(4) Sewaktu Masih Indah

144 29 2
                                    

—Happy reading—

please vote if you know how to respect author's work!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

please vote if you know how to respect author's work!

••••

Pada akhirnya, hanya karena cinta orang bisa sangat bahagia namun juga bisa menjadi begitu sangat terpuruk. — Areta Z.A.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jika disuruh memilih antara naik bus atau kereta, maka dengan yakin Areta akan menjawab kereta. Alasannya simpel, dia tidak menyukai bau bus. Pernah dulu dia ikut study tour semasa SMP dari Jakarta ke Surabaya, dia mabuk. Sejak saat itu, ketika bepergian menggunakan transportasi umum dia akan memilih kereta daripada bus. Bahkan mendengar kata bus saat dirinya akan pergi, dia jadi mual duluan padahal belum apa-apa.

Setengah jam menuju jam keberangkatan kereta, Areta masih duduk di ruang tunggu bersama Ayahnya. Teman-temannya sudah pergi lebih dulu ke boarding pass, dan Areta memilih tinggal sejenak karena permintaan sang Ayah. Gadis itu meskipun duduk bersebelahan dengan Jaehyun, namun dirinya malah sibuk bertukar pesan dengan Tara. Memberitahu bahwa sebentar lagi dirinya akan naik ke kereta dan pesan-pesan yang biasa orang pacaran kirimkan. Mengabaikan sang Ayah yang malah berdiam diri dengan tangan mengepal di atas pahanya.

Lima menit berlalu, merasa tak akan ada yang Ayahnya bicarakan Areta memilih menyimpan hp nya ke dalam tas selempangnya. Menoleh ke sisi kiri dan menatap wajah Ayahnya yang seperti banyak pikiran. Sejak pagi tadi, sejak mereka duduk di meja makan untuk sarapan, suasananya jadi sedikit berbeda. Karena kejadian malam sebelumnya dimana Jaehyun dan Feira adu mulut dan menyinggung tentang poligami, suasana keluarga itu menjadi dingin. Sampai saat ini.

Areta bingung dengan pola pikir Bundanya, kenapa Bundanya malah menginginkan Ayahnya untuk poligami dimana hal itu sangat tidak disukai oleh seorang istri. Kebanyakan istri akan sangat menentang bahkan marah jika mengetahui suaminya akan berpoligami, namun berbeda dengan Bundanya. Malah dari kasus ini, Bundanya lah pihak yang menyuruh, membuat kedua orang tuanya sering adu argumen karena berbeda pendapat, membuat dirinya dan Azril sangat ketakutan jika hal itu benar-benar menjadi nyata.

"Ayah?" Panggil Areta.

Kepala Jaehyun terangkat, menoleh ke sisi kanan dan menatap anaknya dengan sedikit senyuman.

"Udah waktunya aku ke boarding pass. Temen-temen yang lain udah nunggu."

Tiba-tiba Jaehyun berdiri, diikuti oleh Areta setelahnya. Gadis itu menyangklong tas punggung dan mulai berjalan ke pintu keberangkatan bersama Ayahnya yang menggeret kopernya. Mereka berdua berhenti tepat di depan pintu keberangkatan, Areta berbalik dan mengulurkan tangannya untuk menyalimi tangan Ayahnya, pamitan.

"Aku pamit, besok kalau kalian udah sampai Purwokerto kabarin aja. Entar aku kasih tau lokasi kost-an aku sama temen-temen. Itu... kalau Ayah mau nyamperin, sih." Kata Areta.

Rain In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang