(32) Perang Mulut

95 17 0
                                    

Happy reading

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


please vote if you know how to respect author's work!

••••

Areta baru saja selesai latihan untuk lomba bersama dengan rekan se-tim nya. Mood nya lumayan jelek hari ini. Badannya juga sangat lelah. Tadi tuh Tara janji mau menjemput, soalnya motornya masih belum juga dikembalikan oleh Vano — tak tahu juga itu motor akan dikembalikan kapan. Tapi tiga puluh menit tepat sebelum sesi latihan selesai, Tara nge-chat kalau dirinya tidak bisa menjemput karena ada urusan dadakan bersama keluarganya. Ya sebenarnya Areta bisa saja naik ojek atau taksi online, masalahnya sekarang hp nya mati total. Dia lupa membawa charger dan kebetulan charger milik teman-temannya semuanya memiliki tipe yang berbeda. Jadinya tak bisa masuk pada colokan hp nya.

Apa iya dia harus jalan kaki dari kampus menuju rumahnya? Yang ada kakinya patah begitu sampai di rumah. Mana sekarang lagi musim hujan. Cuacanya sudah mendung, mungkin sebentar lagi hujan bakal turun. Dan, sebalnya punya adik seperti Azril itu, orangnya tidak punya belas kasih. Sudah tahu kakaknya belum juga pulang ke rumah padahal sudah sore banget, tak ada niatan menjemput ke kampus gitu.

Huft, badannya lelah, perutnya lapar, sumpek juga rasanya sudah pengen mandi karena kulit rasanya lengket, tapi mau pulang saja dia masih bingung.

Areta sudah berada di pinggir jalan, terpaksa berjalan menyusuri trotoar tepi jalan raya siapa tahu ada abang-abang gojek lewat. Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, tak lama suara adzan maghrib pun terdengar dan disusul oleh tetesan air yang mulai jatuh dari atas langit. Areta meneduh di sebuah halte, bersama beberapa orang lainnya juga. Cukup lama, dan yang ada malah semakin deras saja hujannya.

Sudah ingin menangis saja rasanya, selain lapar dia juga pusing. Pokoknya sampai rumah nanti, dia akan menyuruh Azril yang memasak.

Halte tempat ia berteduh ini di hadapannya ada lampu lalu lintas. Sudah terhitung sejak ia mulai berteduh, sudah beberapa kali juga kendaraan pada berhenti karena lampu merah. Areta tadinya cuek-cuek saja, namun tiba-tiba dadanya sesak menahan rasa sakit dan cemburu. Tepat di hadapannya, ada motor yang sangat ia kenali. Motor gede milik sang kekasih, yang mana di atasnya ada Tara yang tengah memboncengkan seorang wanita. Wajahnya memang tak terlihat soalnya ditutup helm, tapi dari sepatunya saja dia tahu kalau mereka ada Tara dan juga Diva.

Acara dadakan bersama keluarga, ya? Bullshit. Hujan masih turun, tapi Areta tidak perduli dan mulai melanjutkan jalan lagi meski mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang yang ada disana. Entah dia beruntung atau bagaimana, ada suara yang menyerukan namanya tiba-tiba membuat dia berhenti.

"ARETA."

Areta menoleh ke sisi jalanan, dan ternyata ada motor berhenti disana. Areta mengerutkan keningnya, lalu perlahan mendekat dan begitu orang itu membuka kaca helm nya, baru deh Areta tahu siapa dia.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang