Happy Reading guys!
Malam semakin larut, bintang dan bulan bersinar terang menghiasi langit yang indah. Namun dimalam yang telah larut dan para penghuni bumi telah tertidur lelap Alex baru saja pulang setelah menyelesaikan urusannya dalam penyatuan dua kelompok Mafia yang sebelumnya saling bermusuhan.
Bukan hal yang mudah bagi Alex untuk menyatukan mereka dikarenakan masalah sebelumnya dimana mereka saling serang dan benci namun sekarang mereka harus bersatu dan menjadi satu kelompok mafia. Meskipun hal itu sangat sulit bagi Alex tapi dia tetap berusaha agar tidak ada kebencian yang semakin dalam dan peperangan antar kubu yang akan menewaskan lebih banyak nyawa lagi.
Baru saja Alex masuk kedalam Villa matanya langsung menangkap Zahra yang tengah terduduk dibalik pintu sebelah dari pintu yang Alex buka.
Otaknya mulai bertanya-tanya kenapa Zahra duduk dibalik pintu hingga dia tertidur?
Mungkinkah dia menunggunya pulang?
Atau karena takut tidur sendirian?
Apapun itu Alex tidak tega melihat Zahra yang tertidur dilantai yang dingin, akhirnya Alex pun kembali membopong tubuh Zahra seperti sebelumnya.
Alex pun mulai mengangkat tubuh Zahra dengan sangat mudah kemudian membawa Zahra kelantai atas dimana kamarnya berada, ya Alex tidak lagi mengijinkan Zahra untuk menempati kamarnya lagi untuk menghindari trauma Zahra kambuh lagi, dia tidak ingin melihat Zahra dalam keadaan yang akan membuatnya merasa sedih kembali.
Setelah sampai di dalam kamar Alex pun mulai menaruh tubuh Zahra diatas kasur secara perlahan agar Zahra tidak terbangun dari tidurnya. Namun sayang usahanya sia-sia, Zahra justru membuka matanya tepat saat Alex meletakkan tubuhnya ke atas kasur.
"Kamu sudah pulang." Ujar Zahra sambil mengucek matanya seperti anak kecil yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Hal sekecil itu pun mampu membuat Alex kembali terpesona kepada Zahra, lagi dan lagi Alex mengukir senyum yang indah kala melihat kepolosan dan kelucuan dari Zahra.
"Tidurlah, ini sudah malam." Ujar Alex sambil mengelus puncak kepala Zahra dengan lembut.
Zahra yang mendapatkan perlakuan lembut dari Alex hanya terdiam sambil terus melihat kearah Alex. Entah apa yang membuat Zahra hingga terus melihat pria yang berada dihadapannya itu tanpa henti.
Setelah mengelus kepala Zahra Alex pun berbalik badan hendak pergi meninggalkan Zahra, namun langkahnya terhenti kala sebuah tangan mencekal tangan Alex, dia pun berbalik dan melihat Zahra yang masih saja terus melihatnya. Alex bingung apa yang sedang Zahra inginkan darinya hingga tidak mengijinkannya untuk pergi meninggalkannya.
"Temani aku." Ujar Zahra dengan suara yang pelan.
Meskipun Zahra berbicara dengan suara yang sangat pelan namun Alex masih dapat mendengarnya, permintaan yang Zahra lontarkan membuat Alex merasa sedikit geli. Wanita yang selama ini menjauhinya bahkan ingin segera kabur dari kediamannya kini malah memintanya untuk menemaninya. Sangat ajaib.
"Boleh saja, tapi tentu saja ada harga yang perlu kamu bayar." Jawab Alex seperti sedang menawarkan barang yang akan dia jual, walaupun sebenarnya tidak ada barang yang bisa dia jual.
"Aku tidak punya uang." Ujar Zahra dengan lesu.
Ya Zahra paham itu, Alex seorang pebisnis yang menilai semua hal dengan uang. Dan sekarang Zahra tidak memiliki sepeserpun uang, lalu Zahra harus bagaimana?
Zahra hanya ingin ditemani saja karena dia sangat takut untuk tidur sendiri, bayangan akan kejadian sebelumnya terus terbayang di kepalanya dan tidak bisa lepas dari otaknya.
"Kamu tidak punya uang, tapi kamu bisa membayarku dengan hal lain." Ujar Alex dengan nada yang santai.
Setelah Zahra mendengar jawaban dari Alex membuatnya semakin merasa bingung. Jika bukan uang lalu dia harus membayarnya dengan apa, sedangkan Zahra tidak memiliki apapun disini. Makan serta fasilitas lainnya Zahra dapatkan dari Alex, lalu Zahra harus membayarnya dengan apa.
"Hal lain apa?" Tanya Zahra dengan rasa bingung yang mulai menyelimutinya.
"Tubuhmu." Jawab Alex terang-terangan tanpa rasa malu sedikitpun.
"Apa!" Ujar Zahra dengan ekspresi terkejut dan langsung bangun dari posisi tidurnya dan berganti menjadi duduk.
Ya Zahra sangat terkejut dengan harga yang harus dia bayar kepada Alex, saking terkejutnya Zahra hingga dia terus membuka mulutnya untuk beberapa saat.
Alex sudah menduga sejak tadi jika Zahra akan sangat terkejut dengan permintaannya, dan hal itu justru membuat Alex terhibur dengan ekspresi Zahra yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan apa lagi saat dia duduk kemudian bengong dengan mulut terbuka. Sangat lucu.
"Kenapa? Keberatan?" Tanya Alex yang lagi-lagi berbicara dengan sangat santai.
"M.....apakah kamu bisa menemaniku secara gratis?" Pinta Zahra dengan harapan Alex mau menyetujui permintaannya.
"Untuk masuk ke toilet dengan waktu yang singkat saja kita harus membayar, apa lagi ini yang akan menghabiskan waktu yang cukup lama." Ujar Alex.
"Kenapa kamu sangat perhitungan padaku." Ujar Zahra yang merasa permintaannya tidak akan pernah terkabulkan secara cuma-cuma.
"Aku seorang pebisnis, waktu yang aku miliki sangat berharga. Waktu adalah uang." Jawab Alex dengan enteng dan bangga.
Zahra hanya diam setelah mendapatkan jawaban dari Alex. Bagaimana pun Zahra sangat takut jika harus tinggal di kamar sendirian, tapi dia juga tidak bisa melayani Alex. Zahra merasa bingung harus bagaimana lagi.
"Ya sudah jika tidak mau." Ujar Alex sambil berdiri dan hendak pergi meninggalkan Zahra sendiri di kamar itu.
"Tunggu." Ujar Zahra sambil meraih tangan Alex secepat mungkin akan Alex tidak jadi pergi meninggalkannya.
"Apa? Berubah pikiran?" Tanya Alex lagi.
Zahra masih ragu untuk melakukannya, dia pun hanya terdiam sambil menunduk untuk memikirkan kembali keputusannya.
Alex melepaskan genggaman tangan Zahra dari tangannya secara perlahan dan membiarkan Zahra terus memikirkan apa yang akan dia pilih.
Dan tepat saat Alex selesai melepaskan tangan Zahra dari tangannya Zahra langsung mengambil tangan Alex kembali kemudian menarik tangan Alex hingga pria itu terduduk kembali, setelah Alex duduk dihadapannya Zahra langsung mencium bibir Alex. Bibir mereka pun mulai menyatu, Alex yang mendapatkan ciuman dari Zahra pun tidak tinggal diam. Dia mulai memainkan lidahnya untuk masuk kedalam mulut Zahra begitupun Zahra dia dengan senang hati mengizinkan lidah Alex masuk kedalam mulutnya untuk mengabsen setiap gigi yang Zahra miliki.
Cukup lama mereka berciuman dengan panas tanpa ada yang ingin mengakhirinya, hingga Zahra pun mulai kehabisan nafas dengan segera Zahra mendorong tubuh Alex untuk mengakhiri sesi ciuman mereka, namun apa daya Alex yang telah lihat dalam sesi perciuman belum menginginkan untuk mengakhiri ciuman mereka dan membiarkan Zahra kehabisan nafas untuk beberapa saat.
Tepat saat Zahra sudah tidak mampu menahan nafas barulah Alex mengakhiri ciuman mereka. Setelah Zahra lepas dari Alex dia langsung meraup udara sebanyak-banyaknya dengan rakus seolah dia takut akan kehabisan oksigen.
Alex yang melihat Zahra bernafas dengan terengah-engah pun hanya diam dan tersenyum melihat kelakuan Zahra yang menurutnya sangat lucu.
"Tidak kuat?" Tanya Alex.
"Kau gila." Ujar Zahra menimpali apa yang baru saja Alex katakan.
Hai
Apa kabar?
Semoga dalam keadaan yang baik ya.
Jika tidak, semoga lekas sembuh.
Jaga kesehatan ya dimasa pandemi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Cinta Bos Mafia (End)
Fiksi RemajaZahra, seorang gadis kecil yang mengalami takdir yang memilukan, dimana didalam hidupnya dia harus kehilangan seseorang yang sangat dia sayangi serta dia juga harus menghadapi bos Mafia yang sangat kejam dan tidak berbelas kasih. Dapatkan dia menja...