—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!
••••
Rasa-rasanya, Daffa tak sanggup lagi memulai percakapan lebih dulu dengan Areta setelah kejadian dalam video call malam itu. Daffa malu, dan rasa malunya benar-benar sampai ke ubun-ubun. Kalau misal pun ada kesempatan ataupun sesuatu yang kebetulan untuk dirinya bertemu Areta lagi, mungkin Daffa akan berdoa agar dirinya bisa ambles ke dasar perut bumi saat itu juga. Atau tidak, ya berharap kalau dirinya adalah Nobita yang dimana ada Doraemon yang akan meminjamkannya pintu kemana saja, jadi dia bisa langsung menghindar dari gadis itu.
Semua karena Ibunya, yang dengan mulut luwesnya ikut nimbrung percakapan saat dirinya melakukan video call bertiga. Namun, sayangnya wanita bernama Isma itu berpikir kalau hanya ada dirinya dan Kesha yang bertelepon. Padahal ada orang lain, gadis cantik dari Jakarta, orang yang Daffa sukai, Areta namanya. Kalau bukan Ibunya, mungkin Daffa akan menyumpah-serapahi saat kejadian itu terjadi. Tapi itu Ibunya, orang yang melahirkannya, jadi Daffa hanya bisa langsung berguling-guling di kasur, menenggelamkan layar hp hingga jadi warna hitam, lalu kakinya sibuk menendangi udara dengan rasa kesal dan malu yang tingginya tak kira-kira.
Saat itu semuanya berjalan lancar. Begitu sambungan telepon tatap muka itu terhubung, yang pertama mengangkat jelas Kesha, selang beberapa detik baru Areta ikut bergabung. Begitu melihat bagaimana tampilan Areta di malam hari, Daffa dibuat kaget plus terkesima sendiri. Kaget karena ucapan Areta yang lewat pesan sebelumnya terbukti benar, tampilannya agak acak-acakan, rambutnya dicepol acak yang memberi kesan tak rapi, juga kolor pendek selutut lalu kaos oblong warna putih. Namun juga dibuat terkesima disaat yang bersamaan karena meskipun dengan tampilan demikian Areta masih saja cantik dimatanya. Namanya juga cinta, dan itu buta.
Daffa saat itu lebih banyak diamnya, karena Kesha sepertinya sudah tak sabar ingin merampungkan tugas bahasa Inggrisnya dan pembahasan hanya seputar tugas. Daffa hanya sesekali menimpali kalau ada yang mengajaknya bicara. Seperti Kesha yang tanya kok sepatu sandalnya belum sampai di rumah, lalu cerita tentang bapak mereka yang kemarin habis jalan-jalan bareng bapaknya Chandra seharian penuh sampai Ibu ngomel-ngomel, yang mana kejadian itu tak luput dari perhatian Areta yang mendengarnya dengan jelas. Sampai dimana tugas sekolah Kesha selesai, mereka bertiga menyempatkan untuk mengobrol sebentar dan perkenalan singkat antara Kesha dengan Areta.
Dan, saat itulah hal memalukan bagi Daffa tiba. Tadinya hanya ada Kesha di ruang tamu, tapi tiba-tiba datanglah sang Ibu yang ikut duduk di atas sofa.
"Telponan sama siapa, Dek?" Tanya Ibu saat itu tanpa berniat melihat ke layar hp milik Kesha.
Kesha dengan santai menimpali. "Mas Daffa, Buk. Ngerjain tugas."
"Daffa sehat, Nak?"
"Sehat, Buk. Alhamdulillah. Ibuk sama Bapak sehat juga, tho?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romance[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...