Renjani Siuman

2.6K 105 0
                                    

Happy Reading guys!

Mereka pun pergi ke sebuah mansion yang berada tidak jauh dari markas Black Angel, dimana disana tempat Alex menyembunyikan Renjani dari orang yang akan menyakiti atau membawa lari Renjani darinya. Tempat itu tidak banyak orang yang tahu hanya Alex dan beberapa dokter yang telah dia percaya saja yang boleh dan dapat mengunjungi mansion itu. Tanpa seizin dari Alex maka orang yang memaksa datang ke situ hanya akan mendapatkan kematian saja.

Alex pun pergi ke sebuah kamar yang telah dirubah menjadi kamar rawat inap untuk Renjani yang dimana semua alat rumah sakit telah berada di sana bahkan untuk menjalankan operasi pun dapat dilakukan di sana karena tempat itu telah terjamin kebersihannya baik dari segi kamar atau peralatan semuanya terjamin kebersihannya karena sehari sekali akan ada orang yang datang untuk membersihkan kamar tempat Renjani dirawat.

Alex mulai duduk di kursi yang berada di samping ranjang tempat Renjani berbaring yang telah disediakan khusus untuk Alex gunakan saat di mengunjungi Renjani.

Alex melihat ke arah Renjani dengan tatapan bersalah, dia merasa menyesal telah membuat orang yang tidak bersalah menderita seperti ini ditambah dengan rasa sakit Zahra yang selama ini dia alami membuat Alex semakin merasa benci pada dirinya sendiri tapi Alex tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa dia sangat mencintai Zahra dan tidak akan pernah rela jika Zahra dimiliki oleh orang lain.

Egonya terlalu kuat untuk mengalah bahkan kepada orang paling baik di dunia ini pun Alex tidak akan bisa merelakan Zahra dengan siapapun.

Secara perlahan jari Renjani mulai bergerak, sepertinya Renjani akan segera sadar. Alex yang melihat jari Renjani pun mulai merasa senang serta rasa takut yang mulai menyelimutinya.

Alex senang karena wanita yang selama ini dia rawat telah sadar, tapi dia juga takut jika Renjani akan menanyakan keberadaan Zahra yang saat ini bahkan Alex pun belum mengetahuinya.

Secara perlahan mata Renjani pun mulai terbuka, Renjani berulang kali mengedipkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya hingga setelah beberapa kali mencoba akhirnya Renjani dapat melihat jelas bahkan sekarang Renjani dapat melihat wajah Alex dengan sangat jelas di matanya.

"Kamu siapa?" Tanya Renjani yang merasa bingung karena dia sama sekali tidak mengenali sosok pria yang saat ini berada tepat di hadapannya.

"Nama saya Alex Nyonya." Jawab Alex dengan sopan serta nada suara yang terdengar sedikit ramah.

"Kenapa saya di sini dan dimana Zahra?" Tanya Renjani yang merasa bingung kenapa dia bisa berada di sini serta dia tidak menemukan keberadaan Zahra.

"Maafkan saya Nyonya." Ujar Alex yang merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan Zahra pergi.

"Kenapa kamu minta maaf? Apa yang terjadi?" Tanya Renjani yang semakin merasa bingung dengan keadaan seperti ini.

"Tenanglah Nyonya, semua akan saya ceritakan setelah Nyonya sembuh. Sekarang Nyonya Renjani istirahat dahulu." Nasehat Alex dengan harapan Renjani mau mendengarkan ucapannya.

"Saya mau kamu jelaskan sekarang juga. Kamu siapa dan kemana Zahra?" Tanya Renjani beruntun.

"Saya Alex, orang yang telah memerintahkan para bodyguard untuk membawa paksa Zahra dan membuat Nyonya seperti ini." Jawab Alex dengan nada yang sedih serta menyesali semua yang telah terjadi.

"Jadi kamu orang yang telah memisahkan Zahra dari saya." Ujar Renjani yang kini mulai memahami sedikit keadaan yang telah terjadi.

"Maafkan saya Nyonya." Ujar Alex lagi dengan tulus.

"Dimana Zahra?" Tanya Renjani lagi.

"Saya tanya dimana Zahra sekarang!" Teriak Renjani yang mulai tersulut emosi karena tidak mendapatkan jawaban dari Alex.

"Zahra pergi." Jawab Alex dengan jujur sambil tertunduk lesu.

"Pergi kemana?" Tanya Renjani lagi.

"Saya tidak tahu Nyonya." Jawab Alex yang juga tidak mengetahui keberadaan Zahra.

"Bagaimana bisa kamu tidak tahu, bukankah kamu yang telah menculik Zahra. Kamu pasti menyembunyikan Zahra iya kan? Dimana kamu menyembunyikannya, dimana?!" Tanya Renjani dengan emosi.

"Maafkan saya Nyonya, Zahra telah kabur karena saya telah membuat hidupnya hancur dan dia pergi bersama Michel orang kepercayaan saya. Michel berhianat dari saya dan saya tidak tahu keberadaan Zahra sekarang." Ujar Alex yang kini mulai meneteskan air mata.

"Apa yang telah kamu lakukan pada anak saya!" Teriak Renjani dengan kemarahan yang mulai membuncah, dimana hatinya sangat hancur kala mengetahui bahwa anaknya telah mengalami hidup yang memilukan tanpa dia ketahui sedikitpun.

"Maafkan saya Nyonya." Ujar Alex yang hatinya semakin hancur saat mengingat kembali perbuatannya.

"Katakan!" Teriak Renjani lagi yang merasa tidak puas hanya dengan kata maaf yang telah Alex berikan, dia hanya ingin penjelasan dari Alex atas apa yang telah terjadi pada putrinya.

"Saya telah menyiksanya, saya telah menghancurkan hidupnya dan saya telah membuat hidup Zahra menderita. Maafkan saya Nyonya, maafkan saya." Ujar Alex dengan air mata yang telah berlinang membasahi pipinya.

Plak

Renjani menampar pipi Alex dengan penuh kemarahan hingga membuat pipi Alex memerah dan membentuk bekas telapak tangan Renjani.

"Pukul saya Nyonya, pukul saya lagi. Pukulan saya hingga Nyonya puas melampiaskan amarah Nyonya." Ujar Alex sambil meraih tangan Renjani yang kemudian dia arahkan ke pipinya sendiri sambil terus memukul pipinya menggunakan tangan Renjani.

Renjani yang juga memiliki hati nurani yang baik pun segera menarik tangannya dari Alex membuat Alex berhenti untuk menampar pipinya sendiri, Renjani memang marah kepada Alex tapi dia juga tidak mungkin membalas perbuatan Alex kepada Zahra karena dia hanya ingin pihak yang berwajib sajalah yang akan menyelesaikannya.

"Saya tidak akan menyiksamu seperti apa yang kamu lakukan pada anakku, tapi saya akan melaporkan kamu ke polisi dan membuatmu mendekam dibalik jeruji besi untuk selama-lamanya." Ujar Renjani tanpa melihat ke arah Alex dan hanya melihat ke arah dinding putih yang tampak bersih dan terawat.

"Lakukanlah apa yang dapat membuat Nyonya senang, saya akan menerima semua hukuman atas kejahatan yang telah saya lakukan." Ujar Alex dengan lapang dada dan ikhlas menerima semua hukuman yang akan dia dapatkan dari Renjani selama hal itu dapat membuat kemarahan Renjani serta Zahra mereda kepadanya.

"Saya ingin sendiri." Ujar Renjani dengan nada yang dingin dan tanpa ekspresi.

"Baik Nyonya." Jawab Alex yang mengerti akan keinginan Renjani yang ingin sendiri.

Alex pun keluar dari ruangan itu dan memberikan Renjani waktu untuk menerima semua rasa sakit dan penderitaan yang baru saja dia ketahui, Alex harap Renjani dapat menerima semua itu dan dia segera sembuh untuk menjalani kehidupan yang lebih baik walaupun itu hidupnya mungkin tanpa kehadiran Zahra yang akan membuat hidupnya terasa hampa dan sepi.

Thanks for reading guys!

Terjerat Cinta Bos Mafia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang