(60) Permintaan Pertemuan

82 14 0
                                    

Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


please vote if you know how to respect author's work!

••••

"DEVAN GUE BERANGKAT KAMPUS JANGAN LUPA KALO PULANG KUNCI RUMAH TARUH DI KOTAK KECIL SAMPING PINTU NEMPEL DI TEMBOK!"

"BERISIK, RETA GOBLOK!"

"MAKANYA JANGAN KEBO!"

Dengan gerutuan Areta berlari kecil menuruni anak tangga di rumahnya. Hari ini dia ada kelas pagi, dan mungkin karena tadi malam dia capek banget habis perjalanan jauh dari Semarang ke Jakarta yang sialnya malah membuatnya telat bangun. Bukan berarti dia melewatkan sholat subuh, tapi berhubung setelah sholat dia tidur lagi, ya beginilah hasilnya.

Devan masih di rumahnya, masih molor di kamar adik laki-lakinya. Yang sebenarnya Areta tak tahu-menahu kenapa anak pertama dari Om nya itu kabur dari rumah, makanya Areta berpesan kalau nanti sepupunya itu pulang jangan lupa pintu rumah di kunci dan menyuruhnya menaruh kunci di kotak yang menjadi tempat kunci, jangan sampai malah kunci itu dibawa pulang cowok itu.

Dengan mengendarai motor maticnya, Areta membelah jalanan kota Jakarta untuk sampai di kampusnya. Dan begitu sampai pun dia bergegas memarkirkan asal motornya lalu berlari kecil ke lantai dimana kelasnya berada. Sungguh, kalau bukan karena dia telah telat lima belas menit sejak dimulainya kelas, tak mungkin dia lari-lari alay kayak gitu. Soalnya, kalau lebih dari dua puluh menit dia tak ada di kelas, yasudah, wasalam lah absen kehadirannya.

Tiba di lantai tujuannya, Areta mengetuk pintu kelas yang sudah tertutup dengan napas sedikit tersengal. Lalu membuka pintu itu secara perlahan yang membuatnya malah jadi pusat perhatian teman lainnya. Dengan kikuk dan cengiran kaku, Areta berjalan menyalimi dosen yang sedang menuliskan materi di white board.

"Morning, Sir. Sorry for being late."

"Why did you late, Areta?"

"Em... overslept, Sir."

Ringisannya tambah lebar, lalu samar-samar dia mendengar teman sekelasnya seperti menertawakannya. Oke, dia tak bisa menyangkal karena memang dia yang salah.

"Kesalahan yang sebenarnya datang dari diri kamu sendiri." Areta mengeluarkan cengiran kaku lagi. "Have a sit, please."

"Okay. Thank you, Sir."

Setelah dipersilahkan duduk oleh dosennya — yang untungnya banget tidak disuruh pulang — lantas gadis itu buru-buru duduk di bangku yang kosong di samping Ailyn. Sebenarnya tidak kosong juga sih, tadinya itu bangku digunakan untuk tempat tas si Ailyn, tapi temannya itu peka dan langsung mengambil tasnya untuk dibuat duduk Areta.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang