—Happy reading—
please vote if you know how to respect author's work!••••
Gimana caranya gue mau berusaha buka hati, kalo komitmen yang coba lo buat aja nggak bener-bener — Daffa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Daffa dan Chandra, dua sejoli itu kini tengah disibukkan dengan latihan karawitan yang diadakan di salah satu gedung di Purwokerto. Sudah sejak siang tadi, sekiranya dari jam dua dan sampai sekarang masih belum selesai padahal terang sudah berganti gelap. Bukan hanya mereka berdua sebenarnya, semua pemain gamelan itu sudah mengeluh sejak hari sudah menjelang sore. Ingin segera pulang, mandi, dan memeluk guling sambil goleran di kasur.
Sebenarnya sudah cukup lama, terhitung sudah sekitar dua bulan mereka tidak latihan karawitan. Adanya lomba dalang yang akan dilaksanakan minggu depan adalah sebab mereka kembali latihan, karena grup mereka yang kebetulan ditunjuk sebagai pengiring. Dan Daffa juga Chandra merupakan salah satu anggota pengrawit yang besok akan tampil.
"Daf, inyong sih wes ora teyeng." Ucap Chandra dengan wajah kecut, penuh keringat, yang membuat wajahnya kelihatan kinclong. (Daf, sumpah gue udah nggak kuat).
"Ya pada bae nyong juga. Nek inyong iso mulih ket mau, ya ora bakal inyong iseh nang kene." (Gue juga sama. Kalo gue bisa pulang dari tadi, nggak bakalan gue masih disini).
Chandra hanya menghela nafas pasrah. Mau pulang terlebih dahulu, tidak enak hati pada teman-temannya. Padahal bisa saja dia berbohong pada ketua kalau dirinya ada keperluan lain yang mendesak. Namun hatinya masih ada jiwa rasa korsa.
Setelah jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam, akhirnya ketua menyudahi acara latihan karawitan ini. Semua pengrawit satu persatu mulai meninggalkan gedung. Begitupun dengan Daffa dan Chandra. Yang sedari tadi sudah ingin pulang ke rumah masing-masing. Baru mereka keluar gedung dari pintu samping, sosok wanita menyita perhatian Chandra. Membuat pria dengan kulit tan itu langsung menyenggol lengan Daffa yang pandangannya sibuk ke bawah karena masih melihat hp.
"Ngapa senggal-senggol sih, Chan!" Celetuk Daffa dengan tatapan masih menunduk.
"Itu... sudah ditunggu pujaan hati."
Kepala Daffa terangkat, dan netranya langsung menangkap sosok wanita yang tengah tersenyum kecil. Berdiri di samping motor matic-nya sambil bersedekap tangan di depan dada. Pantas saja, karena Purwokerto sering diguyur hujan yang membuat cuaca menjadi semakin dingin.
"Nyong balik duluan, yak? Ora pan ganggu suasana. Good luck!" Ucap Chandra disertai kekehan lalu menepuk kecil pundak Daffa, yang membuat lelaki itu mendengus kecil. (Gue balik duluan, ya? Nggak mau ganggu suasana. Good luck!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In You
Romance[𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂] [𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒍𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝑽𝑶𝑻𝑬] --- "𝑰'𝒎 𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒊𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝑲𝒂𝒌 𝑻𝒂𝒓𝒂. 𝑯𝒐𝒘 𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒃𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒋𝒆𝒓𝒌 𝒕𝒐 𝒎𝒆?" "𝑰'𝒎 𝒔𝒐 𝒔�...