(34) Gara-gara Bina

93 15 4
                                    

Happy reading

—Happy reading—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Setelah menempuh perjalanan ditemani oleh teriknya matahari, Tara akhirnya sampai juga dan rumah Areta. Setelah juga hampir semingguan lebih dirinya tak berkomunikasi denga Areta, akhirnya hal yang sangat ia harapkan dengan berbaikan dengan sang kekasih terwujud juga. Sebetulnya bukan cuma Areta sih yang menekan gengsi, tapi dia sendiri pun juga. Akal-akalan menaruh snack di motor gadis itu saat lomba, juga vitamin dan bekal makan yang sengaja ia buat sendiri dari rumah, itu adalah sebuah upaya agar dirinya bisa mulai mengambil hati sang kekasih lagi. Untungnya, cara itu berhasil.

Setelah memarkirkan motor di tempat biasa ia memarkirkan motor saat berkunjung ke rumah Areta — tepatnya gang kecil yang sengaja di buat masuk melalui samping rumah, karena di depan rumah Areta tak ada lahan parkir — Tara kembali berjalan ke pintu depan dan menekan bel. Begitu dibuka, wajah Areta yang polos tanpa make up terpampang di hadapannya.

Tara tersenyum tipis, mengangkat kresek hitam di tangan kanannya. Sedangkan Areta, gadis itu hanya diam tanpa ekspresi. Meski jujur dalam hatinya, dia ingin sekali langsung berhambur pada pelukan sang kekasih.

"Es krim coklat." Ucap Tara.

"Aku nggak minta."

"Pede, orang buat Azril."

Areta mendengus, malah langsung masuk lagi meninggalkan Tara yang sekarang malah senyum-senyum tidak jelas. Tara ikut masuk, menutup pintu, lalu mengikuti gadisnya yang sudah dudukan di sofa ruang tengah. Ini hari Sabtu, jadi kuliah libur. Areta masih diam saat Tara perlahan duduk di sampingnya. Dan suasana tiba-tiba saja menjadi awkward. Ternyata efek marahan mereka bisa membuat mereka jadi canggung juga.

Azril yang baru saja turun dari lantai atas, dibuat heran oleh dua insan yang hanya diam-diaman sambil nonton televisi di ruang tengah rumahnya. Berlalu menuju dapur, Azril pun menyindir.

"Saking seriusnya nonton kartun apa saking canggungnya habis marahan, nih?"

Areta mengumpat dalam hati, namun tak berani ia ungkapkan. Hingga Azril ikut bergabung di salah satu sofa yang kosong dan duduk disana.

"Eh—ada es krim!" Azril mengambil es krim coklat yang bentuknya cup besar tanpa tanya dulu itu milik siapa. "Mau lo, Kak? Baikan cuma modal disogok pake es krim?"

"Belajar sana, lho. Besok Senin lo ujian." Balas Areta.

"Gue tuh semacam spesies kelelawar. Aktifnya malam-malam."

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang