—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!••••
Begitu selesai mandi, gadis bernama lengkap Areta Zayba Almira itu keluar kamar untuk membantu Bundanya yang tengah sibuk menyiapkan bahan-bahan yang nantinya akan digunakan untuk memasak. Bundanya itu terlihat sedang mengiris bawang, cabai, juga tomat. Melihat ada sayur kangkung yang diwadahi dalam ceting plastik dan kayaknya belum di cuci, Areta pun inisiatif untuk mencuci itu di wastafel.
Di dapur hanya masih terlihat Bundanya saja. Ayahnya dan adik laki-lakinya belum kelihatan batang hidungnya.
"Ayah mandi ya, Bun?" Tanya gadis itu.
"Iya."
"Adek?"
"Adeknya tidur, dari tadi siang belum bangun."
"Kebo banget si adek."
Feira hanya terkekeh.
Selang beberapa menit kemudian, Ayahnya telah selesai membersihkan diri. Seperti yang diucapkan sebelumnya, mandinya keramas. Lelaki yang hampir menginjak umur setengah abad itu duduk di bangku meja makan, meminum teh hangat yang sudah disiapkan oleh Feira.
"Abang mana, nda?"
"Tidur."
"Jam segini?"
"Ya dari tadi siang, Mas. Cuma belum bangun anaknya." Jawab Feira seraya beranjak untuk menyiapkan wajan untuk menumis kangkung. "Oh iya, Abang tadi bilang katanya minggu depan mau ke Jakarta. Ambil sisa berkas kelulusan yang belum sempat diambil. Terus, anakmu itu juga ternyata udah diam-diam daftar online PMB STAN. Udah dibuka emang pendaftarannya?"
"Loh iya, toh? Terkahir Mas cuma baca berita kalau pembukaan pendaftaran nggak lama lagi, ternyata udah malahan. Terus tes pertama kapan?"
"Belum tak tanyain orang tadi kelihatan ngantuk terus pamit ke kamar."
Baru saja dibicarakan, orangnya tiba-tiba keluar dari kamar dan turut bergabung bersama yang lain di kitchen area. Duduk di sebelah Ayahnya lalu meletakkan kembali kepalanya di atas meja makan.
"Udah daftar PMB STAN kamu, Bang?"
"Mmh." Azril hanya bergumam, masih malas membuka mulut.
"Tes pertama kapan?"
"Dua minggu lagi. Tempat tesnya aku ngambil di Jakarta, jadi mungkin minggu depan kan aku balik Jakarta buat ambil beberapa berkas kelulusan SMA yang belum kuambil, kayaknya aku bakal nggak balik kesini lagi."
"Nggak papa. Fokus belajar aja. Ayah sama Bunda doain dari rumah semoga diberi kelancaran pas ngerjain soalnya besok."
"Aamiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romantizm[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...