(66) Melepas Dan Ikhlas

90 10 5
                                    

—Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Pagi hari setelah mandi, Daffa niatnya ingin mencuci motor terlebih dahulu sebelum berangkat kuliah. Karena kebetulan hari Jumat masuknya agak siang, jadi dia masih punya waktu. Cowok itu sudah menenteng kunci motor, siap untuk mengeluarkan motornya agar bisa punya ruang lebih luas untuk mencuci, namun dering yang berasal dari hp nya membuatnya gagal melangkah keluar kamar dan malah mengambil hp nya yang ia letakkan di atas lemari pakaian yang tidak tinggi-tinggi amat.

Azril. Telepon itu dari Azril. Yang menurut Daffa lumayan mengherankan.

Ia angkat panggilan telepon itu, sambil berjalan keluar kamar dan duduk di atas jok motornya.

"Oi, assalamualaikum." Sapa Daffa.

"Waalaikumsalam. Kak lo udah berangkat kampus?"

Suaranya terdengar panik, dan terkesan tidak sabaran.

"Belum. Kenapa, Zril?"

Azril menghela napas berat. Membuat Daffa semakin bertanya-tanya. "Gue cuma mau ngasih info, kalau pagi ini..."

"Kenapa?"

"Pagi ini, subuh tadi, Kak Tara pergi."

"Pergi kemana, Zril? Terus niatnya suruh gue bantu cari gitu?"

"Bukan, bukan itu." Azril menjeda ucapannya beberapa detik. "Kak Tara nggak ada, Kak Daf."

Daffa agak kaget, tapi masih belum mau mengambil pemikiran sendiri.

"Kak Tara subuh tadi dinyatakan meninggal oleh dokter."

Dan, Daffa kaget bukan main. Tiba-tiba dadanya ikutan sesak. "Jangan bercanda, Zril!" Sentaknya.

"Se-enggak benernya gue jadi orang, tetep nggak mungkin bercanda menyangkut nyawa seseorang." Dan dari nadanya, Daffa tahu Azril memang lagi serius. "Orang tua Kak Tara memutuskan buat mengubur jenazah di Semarang. Dan karena disini mereka nggak ada kerabat mereka gunain rumah gue buat tempat transit jenazah sebelum dikuburkan. Termasuk tahlil, tempat transit keluarga Kak Tara saat nanti pemakaman akan dilaksanakan, juga pengurusan jenazah sebelum dikuburkan."

"Innalilahi wa innailaihi rojiun." Daffa benar-benar tak percaya. "Kapan pemakamannya?"

"Siang nanti habis dzuhur. Kalau lo nggak bisa datang nggak papa, dan kalau mau lo bisa datang nanti malam pas tahlilan."

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang