Rencana Lamaran

1.4K 67 0
                                    

Happy Reading guys!

Alex pun segera pergi dari tempat itu kemudian membuat sebuah rencana untuk melamar Jisoo, dia ingin lamarannya terlihat sederhana namun tetap mengutamakan keindahan dan terkesan romantis.

Setelah Alex memikirkan rencana akhirnya dia pun mendapatkan ide untuk membuat lamaran untuk Jisoo, dia pun segera mengintruksikan para bawahannya untuk menyiapkan hal-hal yang akan dia gunakan untuk melamar Jisoo. Setelah dia selesai menerangkan hal-hal yang perlu disiapkan dan dilakukan kepada para bawahannya dia pun  pergi untuk membeli sebuah cincin.

Alex menyiapkan segalanya secara mendetail dari mulai properti, orang yang akan membantunya dalam melamar Jisoo hingga cincinnya pun dia siapkan dengan secepat kilat dalam kurun waktu kurang dari 12 jam. Hal itu mungkin akan sulit bagi orang lain namun tidak dengan Alex, dia dapat merencanakan dan menyiapkan hal seperti itu dalam waktu singkat.

Dan setelah semuanya siap dia pun pergi untuk membeli cincin. Saat dia sampai di toko perhiasan dia pun segera masuk ke toko itu dengan penuh semangat, jangan lupakan juga senyum manis yang menghiasi wajahnya yang tampan itu membuat beberapa pengunjung yang melihatnya langsung terpesona oleh ketampanan dan senyum Alex hanya dalam sekali lihat.

Cukup lama Alex memilih cincin yang ingin dia beli hingga tidak berapa lama ada seorang wanita yang merupakan salah satu karyawan toko itu menghampiri Alex.

"Selamat sore Tuan, apakah Tuan ingin membeli cincin?" Tanya Wanita itu dengan ramah.

"Hm." Jawab Alex cuek seolah dia tidak ingin meladeni wanita itu.

"Cincin seperti apa yang Tuan inginkan agar saya bisa membantu Tuan." Ujar Pelayan itu menawarkan bantuannya.

"Saya ingin cincin berlian terbaik di sini." Jawab Alex dengan ekspresi dingin serta nada yang terkesan cuek.

"Saya memiliki beberapa rekomendasi untuk Tuan, apakah Tuan berkenan untuk melihatnya?" Ujar Pelayan itu.

Alex yang mendengar ucapan pelayan itu pun mengangguk sebagai jawaban tanpa mengatakan sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Mari ikut saya Tuan." Ajak pelayan itu dengan sopan sambil menunjuk ke arah yang akan mereka tuju.

Pelayan itu pun berjalan mendahului Alex, sedangkan Alex berjalan mengikuti pelayan itu tanpa berkata apapun.

Pelayan itu pun terus berjalan menuju sebuah sebuah lemari kaca yang berada di dekat kasir dimana disana tertata berbagai jenis perhiasan dengan berbagai bentuk dan warna yang sangat beragam.

Pelayan itu pun mulai mengambil sebuah cincin berlian yang terlihat cukup indah dan menawan dengan batu berlian yang berwarna merah.

"Apakah Tuan menyukainya?" Tanya pelayan itu sambil menunjukkan cincin yang masih berada di kotak beludru merah kecil yang terlihat sangat indah dan menawan.

Alex pun melihat ke arah cincin yang dibawa oleh pelayan itu, dan saat dia melihat cincin yang ditawarkan pelayan dia pun merasa tidak menyukainya jadi dia pun menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Cukup lama Alex memilih cincin itu hingga berulang kali sang pelayan menawarkan berbagai cincin dengan bentuk dan warna yang berbeda namun masih juga tidak ada yang Alex sukai hingga mata Alex melihat sebuah cincin berlian berwarna putih yang berukuran sedang serta ukiran yang terlihat sangat indah, pada saat pandangan pertama Alex langsung menyukai cincin itu.

Dengan segera Alex pun membeli cincin itu kemudian bergegas pergi dari toko itu menuju tempat mereka akan bertemu.

Alex melihat ke arah arloji yang berada di tangannya yang telah menunjukkan pukul 03:30 yang berarti dia hanya memiliki waktu tiga puluh menit untuk bersiap-siap. Alex yang merasa dikejar oleh waktu dan tidak ingin membuat Jisoo menunggu pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi walaupun saat itu keadaan jalan cukup ramah.

Berulang kali Alex menyalip beberapa mobil yang berada dihadapannya agar dia dapat segera sampai, namun saat dia baru saja selesai menyalip sebuah mobil hitam yang ada di hadapannya tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menyebrang secara tiba-tiba untuk mengambil pesawatnya yang mendarat di tengah jalan.

Dengan segera Alex menginjak rem, namun nihil mobil yang dikendarainya tetap melaju dengan cepat. Pada saat itu Alex menyadari bahwa ada seorang yang telah menyabotase mobilnya dan membuat rem mobilnya tidak dapat digunakan. Alex sangat panik dan bingung harus berbuat apa dan pada saat jarak antara dia dan anak itu semakin dekat Alex segera banting setir menuju ke luar jalan raya hingga akhirnya mobil Alex pun menabrak pohon dengan cukup keras.

***

"Jisoo, apakah kamu akan pergi menemui Alex?" Tanya Namjoon saat melihat Jisoo yang tengah memakai make up di depan cermin.

"Iya." Jawab Jisoo.

"Apakah kamu akan bersamanya lagi?" Tanya Namjoon lagi.

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?" Tanya Jisoo yang merasa heran kepada Namjoon yang terlihat tidak menyukai jika dia bertemu dengan Alex.

"Aku hanya tidak ingin kamu terluka untuk yang kedua kalinya Jisoo." Ujar Namjoon yang masih merasa tidak setuju jika Jisoo akan bersama dengan Alex.

"Itu bukan urusanmu." Jawab Jisoo cuek karena dia merasa ini adalah hidupnya dan tidak ada satupun orang yang bisa mengaturnya.

"Jisoo, apakah kamu lupa apa yang telah dia lakukan dulu padamu? Dia pria jahat Jisoo, dia tidak pantas untukmu!" Ujar Namjoon dengan suara yang semakin tinggi.

"Dia telah berubah Namjoon, aku tahu kamu mengkhawatirkan aku tapi ini adalah pilihanku." Ujar Jisoo yang ini melihat ke arah Namjoon dengan senyumannya yang manis.

"Jisoo, apakah kamu tidak curiga padanya? Mungkin saja dia sedang berpura-pura baik padamu agar kamu kembali padanya dan setelah dia mendapatkan mu dia akan berubah kembali seperti dirinya yang dulu. Ingat Jisoo dia itu iblis, iblis tidak akan pernah bisa berubah menjadi malaikat." Ujar Namjoon yang masih mempertahankan keputusannya.

"Kamu salah Namjoon, siapapun dapat berubah dan aku yakin Alex yang sekarang bukanlah Alex yang dulu. Mungkin dia tidak sebaik pria lain tapi dia juga memiliki kelebihannya sendiri yang mampu membuatku merasa nyaman saat bersamanya. Ingat tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua." Jawab Jisoo dengan lembut.

"Dia tidak berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan dia tidak pantas untukmu." Ujar Namjoon lagi.

Untuk sejenak Jisoo tersenyum saat mendengar ucapan dari Namjoon. Dia pun segera berdiri dari tempat duduknya.

"Jika bukan dia, siapa yang pantas bersamaku? Kau? Tapi menurutku hanya Alex yang pantas untukku dan aku harap kamu mengerti dan menerima keputusan yang telah aku ambil. Jika kamu memang temanku maka dukunglah aku dan jangan halangi kebahagiaanku." Ujar Jisoo yang kemudian pergi meninggalkan Namjoon.

"Tapi-" ujar Namjoon sambil menahan tangan Jisoo agar tidak pergi.

"Lepas!" Ujar Jisoo sambil menghempaskan tangan Namjoon hingga terlepas dari tangannya.

Namjoon pun hanya bisa membiarkan Jisoo pergi menemui Alex tanpa mampu untuk menahannya. Kini tinggallah dia sendiri dan terdiam meratapi nasibnya.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang