(53) Peluang dan Pilihan

82 15 3
                                    

—Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Begitu mobil terparkir apik di teras depan, Areta langsung keluar mobil tanpa menunggu sang Ayah. Tujuannya pasti, yaitu kamar Azril. Ia ketuk pintu itu tak sabaran. Sampai dimana pintu terbuka dan menampakkan sosok Azril berdiri di hadapannya dengan tampang datar.

"Maksud isi pesan yang lo kirim tadi apa?" Tanya Areta to the point.

"Yang mana?"

Dengan cepat Areta mengambil hp nya dari dalam tas selempang, lalu menunjukkan isi chat dari Azril pada yang bersangkutan.

"Ini."

"Itu pesan emang belum selesai gue ketik, tapi tiba-tiba kepencet send. Tadinya mau gue tarik, tapi yaudah lah biar lo sekalian tahu."

"Ya ini maksudnya apa?!" Tuntut Areta.

Azril menghela napas frustasi. "Lo tuh emang goblok apa gimana?! Jelas-jelas disitu tertulis kalau Kak Daffa sebenarnya juga suka sama lo!"

"Nggak usah sok tahu!" Semprot Areta. "Daffa nggak mungkin suka sama gue."

"Lo yang jangan sok tahu!" Balas ngotot Azril. "Gara-gara di pikiran lo itu cuma ada Tara Tara Tara terus... sampai-sampai lo seakan buta dan nggak bisa melihat hal lain di sekeliling lo. Termasuk fakta ini juga... kalau Kak Daffa sebenarnya juga suka sama lo!"

"Bohong. Gue nggak percaya." Kata Areta sembari menyunggingkan senyum smirk. "Jangan mentang-mentang lo nggak setuju hubungan gue sama Kak Tara, lo membuat fakta palsu!"

"Terserah. Terserah lo mau percaya atau enggak. Tapi apa yang gue omongin ini real. Kak Daffa suka sama lo. Makanya gue bilang, buka mata lo, buka hati lo. Jangan terpaku sama Kak Tara doang. Hal-hal disekitar lo juga perlu diperhatikan. Tapi untungnya Kak Daffa orangnya kalem. Nggak koar-koar dan memilih mencintai dalam diam."

"Nggak ada bukti sama dengan hoax—"

"—butuh bukti? Oke! Gue kasih bukti."

Sekarang giliran Azril yang menyempatkan mengambil hp di dalam kamar. Lalu kembali tak lama kemudian dan memutar sebuah audio record.

'Tapi gue mau lo jawab jujur dulu, jangan bohong. Lo suka nggak sama kakak gue?'

'Gue... iya. Gue suka sama kakak lo.'

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang