Nak." Ujar Renjani yang baru saja sampai tepat disamping Alex.

Alex yang mendengar namanya dipanggil pun segera mendongakkan kepalanya hingga dia pun dapat melihat keberadaan Renjani yang kini telah berada di sampingnya.

"Mamah." Ujar Alex dengan mata yang berbinar serta senyum yang langsung terbit seketika membuat Alex terlihat semakin tampan dan manis.

Dengan segera Alex bangkit dari tempat duduknya kemudian memeluk tubuh Renjani dengan penuh kasih sayang. Tidak ada hal lain yang ingin Alex lakukan selain medekap tubuh hangat milik Renjani, sungguh dia sangat merindukan Renjani hingga membuat merasa semakin kesepian saat tengah sendirian.

"Mah, aku sangat merindukanmu." Ujar Alex sambil terus memeluk tubuh Renjani.

Alex terus memeluk tubuh Renjani dengan erat tanpa berniat sedikitpun untuk melepaskannya, bagi Alex pelukan Renjani adalah pelukan ternyaman dan terhangat yang pernah Alex dapatkan hingga mampu menghilangkan kesedihannya karena ditinggalkan oleh ibu kandungnya.

"Mamah juga merindukanmu, bagaimana keadaanmu?" Jawab Renjani sambil mengelus lembut punggung Alex.

"Aku baik-baik saja Mah." Jawab Alex.

"Tunggu." Ujar Renjani.

Renjani pun melepaskan pelukan mereka kemudian dia pun memegang kedua lengan atas Alex kemudian memutar tubuh Alex berulang kali, Alex yang tidak mengerti apa maksud Renjani memutar-mutarkan tubuhnya pun hanya bisa mengikuti apa yang dilakukan Renjani kepadanya tanpa ada perlawanan sedikitpun.

"Sepertinya kamu semakin kurus Alex." Ujar Renjani yang merasa keheranan karena sepertinya berat badan Alex menurun sejak dia tidak bersama Alex lagi.

"Tidak Mah, mungkin itu hanya perasaan Mamah saja." Ujar Alex yang tidak menghiraukan tentang berat badannya.

"Tidak, tidak, tidak. Penglihatan Mamah tidak mungkin salah, Mamah heran sama kamu baru Mamah tinggal beberapa hari tapi tubuhmu sudah semakin kurus. Apakah kamu tidak makan beberapa hari ini?" Ujar Renjani panjang lebar dengan perasaan yang khawatir.

Alex tersenyum saat melihat Renjani yang terus saja mengomelinya seperti seorang ibu yang memarahi anaknya, entah mengapa Alex merasa sangat senang saat diperhatikan dan dikhawatirkan oleh Renjani. Perasaan itu terasa hangat, sangat hangat hingga mampu membuat hati Alex yang semula beku menjadi cair.

"Bukan beberapa hari Mah, tapi hampir dua minggu Mamah tidak pernah mengunjungi aku. Lagipula aku sibuk jadi tidak sempat makan secara teratur." Elak Alex atas omelan yang telah Renjani lontarkan padanya.

"Kenapa harus Mamah yang mengunjungimu? Kenapa tidak kamu saja yang datang mengunjungi Mamah?" Ujar Renjani.

"Baiklah-baiklah Alex yang salah, Alex tidak berbakti kepada Mamah. Sekarang Mamah duduk ya, nanti kaki Mamah bisa lelah." Ujar Alex sambil mengajak Renjani untuk duduk.

Tidak lupa Alex juga menarik kursi yang akan Renjani gunakan untuk duduk, dan setelah Renjani ada didepan kursi yang telah Alex tarik, Alex pun mendorong kembali kursi itu agar sesuai dan pas saat Renjani duduk di kursi itu.

Setelah Renjani duduk, barulah Alex juga kembali ke tempat duduknya sebelumnya. Dan akhirnya mereka pun duduk dengan saling berhadapan.

"Ini kunci apartemen yang sebelumnya kita gunakan, semua barang-barang Mamah masih ada disana jika Mamah ingin mengambilnya ambilah disana." Ujar Alex sambil menyodorkan sebuah kunci.

"Ada apa? Apakah kamu akan pergi dari sini?" Tanya Renjani yang baru ingat jika Alex berada di sini selama dua minggu.

"Iya Mah, pekerjaanku disini sudah selesai. Sudah saatnya aku kembali ke Indonesia." Ujar Alex dengan jujur dan berterus terang.

"Kapan kamu akan pulang?" Tanya Renjani yang kini mulai merasa sedih karena setelah Alex kembali ke Indonesia mungkin mereka akan semakin sulit untuk bertemu dikarenakan jarak yang begitu jauh memisahkan mereka berdua.

"Mungkin besok aku akan pulang jika tidak ada hambatan." Ujar Alex yang juga merasa sedih.

Meskipun merasa sedih namun Alex berusaha untuk kuat, kuat jika dia akan kembali hidup dalan kesepian.

"Apakah harus secepat itu? Tinggallah beberapa hari disini." Pinta Renjani sambil meraih tangan Alex kemudian menggenggam tangan Alex seolah mengatakan jika dia tidak rela jika Alex harus kembali ke Indonesia dan meninggalkannya disini.

"Tidak bisa Mah, perusahaanku yang ada di Indonesia belum stabil dan aku harus mengurusnya sesegera mungkin agar tidak semakin kacau." Jelas Alex dengan harapan Renjani mau membiarkannya untuk pergi.

Jawaban yang telah Alex katakan mampu membuat hati Renjani semakin sedih, Renjani pun sudah tidak mampu untuk menahan air matanya lagi hingga luruh sudah air mata yang sejak tadi dia tahan. Senyum yang semula terbit dengan indah kini harus tenggelam hanya dalam hitungan detik, apapun dapat berubah dalam hitungan detik dan itulah yang terjadi pada Alex dan Renjani.

"Baiklah jika itu memang sudah menjadi keputusanmu, Mamah tidak dapat melakukan apapun." Ujar Renjani dengan air mata yang terus berlinang di kedua matanya.

"Maafkan Alex Mah karena selama ini Alex memiliki kesalahan yang terlampau banyak kepada Mamah." Ujar Alex yang juga mulai meneteskan air mata.

"Anak bodoh, justru kamu selalu membuat Mamah bahagia serta merawat Mamah dengan penuh kasih sayang hingga Mamah merasa sangat bahagia saat bisa bersamamu." Ujar Renjani sambil menghapus air matanya.

"Mah, ini kuncinya. Alex mohon Mamah terima yah, mulai sekarang apartemen itu menjadi milik Mamah." Ujar Alex sambil mengulurkan kunci itu kembali.

"Baiklah, Mamah terima kuncinya. Terima kasih ya Lex." Ujar Renjani sambil menerima kunci yang telah Alex berikan padanya.

"Iya, sama-sama Mah." Jawab Alex sambil mengukir senyuman di bibirnya agar Renjani mau ikut tersenyum dan mengikhlaskan kepergiannya.

"Apakah kamu menyerah mengejar Zahra semudah itu?" Tanya Renjani yang mulai membahas tentang percintaan antara Alex dan Zahra.

Untuk sejenak Alex terdiam, benaknya kembali mengingat sosok wanita yang selama ini dia cintai namun sayang kini semakin jauh untuk dia gapai.

"Mungkin bukan takdirku untuk memilikinya. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dimasa depan." Ujar Alex dengan lapang dada walaupun sebenarnya terasa begitu menyakitkan didalam hatinya.

"Apakah kamu yakin akan menyerah?" Tanya Renjani untuk memastikan kembali.

"Lihatlah Mah, sekarang Zahra telah bahagia dengan hidup barunya bahkan sekarang dia telah mengganti namanya menjadi Jisoo, dan itu berarti dia telah meninggalkan masa lalu dan membuka lembaran baru yang lebih indah bersama Namjoon." Ujar Alex sambil melihat kearah Jisoo dan Namjoon yang kini tengah berdiri bersampingan sambil melihat kearah Alex dan Renjani.

Renjani yang mendengar jawaban dari Alex pun lantas tersenyum, Renjani paham maksud dari Alex. Alex pasti mengira bahwa Jisoo dan Namjoon telah menikah jadi dia mengira sudah tidak ada kesempatan lagi untuknya untuk masuk kedalam hati Jisoo.

"Bagaimana jika kamu masih memiliki kesempatan untuk bersama Jisoo?" Tanya Renjani untuk memberikan kode kepada Alex bahwa dia msih memiliki kesempatan untuk bersama Jisoo kembali.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang