(10) Daffa Abimanyu

134 21 4
                                    

Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


please vote if you know how to respect author's work!

••••

Sesi pertama lomba dalang telah usai, dan sesi kedua akan dilanjutkan nanti di jam satu siang. Saat ini adalah waktu istirahat sekalian memberi waktu kepada yang muslim untuk beribadah. Dan itu yang Areta lakukan bersama Diandra dan Ailyn.

Selesai sholat dzuhur, tiga serangkai itu kini sedang menikmati makan siang di ruang transit — yang mana terasa jauh lebih panas daripada pagi tadi. Semua orang berkumpul disini, berbicara, keluar masuk pintu bolak-balik, meski hanya anggota staff dan panitia, tapi tetap saja membuat AC seakan mati padahal sudah diatur di suhu paling rendah.

"Ini gue kalau ada kulkas yakin masuk kulkas." Bisik Diandra lalu menggigit kerupuk udang.

"Pengen dingin?" Tanya Ailyn pada wanita itu, dan Diandra mengangguk kecil. "Lo keluar gedung, jalan aja lurus sampai nemu kolam ikan di sisi kanan samping warteg. Noh, tinggal nyebur."

"Bangke!"

Areta hanya bagian tertawa saja. Sambil menikmati makan siang yang dimasukan kedalam besek. Namanya juga melestarikan budaya Jawa, tempat makan saja pakai yang tradisional. Alih-alih menggunakan styrofoam, besek adalah pilihan penyedia katering. Tadinya Areta tidak tahu nama tempat makan ini apa, tapi setelah dikasih tahu oleh panitia yang lain, dia akhirnya paham.

"Oh iyaa gue—" Ucapan Areta terpotong begitu saja saat merasakan hp nya getar di balik saku almamaternya. Tangan kanannya yang kosong merogoh kedalam saku dan mengambil hp nya. Ada telepon dari sang bunda.

"Assalamualaikum, Bun. Di ruang transit. Iya. Nggak papa, nanti waktu pulang kan bisa beli lagi kalau aku pengen. He.em. Oke, nanti aku ke sana selesai makan. Waalaikumsalam."

Areta kembali memasukkan hp nya kedalam saku jas almamater. Kembali melanjutkan makan siang sebelum nanti dia akan ke tempat makan dimana ibunya tadi sebutkan. Tentu bukan untuk makan, tapi untuk nongkrong bareng keluarga.

"Sumpah ya, gue kalau jadi Areta, adanya hidup gue seneng-seneng mulu. Punya nyokap bokap yang pedulian kayak mereka. Beda sama nyokap bokap gue, mereka sibuk banget." Seru Ailyn.

Areta tertawa miris dalam hati, Ailyn hanya tidak tahu. Bahwa ibu bapaknya juga jauh dari kata bahagia. Meski ada, tapi akhir-akhir ini lebih sering banyak berantemnya.

"Nggak usah berlebihan." Kata Areta.

"Tuh, yang bersangkutan udah ngasih kultum. Jangan berlebihan." Sahut Diandra. Ailyn hanya cemberut dan lanjut makan. "Habis ini mau kemana?" Lanjut tanyanya kepada Areta.

"Warung bakso." Balasnya. "Suruh kesana. Sambil nunggu waktu nanti mulai lagi."

"Yah, tinggal berdua dong kita." Kata Ailyn.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang