—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!
••••
Cukup lama Areta hanya berdiri di balik pintu kamar rawat sang kekasih saat dirasanya cowoknya itu sedang ada pembicaraan serius dengan kedua orang tuanya. Perasaan tak tenang kembali muncul, dan Areta tak tahu bagaimana harus menanganinya. Dia takut, kalau memang sebentar lagi dirinya harus berpisah dengan Tara. Pertanyaannya, apa dia sanggung menanggung semua rasa sakitnya? Sementara sampai saat ini, hanya Tara yang bisa mengisi isi hatinya dengan berbagai rasa.
Entah sudah keberapa kalinya helaan napas putus asa ia hembuskan, dan helaan napas itu diikuti oleh mata yang semakin kini semakin berkabut. Tapi dia tak ingin menangis, makanya segera ia usap sudut matanya sendiri dan mencoba menguatkan diri.
"Kak Reta?"
Areta mengangkat pandangan, di depannya sudah ada Bara dengan tampilan kasualnya.
"Eh, hai." Gadis itu lantas memaksakan senyum. "Dari mana?"
"Dari hotel, lo sendiri kenapa nggak masuk?"
"Ah, di dalam masih ada Om sama Tante. Kayaknya lagi ngobrol serius, jadi gue nunggu disini dulu."
"Masuk aja."
Bara langsung meninggalkan Areta begitu saja, masuk ke dalam kamar inap kakaknya. Mau tak mau, Areta pun melangkah mengikuti langkah Bara. Begitu dirinya masuk, Tara langsung menatapnya dengan tatapan sedikit kaget, Areta bisa melihat itu dengan jelas. Tapi dia mencoba santai dengan memberikan senyum manis pada kekasihnya itu.
Sedikit berbeda dengan respon Tara, Mamah dan Papahnya Tara malah bersikap biasa saja seperti tak ada yang terjadi. Areta mendekat, lalu berniat meraih tangan dua orang itu.
"Pagi, Om, Tante." Sapanya sambil menyalimi tangan mereka.
"Pagi juga, Ret." Gina, Mamahnya Tara yang membalas. "Sampai jam berapa tadi malam?"
"Kayak biasa, Tan, jam sepuluh turun dari kereta. Sampai rumah jam setengah sebelas lebih sedikit."
"Di jemput Ayah?" Tara, cowok itu ikut-ikut bertanya.
Areta mengulum bibirnya kedalam, namun tetap ia jawab dengan nada ragu. "Di jemput Daffa."
Dan, Tara langsung ber-oh ria.
"Yaudah, Mamah tinggal ya, Ta. Jangan lupa pesan Papahmu." Ujar ibu dari Tara, lalu menyempatkan untuk menengok pada Areta. "Tante keluar dulu, ya, Ret."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romance[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...