(56) A Letter

83 15 9
                                    

Happy reading

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Sudah satu setengah bulan Tara masih tertidur, dan sampai saat ini Daffa selalu rutin menemani Areta datang ke rumah sakit ketika gadis itu jadwalnya pergi ke rumah sakit. Daffa tak pernah menduga sebelumnya, kalau Tara akan koma selama itu. Dan jujur, hatinya ikut sakit karena melihat Areta yang selalu sedih setiap mengunjungi kekasihnya.

Sebenarnya Areta sudah sempat pulang ke Jakarta karena sama sepertinya dia juga seorang mahasiswa. Pun juga, beberapa minggu kemarin tanggal ujian tengah semester tiba — Daffa juga sudah melewati ujian tengah semester beberapa minggu yang lalu. Areta kembali ke Jakarta bersama Azril tentunya, satu minggu setelah gadis itu diperbolehkan lepas infus dari rumah sakit. Lalu, kembali lagi ke Semarang setiap seminggu sekali — sampai saat ini.

Iya, seminggu sekali.

Tadinya Areta malah ingin stay di Semarang, tapi dilarang oleh keluarganya karena Areta tidak boleh bolos kuliah lama-lama. Jadilah, Areta meminta izin kepada orang tuanya untuk pulang pergi Jakarta-Semarang setiap seminggu sekali. Areta akan berangkat ke Semarang pada hari kamis sore mengambil jam keberangkatan di jam tiga. Lalu balik lagi ke Jakarta pada minggu siang. Bukan naik pesawat, melainkan naik kereta mengingat biaya tiket pesawat mahal walau waktu tempuh kereta juga lumayan lama, hampir tujuh jam. Meskipun dari keluarga yang cukup berada, tapi Areta masih bisa berpikir kalau dia tidak boleh boros uang karena itu masih uangnya orang tua. Makanya, Areta memilih untuk naik kereta.

Awalnya Azril ikut pulang-pergi, tapi sudah dua minggu ini dia stay di Semarang.

Dan saat ini, Daffa tengah berada di stasiun Poncol karena menunggu kedatangan Areta. Iya, Areta masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Semarang dan dia yang menjemput. Setelah menunggu beberapa menit, kereta dari arah Jakarta pun tiba. Tadinya yang masih dalam posisi duduk di ruang tunggu di bagian luar stasiun, kini Daffa mulai berjalan menuju pintu keluar agar Areta tidak kesulitan mencarinya.

Ini sudah malam, jadi penumpangnya juga tidak sebanyak kalau siang. Dan tidak susah bagi Daffa menemukan Areta yang tengah berjalan menunduk sambil mengetikkan sesuatu di hp nya. Yang tak lama, ponselnya sendiri bergetar tanda pesan masuk disana. Tak usah dibuka pun Daffa tahu itu dari Areta, makanya, begitu Areta sudah bisa ia gapai Daffa langsung menepuk pundak Areta dan memanggil namanya.

"Reta."

Areta menoleh, lantas memberikan senyum manis. "Baru aku chat. Udah lama? Betewe makasih ya udah mau jemput."

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang