—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!
••••
Hari ini Areta ada jadwal untuk bimbingan bab satu proposal bersama dosen pembimbing. Janjiannya setelah selesai mata kuliah, itu artinya setelah kelas yang sedang ia ikuti ini selesai. Semakin sibuk, juga semakin stres. Belum lagi akhir-akhir ini Tara sering banget menunjukkan sesuatu yang membuatnya heran. Memang sih, setiap hari masih komunikasi lewat chat atau teleponan sepanjang malam. Tapi untuk bertemu, mungkin bisa dihitung seminggu bisa cuma tiga kali saja. Padahal biasanya, kalau dirinya tak bisa menemui Tara, cowok itu yang akan menghampirinya ke rumah.
Itu membuatnya kepikiran, dan banyak spekulasi yang tiba-tiba berdatangan di kepalanya. Kesibukan apa yang membuat pacarnya itu sulit untuk ditemui. Meski komunikasi lancar, tetap saja itu aneh bagi Areta. Kalau untuk kesibukan mempersiapkan acara wisuda, kayaknya juga tak akan sesibuk itu. Ya cowok kan beda sama perempuan yang harus beli kebaya, menyewa MUA, dan lain sebagainya. Cowok sudah beres hanya dengan kemeja putih dan celana hitam, dilengkapi dengan sepatu pdh. Lalu, sibuk apa coba?
"Ret!!"
"Astaga—lo ngapain sih main tabok-tabok aja?!"
"Ya lo diajak ngomong dari tadi malah bengong." Ailyn berdecak.
"Sori. Kenapa?"
"Diva dari tadi ngelihatin lo terus."
Reflek Areta langsung menoleh pada bangku yang ditempati Diva — di sisi kanan tapi dua baris di depannya. Saat dia menoleh, Diva memang masih menatap ke depan dimana tampilan powerpoint terpampang di layar LCD, namun beberapa detik kemudian memang Areta merasa diperhatikan diam-diam dari ekor matanya.
Tak tahu alasan pastinya, kenapa Diva punya gelagat kayak mau ngomong dan terkesan ragu-ragu. Areta sih sebenarnya tidak benci pada temannya itu, hanya saja sering marah kalau sudah mendapatinya jalan sama Tara.
"Ada masalah apa sih, lo berdua?" Ailyn bertanya.
Areta hanya menggeleng, lalu memilih kembali fokus pada apa yang sedang dosennya terangkan di depan. Lalu setelah beberapa menit kemudian, kelas selesai dan Areta siap untuk bertemu Bu Clarisa untuk bimbingan. Ailyn sudah izin pulang duluan, dan saat dirinya berjalan di lorong kampus menuju kantor dosen, ada Diva yang memanggil namanya dari belakang.
"Reta!"
Areta berbalik, dengan tangan mendekap tas laptop miliknya. "Kenapa?"
Diva mendekat, berdiri di depannya. Dan memang, Diva ini seperti ragu-ragu buat ngomongnya. Membuat Areta penasaran dan entah kenapa malah takut sendiri.
"Gue nggak bisa lama, Div. Udah ditunggu Bu Clarisa buat bimbingan."
"Gue cuma mau tanya, selama ini Tara nginep di rumah lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romance[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...